WIKA Dapat Proyek dari Pertamina, Nilainya Capai Rp 475 Miliar
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dipercaya mengerjakan proyek pembangunan baru Pier 1 di Terminal Terpadu Manggis, Bali. Proyek yang akan dibangun WIKA ini berasal dari PT Pertamina Patra Niaga dengan nilai kontrak Rp475 miliar.
Pembangunan Dermaga 1 baru di Terminal Terpadu Manggis yang dilakukan Wijaya Karya bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas bongkar muat Dermaga Terminal Manggis serta meningkatkan keandalan dan fleksibilitas stok bahan bakar minyak (BBM) di pulau tersebut. Dari Bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Selama masa konstruksi, WIKA dipercaya untuk mengerjakan pembangunan dermaga mulai dari persiapan lapangan hingga pengoperasian, hingga selesai pada tahun 2026. Pelaksanaan proyek tersebut semakin memperkuat kompetensi WIKA dalam mendukung infrastruktur EPCC di Indonesia.
Presiden dan Direktur WIKA, Agung Budi Waskito, mengatakan upaya yang dilakukan Perseroan dalam masa transformasi, yaitu eksekusi proyek-proyek yang sangat baik, mulai menunjukkan hasil sesuai dengan rencana Perseroan.
Hal ini tercermin pada kinerja operasional inti Perseroan yang menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari margin laba kotor (GPM) masing-masing sebesar 8,4 persen dan 9,9 persen untuk segmen Infrastruktur dan Konstruksi serta EPCC pada kuartal II tahun 2024, meningkat sebesar 8,2 persen dan 7,9 persen year-on-year.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan per 30 Juni 2024, WIKA mencatatkan pendapatan penjualan sebesar Rp7,53 triliun. Kontributor utama pendapatan penjualan adalah segmen Infrastruktur dan Bangunan serta Industri yang masing-masing menyumbang lebih dari 30 persen, disusul EPCC sebesar 16,5 persen, dan segmen Real Estate sebesar 18,3 persen.
“Penguatan kinerja operasional WIKA dapat dicapai berkat upaya Perseroan dalam menerapkan lean konstruksi dan digitalisasi, serta terus mengupayakan efisiensi operasional di seluruh proyek yang sedang berjalan,” kata Agung dalam keterangan resmi dikutip, Senin (02/09/2024). . ).
Perseroan berhasil menurunkan piutang sebesar 15,3 persen dari Rp8,40 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp7,11 triliun pada Q2 2024. Hal ini sejalan dengan upaya serius perseroan dalam menerapkan salah satu dari 8 langkah restrukturisasi stream. mempercepat penagihan piutang.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) kembali meraih hasil positif pada kinerja operasional inti. Perseroan meraih margin laba kotor (GPM) sebesar 8,4% dan 9,9% pada segmen infrastruktur dan bangunan serta EPCC pada kuartal II-2024. Jumlah tersebut meningkat 8,2% dan 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perseroan per 30 Juni 2024, Wijaya Karya meraih pendapatan penjualan sebesar Rp7,53 triliun.
Kontributor utama penjualan adalah segmen Infrastruktur, Konstruksi, dan Industri yang masing-masing menyumbang lebih dari 30%, disusul EPCC sebesar 16,5%, dan segmen Real Estate sebesar 18,3%.
“Penguatan kinerja operasional WIKA dapat dicapai berkat upaya Perseroan dalam lean konstruksi dan digitalisasi, serta upaya efisiensi operasional yang terus dilakukan di seluruh proyek yang sedang berjalan,” kata Presiden dan CEO WIKA Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi di Jakarta. dikutip Jumat (30/8/2024).
Selain itu, WIKA berhasil menurunkan piutangnya sebesar 15,3% menjadi Rp7,11 triliun pada kuartal II-2024 dari sebelumnya Rp8,40 triliun pada tahun 2023.
Berkaca pada laporan keuangan Q2 2024, Agung BW mengatakan dukungan pemangku kepentingan dan pemerintah dalam upaya pemulihan keuangan perusahaan sejauh ini membuat perusahaan optimis dalam menjawab tantangan ke depan.
Dengan transformasi dan 8 proses restrukturisasi, perseroan berupaya untuk selalu menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dan pemerintah, serta memberikan kinerja luar biasa dalam seluruh pekerjaan, ujarnya.
“Perbaikan kinerja perseroan tercermin dari membaiknya Gearing Ratio dan Debt/Equity Ratio (DER) WIKA yang masing-masing sebesar 2,31x dan 3,23x pada Q2 2024. menurun pada tahun 2023. II. dibandingkan posisi kuarter yaitu 3,86 kali dan 5,89 kali. Hal ini berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan dan pemerintah dalam memperkuat struktur permodalan Perseroan dan upaya Perseroan untuk tetap fokus pada investasi. tunai,” katanya.