Kesehatan

Angkat Potensi Obat Herbal, BPOM Dorong Fitofarmaka Masuk dalam JKN

Lipatan6.com, kepala lembaga pengawasan makanan dan obat -obatan Indonesia (BPOM RI), Taruna Ikrar telah mengungkapkan pentingnya memperkuat dan menggunakan obat -obatan gender Indonesia di Layanan Kesehatan Nasional.

Taruna mengatakan Indonesia memiliki kekayaan biologis yang sangat besar dengan lebih dari 30.000 spesies yang harus dikembangkan dalam pengobatan. 

Atas dasar data BPA, lebih dari 17.000 produk sayuran, 78 obat sayuran standar dan 21 fitofarmasi saat ini dicatat.

“Kita harus memiliki spesialisasi untuk meningkatkan penguatan atau penggunaan obat asli Indonesia ini,” kata Taruna dalam pertemuan koordinasi KKSK pada kuartal pertama 2025. Kamis 6 Maret 2012) Kamis (6 Maret 2012).

Penggunaan obat -obatan alami harus memperkuat layanan kesehatan nasional. Oleh karena itu diharapkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor obat -obatan sintetis, serta mendorong pertumbuhan industri pabrik rumah.

“Kami ingin memastikan bahwa bahan -bahan alami, khususnya phytopharmacea, sebagian besar dapat dalam layanan kesehatan,” kata Wakil Kedokteran tradisional, tunjangan dan kosmetik, Mohamad Kashuri, yang mewakili kepala BPA selama sesi diskusi.

Fitofarmaca adalah obat tanaman standar (OHT) yang telah melintasi tes pra-klinis (pada hewan percobaan) dan tes klinis (pada manusia) di mana bahan baku dan produk distandarisasi. 

 

BPA menggarisbawahi kebutuhan untuk mempercepat kebijakan strategis untuk mengintegrasikan bahan -bahan alami, khususnya fitofarmamen, dalam Skema Asuransi Kesehatan Nasional (JKN) – BPJS Health.

Seperti halnya di atas, Fitopharmaca diuji secara klinis dan memiliki standar keamanan yang tinggi, sehingga dapat menjadi pengobatan alternatif yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Penggunaan fitofarmake di JKN juga dianggap meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan memperluas pilihan terapi pasien.

Dengan bagian -bagian strategis ini, BPA berharap bahwa penggunaan obat -obatan Indonesia asli akan meningkat dan dapat menawarkan manfaat yang lebih besar untuk kesehatan masyarakat dan pertumbuhan industri farmasi alami berdasarkan bahan di negara tersebut.

Atas dasar tingkat bukti efisiensi dan keamanan, obat -obatan herbal di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tiga jenis utama:

1. Pit

Lubang ini adalah bentuk obat tradisional yang paling sederhana dan paling umum yang diketahui publik. Obat herbal terbuat dari bahan -bahan alami seperti tanaman obat, yang secara tradisional diproses berdasarkan resep herediter. Efisiensi dan keamanan kedokteran tanaman terutama didasarkan pada pengalaman empiris bahwa masyarakat banyak digunakan.

Beberapa contoh tanaman populer di Indonesia meliputi:

– Asam Penasaran: Meredakan nyeri menstruasi dan meningkatkan resistensi.

– Kencur Rice: Tingkatkan nafsu makan dan menghilangkan rasa sakit

2 Standard Herble Medicine (OHT)

Obat herbal standar adalah tingkat lebih lanjut dari pengobatan sayuran. OHT telah melewati proses standardisasi bahan baku dan keamanan dan efisiensi telah ditunjukkan melalui tes utama. Proses produksi OHT juga menggunakan teknologi obat nabati yang lebih maju.

Beberapa contoh obat berbasis obat berdasarkan pasar:

– Popok: Untuk mengurangi frekuensi buang air besar

– Tidur: Untuk membantu meringankan gangguan tidur

– Buang angin: untuk meringankan gejala dingin

 

Phytopharmaca adalah obat tradisional dengan tingkat bukti tertinggi. Selain tes standardisasi dan tes, seperti OHT, phytopharmacea juga telah melintasi studi klinis pada manusia.

Efisiensi dan keamanan phytopharmake secara ilmiah ditunjukkan setara dengan obat modern.

Contoh phytophacys produk yang beredar di Indonesia:

– Stimununo: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

– Nodiar: Treats Diare tidak menentukan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *