IHSG Melemah Ikuti Bursa Asia, Mayoritas Sektor Saham Tertekan
thedesignweb.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham (IHSG) mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (1/8/2024). IHSG berkembang di tengah banyaknya kelompok distribusi yang mengalami tekanan.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka pada 7.325,98. Pada pukul 09.41 WIB, ICI melemah 0,47 persen ke level 7.291. Indeks LQ45 turun 0,71 persen menjadi 918. Sebagian besar indeks mengalami tekanan.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, ICI mencapai level tertinggi 7.325,98 dan terendah 7.264. 232 saham melemah, mendorong IHSG. 207 saham bertambah menjadi 197 saham. Volume perdagangannya sebanyak 216.250 kali dengan total volume perdagangan 3,9 miliar lembar saham. Harga jual harian Rp 2,3 juta. Nilai tukar dolar AS terhadap rupee adalah sekitar 16.259.
Saham-saham paling banyak tertekan, kecuali sektor elektronik konsumen yang menguat 0,53 persen, sektor teknologi menguat 0,39 persen, dan sektor energi menguat 0,01 persen. Sedangkan kelompok barang umum mengalami penurunan sebesar 0,61 persen, kelompok barang industri sebesar 0,24 persen, dan kelompok barang tidak edar sebesar 0,16 persen.
Setelahnya, kesehatan turun 0,41 persen, keuangan turun 0,35 persen, properti turun 0,08 persen, aset turun 0,49 persen, dan transportasi turun 0,54 persen. ulasan IHSG
IHSG menguat ke 7.325 pada Kamis 1 Agustus 2024, menurut riset PT Ashmore Asset Management Indonesia. Penguatan IHSG disebabkan oleh kinerja bank-bank besar. Saham BMRI melonjak 5,5 persen didukung perbaikan pedoman khususnya belanja menjadi 16-18 persen dari sebelumnya 13-15 persen. Selain itu, suku bunga acuan (NIM) tetap di 5-5,3 persen dan biaya pinjaman di 1-1,2 persen.
Selain itu, harga saham MAPA meningkat sebesar 6,2 persen meskipun terjadi penurunan laba pada Q2 2024, sementara SSSG menguat sebesar 3,3 persen pada Q2 2024. Saham ASII naik 0,4 persen. Saham LQ45 termasuk di antara yang memperoleh keuntungan tertinggi (top gainer): Saham MAPI naik 1 persen. Saham naik 1,69 persen Saham GGRM naik 1,62 persen Saham SMGR naik 1,56 persen Saham Adro naik 1,23 persen
Saham-saham LQ45 yang paling merugi antara lain: Saham CPIN turun 2,38 persen Saham ESSA turun 2,38 persen Saham MTEL turun 2,10 persen Saham ISAT turun 2,10 persen Saham MDKA turun 2,05 persen Saham KLBF turun 1,82 persen
Saham terkuat dari segi harga antara lain: Harga saham BBRI Rp 256,9 miliar Harga saham AMMN Rp 187,2 miliar Harga saham BOGA Rp 108,5 miliar Harga saham BBCA Rp 97,1 miliar.
Saham teraktif berdasarkan waktu antara lain: Saham TGUK tercatat 9.430 kali Saham BBRI tercatat 8.437 kali BMRI tercatat 7.286 kali SATU tercatat 7.122 kali Saham BTEK tercatat 6.726 kali
Menurut Fanny Suherman, Kepala Riset Pasar BNI Securitas, IHSG berpeluang pulih pada Jumat, 2 Agustus 2024, di tengah kekhawatiran resesi AS setelah sebelumnya klaim tunjangan pengangguran merupakan yang tertinggi sejak Agustus. 2023.
Selain itu, indeks manufaktur ISM (indikator industri manufaktur di Amerika Serikat) mencapai 46,8%, lebih buruk dari perkiraan dan menunjukkan penurunan kekayaan.
Level support IHSG di 7.250-7.290, sedangkan level resistance di 7.350-7.380, ujarnya.
Saham-saham pilihan BNI Sekuritas Jumat (2/8/2024):
1. AMMN: Beli saat kelemahan
Beli di 11700, cut loss jika di bawah 11600.
Jika tidak tembus ke bawah 11600, ada kemungkinan kenaikan sebentar ke 12100-12250.
2. BSDE : Saat 1045 penjualan rusak
1060-1080 penjualan pendek. Jika tidak rusak pada 1045
Anda bisa mencoba membeli di area 1020-1025, potong di bawah 1000.
3. ADRO: Informasi Pelanggan
Beli di 3200, short jika tembus di bawah 3160.
Jika tidak menembus ke bawah 3160, 3270-3330 merupakan level tinggi dalam jangka pendek.
4. MYOR: Informasi Pelanggan
Beli di 2530, cut loss jika tembus di bawah 2500.
Jika tidak tembus ke bawah 2500, ada kemungkinan kenaikan sebentar ke 2550-2580.
5. CMRY: Informasi Pelanggan
Beli di harga 5300, cut loss jika tembus di bawah 5200.
Jika tidak tembus ke bawah 5200, 5375-5450 bisa naik dalam waktu singkat.
6. BRIS: Informasi Konsumen
Beli di 2540-2580, cut loss jika tembus ke bawah 2500.
Jika tidak tembus ke bawah 2500, ada kemungkinan akan muncul 2620-2680 dalam jangka pendek.
Sebelumnya, indeks Nikkei 225 Jepang turun hampir lima persen pada Jumat (2/8/2024), akibat serangkaian pelemahan pasar saham Asia Pasifik. Pemulihan perdagangan di Asia Pasifik mengikuti Wall Street yang melemah akibat aksi jual.
Melansir CNBC, indeks Nikkei melanjutkan penurunan sebesar 2,62 persen pada perdagangan Kamis pekan ini dan terkoreksi ke level terendah sejak Februari 2024. Indeks Topix turun sebanyak lima persen.
Banyak saham yang terkoreksi, termasuk SoftBank Group yang anjlok di atas 7 persen. Saham Mitsui dan Marubeni masing-masing turun lebih dari 9 persen dan 7 persen. Imbal hasil pemerintah Jepang turun karena patokan 10-tahun turun 1 persen ke level terendah sejak 20 Juni 2024.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 2,6 persen, sedangkan KOSDAQ turun 2,56 persen. Namun, saham-saham terkait K-pop menghadapi aksi jual dan menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. K-pop ini dipimpin oleh Hyb yang menguat setelah mengumumkan rencana bisnis barunya pada Kamis pekan ini.
Di Australia, indeks ASX 200 turun 2,02 persen setelah mencapai level tertingginya. Di Hong Kong, Indeks Hang Seng berada di level 17,047, turun dari penutupan terakhir di level 17,304.96.
Sementara itu, inflasi Korea Selatan lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Juli, dengan harga konsumen naik 2,6 persen tahun-ke-tahun dibandingkan dengan perkiraan para pengusaha sebesar 2,5 persen yang disurvei oleh Reuters.
Sentimen melemah di pasar Asia menyusul aksi jual di Wall Street pada Kamis pekan ini yang melemahkan tiga indeks saham Amerika Serikat (AS) akibat kekhawatiran resesi.
Indeks Dow Jones turun 1,21 persen. Indeks S&P 500 turun 1,37 persen dan indeks Nasdaq turun 2,3 persen.
Indeks Russell 2000, yang menjadi acuan saham-saham kecil, turun 3 persen. Di Amerika Serikat, data baru telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan resesi dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin terlambat menurunkan suku bunga.
Klaim pengangguran awal naik paling tinggi sejak Agustus 2024. Indeks manufaktur ISM, yang mengukur aktivitas pabrik di Amerika Serikat, mencapai 46,8 persen, lebih buruk dari perkiraan dan menunjukkan resesi. Berdasarkan data tersebut, imbal hasil pada obligasi 10-tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2024.