Regional

DESIGN WEB Sedang Dilakukan Pendataan, Pemerintah Siapkan Bantuan Rumah Rusak Akibat Gempa di Kabupaten Bandung dan Garut

thedesignweb.co.id, Bandung – Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendata rumah-rumah yang rusak di Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat (Jabar) akibat gempa M4.9 dua hari lalu.

Menurut Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmuddin, nilai bantuan stimulus rumah rusak terdampak gempa sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat. Lalu Rp30 juta untuk kerusakan sedang dan Rp15 juta untuk kerusakan ringan.

“Pesan Kepala BNPB, jangan sampai sebulan ditempati, tapi setelah itu harus dipikirkan seberapa rusak rumahnya, makanya diberikan semacam sewa sebesar 500 ribu rubel. (Enam bulan ke depan) Lalu bagaimana jika mereka tinggal di rumah kerabatnya, “Uang itu penggantinya. Jangan sampai membebani keluarga yang tinggal bersama,” kata Bey, Sabtu (28/20). 9/2024).

Diakui Bey, bantuan serupa juga disalurkan oleh Pemerintah Jawa Barat. Salah satunya adalah pembagian toilet portabel atau yang dikenal dengan toilet sementara, dan pembangunan dapur umum darurat di lokasi pengungsian.

BPBD Jabar mencatat 722 rumah rusak berat, 902 rumah rusak sedang, dan 2.949 rumah rusak ringan akibat gempa dahsyat beberapa waktu lalu.

Dari rincian tersebut, sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Bandung. Diperkirakan dampak gempa di BPBD Jabar menimbulkan kerugian sekitar Rp430 juta, kata Bey.

 Tonton video ini:

Bey Machmudin meminta mitigasi bencana harus dilakukan dengan memberikan pelatihan dan simulasi yang lebih intensif kepada masyarakat.

Menurut Beu, sebagai daerah yang rawan bencana dan mencapai angka nasional tertinggi pada tahun 2023 sebanyak 753 kejadian, maka pelatihan dan simulasi mitigasi bencana harus terus dilakukan secara berkala.

“Kita ini daerah yang rawan bencana, maka dari itu pelatihan atau penyadaran (mitigasi bencana) sangat penting. Jadi pelajaran kemarin dari Kabupaten Bandung ada cerita ada seorang anak yang selamat yaitu tidak terluka sama sekali. Karena saat gempa langsung bersembunyi di bawah bangku lain, ada orang lain yang terluka, sehingga masyarakat harus selalu diingatkan,” kata Bey dalam keterangannya kepada media.

Bey mengatakan, informasi tersebut merupakan hasil pelatihan dan simulasi, terbukti para penyintas gempa dahsyat di Kabupaten Bandung tidak mengalami luka karena mengikuti standar operasional evakuasi.

Bey ingin setiap warga Jabar memiliki pemahaman mendalam tentang cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.

“Saya juga bertanya-tanya apakah kedepannya setiap desa akan memiliki tenda darurat yang bisa digunakan untuk mengevakuasi warga saat terjadi bencana. Pasca gempa kemarin, saya masih melihat warga mengungsi dengan menggunakan pakaian terbaik berwarna biru yang digunakan warung makan sebagai perlindungan.” kata Bey.

Bey berharap kedepannya fasilitas atau peralatan mitigasi bencana perlu lebih dipersiapkan di tingkat desa.

Mitigasi bencana, kata Bey, tidak hanya berupa tanah longsor, banjir, angin puting beliung yang sering terjadi di Jabar, tapi juga gempa bumi seperti yang baru-baru ini dirasakan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 5 provinsi dengan jumlah bencana alam tertinggi pada tahun 2023.

Pertama adalah Provinsi Jawa Barat 753 kejadian, Jawa Tengah 580 kejadian, Kalimantan Selatan 490 kejadian, Sulawesi Selatan 267 kejadian, dan Kalimantan Timur 252 kejadian.

Sementara itu, dalam siaran resminya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen. Jenderal. TNI Suharyanto, bahwa tidak ada pengungsi yang terkonsentrasi di satu titik dalam jumlah besar. Warga masih bisa mengungsi ke rumah kerabatnya.

Terkait ganti rugi rumah warga yang rusak, Suharyanto menjelaskan skema tersebut berdasarkan Keputusan Presiden BNPB No. 296 Tahun 2023.

“Nilai bantuan insentif rumah terdampak bencana ditetapkan sebesar Rp 60 juta untuk kerusakan berat. Lalu Rp30 juta untuk kerusakan sedang dan Rp15 juta untuk kerusakan ringan. Skala perbaikannya sampai bentuk akhir. rumah type 36 dengan standar layak huni, aman bencana, tahan gempa,” kata Suharyanto di kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (19/9/2024).

Suharyanto meminta pemerintah daerah Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung segera mendata rumah rusak yang memerlukan ganti rugi.

Sementara itu, Plt Bupati Garu Barnas Adjidin mengatakan, gempa berdampak pada 23 desa di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cibiuk, Cisurupan, Tarogong Kaler, Samarang, Sukaresmi, dan Pasirwangi.

Sebanyak 1.244 bangunan rusak, terbanyak di Pasirwangi yang mengalami kerusakan sebanyak 1.107 bangunan.

Sedangkan bangunan sosial seperti masjid atau tempat berkumpul masyarakat lainnya berjumlah 25 buah. Selain itu, 18 fasilitas pendidikan juga mengalami kerusakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *