DESIGN WEB Mengenang Perjalanan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia di Tahun 1989
thedesignweb.co.id, Jakarta – Indonesia bersiap menantikan kedatangan Paus Fransiskus yang akan berkunjung ke Jakarta pada 3-6 September 2024.
Melansir UCA News, Senin (02/9/2024), umat Katolik di Tanah Air sudah tak sabar menantikannya, mengingat kunjungan terakhir Paus terjadi lebih dari tiga dekade lalu, yakni pada 9 hingga 14 Oktober 1989. Paus Yohanes Paulus II mengunjungi empat kota antara lain Jakarta, Yogyakarta, Medan dan Maumer.
Keempat kota ini dipilih karena suatu alasan.
Jakarta sebagai ibu kota jelas menjadi tujuan utama, sedangkan Yogyakarta dipilih sebagai kota budaya dan pendidikan. Dua kota lainnya dipilih karena alasan yang lebih religius, dengan Medan memiliki jumlah umat Katolik terbesar di Pulau Sumatera, sedangkan Maumer adalah “dapurnya umat Katolik”.
Dijuluki Paus Peziarah, Paus Yohanes Paulus II, lahir dengan nama Karol Joseph Wojtyła, telah mengunjungi puluhan negara, dan Indonesia adalah negara ke-76 yang ia kunjungi antara pemilihannya pada tahun 1978 dan kematiannya pada tahun 2005.
Saat itu, Presiden Soeharto yang dikenal toleran terhadap agama dan etnis minoritas di Indonesia menyambut baik kedatangan para pemimpin Vatikan.
Negara telah menyiapkan pasukan keamanan untuk melindungi pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia.
Dalam kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II selalu mengumandangkan semboyan latin “Totus Tuus” yang artinya “Aku menyerahkan segalanya kepadamu”. Sebagai Paus termuda dalam sejarah kepausan dan orang non-Italia pertama, Yohanes Paulus II menawarkan dirinya sepenuhnya sebagai pelayan atau pelayan rakyat yang tidak mementingkan diri sendiri.
Menurut New York Times, Paus Yohanes Paulus II membawa pesan khusus toleransi beragama ke Indonesia, menandai kunjungannya ke negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
“Kepada saudara-saudara kita umat Islam yang banyak sekali di negeri ini, saya ulurkan tangan silaturahmi yang ikhlas dan ikhlas demi keimanan kita bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya saat berkunjung ke Indonesia.
Ia juga menekankan pentingnya nasionalisme bagi umat Katolik Indonesia dalam homilinya di Stadion Senayan.
“Kita harus sepenuhnya Katolik dan Indonesia sepenuhnya,” ujarnya.
Sementara itu, kunjungannya ke Timor Timur menuai kritik karena ia secara pasif mengakui hak Indonesia untuk memerintah wilayah tersebut, yang dianeksasi secara paksa pada tahun 1970an.
Namun, Yohanes Paulus II menyangkal adanya niat politik dan menegaskan bahwa misinya murni bersifat pastoral.
Para pejabat Vatikan bersikeras bahwa tidak ada perubahan dalam agenda tersebut dan bahwa Paus Yohanes Paulus II melakukan kunjungan pastoral murni untuk berdoa bersama saudara-saudara Katoliknya, yang merupakan tiga perempat dari sekitar 700.000 penduduk Timor-Leste.