THE NEWS Kemlu RI Sudah Evakuasi 65 WNI dari Lebanon
thedesignweb.co.id, Batavia – Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) berhasil mengevakuasi 65 WNI dari Lebanon.
Proses evakuasi dilakukan dalam lima gelombang, yaitu: Gelombang 1 (10 Agustus 2024): 13 WNI Gelombang 2 (18 Agustus 2024): 7 WNI Gelombang 3 (28 Agustus 2024): 5 WNI Gelombang 4 (2 Oktober 2024) : 20 WNI, 14 laki-laki dan 6 perempuan Octaro 5 (3 Oktober 2024) : 20 WNI dan 1 WNA, 10 laki-laki dan 11 perempuan.
WNI yang dipulangkan pertama pada gelombang ketiga tiba dengan selamat di Indonesia, gelombang keempat tiba di Amman, Yordania, dan gelombang kelima tiba di Amman.
Berdasarkan informasi Kementerian Luar Negeri RI, hingga Jumat (4/10/2024), masih terdapat 116 WNI yang berdomisili di Lebanon melalui beberapa kota, Beirut (83), Baabda (4), Bekaa (83). . Byblos (3), Tripoli (13), Akkar (4), Tirus (3) dan Saida (1).
Mereka adalah pelajar, pekerja migran, dan warga negara Indonesia yang menikah dengan warga setempat.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha tidak memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menyelesaikan gelombang evakuasi selanjutnya. Namun, ia mengimbau WNI yang masih berada di Lebanon tidak menunggu situasi memburuk untuk meminta evakuasi.
“Jangan menunggu situasi memburuk. Jika situasi memburuk maka kemampuan kita untuk melakukan evakuasi akan sangat terbatas,” kata Judha dalam siaran persnya, Jumat (4/10/2024).
Judha mencatat beberapa tantangan yang dialami pemerintah selama proses evakuasi.
Pertama, sebaran WNI ke banyak daerah.
Meski di Beirut banyak, namun banyak juga yang tersebar di beberapa titik lain, kata Judha seraya menambahkan, WNI yang masih berada di Lebanon takut untuk ikut evakuasi karena masih terikat dengan status pendidikan dan pekerjaan.
Masalah administratif sekunder.
Judha secara khusus mengatakan banyak WNI yang belum terdaftar secara resmi.
“Kalau kita evakuasi, di titik perbatasan kita akan lewat jalur imigrasi. Nah, pintu keluarnya harus boleh bagi yang harus melanjutkan ke imigrasi di Beirut. Saat kita bantu, kebetulan terjadi pelanggaran keimigrasian, dan ini terjadi. Sudah saatnya masalah evakuasi diselesaikan,” jelasnya.
Selain itu, melihat meluasnya konflik di Timur Tengah dan potensi penutupan wilayah udara di negara-negara kawasan, Judha juga mengimbau bagi WNI yang memiliki rencana untuk menunda perjalanan ke sana.
“Dalam situasi saat ini, kami sangat menganjurkan untuk menunda perjalanan. Karena ada usulan untuk menunda perjalanan ke beberapa titik konflik, maka kemungkinan beberapa negara di Timur Tengah menutup ruangnya sangat tinggi,” jelas Judha.
“Jadi para agen negara kita yang mempunyai rencana perjalanan dan menggunakan kawasan Timur Tengah sebagai titik transit seperti Abu Dhabi, Dubai, lalu Doha dan banyak titik transit lainnya, mohon menunggu gangguan penerbangan tersebut.”