Pengelola Alfamart Kantongi Laba Rp 1,79 Triliun pada Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pimpinan Alfamart, mencatatkan hasil keuangan positif pada semester I 2024. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan penjualan dan laba hingga akhir Juni 2024.
Merujuk pada laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Minggu (4/8/2024), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 59,21 triliun hingga semester I 2024. Pendapatan tersebut tumbuh 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp53,83 triliun.
Beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp46,44 triliun pada semester I 2024. Beban pokok pendapatan meningkat 9,54 persen dari semester I 2023 sebesar Rp42,39 triliun. Meski demikian, perseroan masih mengalami pertumbuhan laba kotor. Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 11,69 persen menjadi Rp 12,77 triliun hingga semester I 2024. Pada semester I 2023, laba kotor tercatat sebesar Rp 11,43 triliun.
Perseroan mencatatkan beban penjualan dan distribusi meningkat menjadi Rp9,99 triliun pada semester I 2024 dari Rp8,88 triliun pada semester I 2023. Beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp1,02 triliun dari Rp962,25 miliar. Rp pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan lain-lain meningkat menjadi Rp609,15 miliar hingga 30 Juni 2024.
Sejalan dengan kinerja keuangan tersebut, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk meraup laba usaha sebesar Rp2,31 triliun, meningkat 9,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,10 triliun. Perseroan membukukan laba sebelum pajak final dan pajak badan sebesar Rp2,32 triliun hingga 30 Juni 2024 dari 30 Juni 2023 sebesar Rp2,04 triliun.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk meraih laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,79 triliun, tumbuh 11,25 persen dari semester I 2023 sebesar Rp1,61 triliun.
Dengan demikian, laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp43,21 pada semester I-2024 dari Rp38,84 pada semester I-2023.
Total ekuitas meningkat menjadi Rp16,19 triliun per 30 Juni 2024 dari Desember 2023 dari Rp15,70 triliun. Liabilitas meningkat menjadi Rp18,93 triliun hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 dari Rp18,54 triliun. Aset perseroan meningkat menjadi Rp35,12 triliun per 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp34,24 triliun. Perseroan mencatatkan kas dan setara kas sebesar Rp2,81 triliun per 30 Juni 2024 dari periode Desember 2023 sebesar Rp4,07 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat 2 Agustus 2024, harga saham AMRT turun 3,9 persen menjadi Rp 2.710 per saham. saham. Harga saham AMRT dibuka datar di Rp 2.820 per saham. saham. Harga saham AMRT berada pada level tertinggi Rp 2.820 dan terendah Rp 2.710 per saham. saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 6.179 kali dengan omset 270.435 lembar saham. Nilai transaksi Rp 74,2 miliar.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi primer dengan perdagangan eceran komoditi utama.
Perseroan mencatatkan saham aslinya di BEI pada 15 Januari 2009 di papan utama. Berdasarkan data RTI, jumlah saham yang ditawarkan saat IPO sebanyak 343,18 juta lembar dengan harga Rp 395 per saham. saham dan nilai nominal Rp 10 per saham.
Pemegang saham perseroan antara lain PT Sigmantara Alfindo 53,19 persen, Feny Djoko Susanto 0,64 persen, Budiyanto Djoko Susanto 0,33 persen, Haryanto Susanto 0,46 persen, dan masyarakat non-warga 45,38 persen.
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatatkan hasil positif pada tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, Sumber Alfaria Trijaya berhasil membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. perusahaan sebesar Rp 3,4 triliun.
Laba tahun 2023 tersebut meningkat 19,21 persen dari laba tahun anggaran 2022 yang tercatat sebesar Rp1,86 triliun. Peningkatan laba ini sejalan dengan pendapatan tahun 2023 yang tumbuh 10,34 persen menjadi Rp106,94 triliun dari Rp96,92 triliun pada tahun 2022. Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok juga meningkat pada tahun 2023 menjadi Rp83,88 triliun dari Rp20000000000000 tahun 2020.
Alhasil, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp23,07 triliun, meningkat dibandingkan laba kotor tahun 2022 sebesar Rp20,02 triliun. Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam publikasi informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (25/3/2024), sepanjang tahun 2023 perseroan mencatatkan biaya penjualan dan distribusi sebesar Rp 17,89 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,89. triliun, pendapatan lain-lain Rp1,23 triliun, dan beban lain-lain Rp4,43 triliun.
Sementara pendapatan keuangan pada tahun 2023 tercatat sebesar DKK 75,07 miliar. Rp, biaya keuangan Rp162,54 miliar dan bagian kerugian perusahaan asosiasi Rp9,3 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp3,48 triliun pada 2023. Naik 19,83 persen dari laba tahun berjalan 2022 sebesar Rp2,91 triliun. Aset perseroan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp34,25 triliun dari Rp30,75 triliun pada tahun 2022. Liabilitas pada tahun 2023 turun menjadi Rp18,54 triliun dari Rp19,28 triliun pada tahun 2022. 71 triliun dari Rp4202111.