Menyongsong 2025, Ini Harapan PB PGI untuk Transformasi Kesehatan Indonesia
Bendera6.
Presiden PBI PGI, Prof. Ari Fahrial Syam menunjukkan pentingnya kerja sama yang lebih dekat antara para pihak, seperti Kementerian Kesehatan, Lembaga Pendidikan, Organisasi Sosial dan Pemerintah Daerah. Menurutnya, sinergi yang solid sangat penting untuk menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks.
“Enam pilar perubahan kesehatan, seperti layanan dan referensi primer, resistensi perawatan kesehatan, dan pembiayaan dan teknologi kesehatan, masih ada hambatan yang berbeda,” Prof. “Ari menjelaskan.
“Implementasi ini harus didukung oleh modal berkelanjutan dan memperkirakan bahwa itu dapat dilakukan secara optimal.”
Dia juga menekankan bahwa penting untuk mengembangkan sistem kesehatan akademik sebagai pendekatan terhadap berbagai minat dalam sinergi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Tahap khusus PB PGI untuk mendukung perubahan medis
Ketika berkomitmen untuk perubahan kesehatan PG PGI, berbagai inisiatif akan berlanjut, termasuk kemampuan dokter umum, profesional, dan subspesies untuk memperkuat kemampuan program pelatihan medis yang berkelanjutan.
Selain itu, PGI PGI juga secara aktif mempromosikan penelitian multi -silinder, uji klinis dan menyediakan pendidikan kesehatan masyarakat langsung dengan seminar, seminar online, dan konten media sosial.
Sekretaris Jenderal PB PGI, Dr. Dr. Hasan Maulala menekankan pentingnya mendukung penelitian kesehatan inovatif sebagai langkah strategis menuju kemandirian kesehatan nasional.
“Kita perlu mempromosikan kemandirian dalam produksi obat -obatan, vaksin, dan peralatan medis lokal berkualitas tinggi untuk mengurangi biaya kesehatan dan meningkatkan ketersediaan masyarakat,” katanya.
Hasan juga menekankan perlunya pengaturan yang kuat untuk mengurangi ketergantungan produk impor. “Mempromosikan inovasi lokal bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan sistem kesehatan nasional kita,” tambahnya.
Kerjasama yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah dan semua penyedia layanan kesehatan adalah harapan besar bahwa PBG PGI mengurangi ego spesifik sektor, yang seringkali merupakan hambatan. Profesor Ari, seorang profesor konsep sistem kesehatan akademik, percaya bahwa distribusi profesional kesehatan dapat lebih adil, efektivitas pembiayaan dapat ditingkatkan, dan inovasi dalam penelitian kesehatan dapat berkembang lebih cepat.
“Komunikasi intensif dan kerja sama antara pelanggan sangat penting untuk mendapatkan latar belakang dalam pengembangan kesehatan,” kata Prof. Ari.
PB PGI berharap bahwa semua pihak yang bersangkutan akan dapat berpartisipasi dalam pembangunan sistem kesehatan Indonesia yang lebih fleksibel dan independen.
“Kami optimis bahwa kami dapat menciptakan perawatan kesehatan Indonesia yang lebih sehat dan lebih mandiri melalui kerja sama yang baik,” kata Profesor Ari.
Dengan inisiatif rangsangan yang berbeda, PGI PGI diwajibkan untuk menjadi mitra strategis dengan dukungan dari perubahan medis Indonesia pada tahun 2025 dan seterusnya.