Pentingnya Menjaga Data Pribadi di Era Digital
thedesignweb.co.id, Jakarta – Sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan workshop literasi digital secara offline pada 28 September 2024 di Wilayah Tengah, Maluku, dengan mengusung tema ” Definisi”. keamanan cyber dan perhatian pada sejarah media digital.
Lokakarya ini merupakan peran aktif Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mencegah eksploitasi teknologi informasi dan komunikasi serta Internet. Acara yang berlangsung sehari ini dihadiri lebih dari 100 orang yang mempertemukan masyarakat dan komunitas di wilayah Kabupaten Maluku Tengah.
Berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia 2021 yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Pusat Wawasan Katadata menyebutkan Indonesia masuk dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari 5,00. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan “Forum Literasi Digital” dengan materi berdasarkan empat pilar utama literasi digital, yaitu keterampilan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie mengatakan, selain membangun infrastruktur digital, pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia, Kominfo juga mengelola langsung sekolah vokasi untuk mencetak tenaga kerja terampil secara digital.
“Kominfo telah menyiapkan program pendidikan digital pada tiga jenjang, yaitu: The Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan program pendidikan yang diikuti oleh 200-300 orang setiap tahunnya yang bekerjasama dengan 8 universitas bergengsi internasional. program studi bagi generasi muda yang ingin meningkatkan keterampilan dan kemampuan digitalnya. “Dan yang terakhir ada workshop pembelajaran digital yang bisa diikuti seluruh masyarakat Indonesia secara gratis,” kata Budi Arie.
Menkominfo juga menyampaikan, survei Indeks Literasi Digital di Provinsi Maluku memperoleh skor sebesar 3,60 poin, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata indeks literasi digital nasional. Namun, ini tidak cukup. Seiring meningkatnya penetrasi internet di Indonesia, bahaya yang terjadi di lingkungan digital pun ikut meningkat.
“Pertimbangan yang beragam inilah yang menjadi dasar untuk menggalakkan gerakan literasi digital nasional. Saya berharap masyarakat Maluku dapat mengikuti dengan baik rencana berbagai sektor ini. “Mari kita ciptakan masyarakat digital yang berdaya saing, inovatif dan produktif di bidang digital,” pungkas Budi Arie.
Pembicara yang akan tampil dalam Webinar nanti adalah: Aulia Putri yang menjelaskan pentingnya keterampilan dalam pemanfaatan media digital (digital skill), Bayu Sutijatmo yang menjelaskan pentingnya perilaku pengguna internet (digitaletics), dan Aji Kresno yang akan menjelaskan pentingnya menjaga keamanan digital bagi pengguna internet atau media digital yang akan dipimpin oleh Refianta Rizfani sebagai moderator.
Aulia Putri menjelaskan, memiliki keterampilan digital, selain mampu mengelola gadget, di era teknologi saat ini, perlindungan data pribadi dan penerapan perilaku digital di lingkungan digital juga sangat penting. Dengan memahami jenis data yang perlu dilindungi dan menerapkan 6 prinsip digital, kita dapat melindungi diri dari berbagai ancaman kejahatan dunia maya dan menjaga privasi di lingkungan digital. Hal ini tidak hanya menguntungkan Anda, tetapi Anda juga dapat membangun kepercayaan dengan orang lain di dunia digital.
“Alasan kami perlu melindungi informasi kami adalah karena tiga hal: Pertama, penjahat dapat mencuri dengan berpura-pura menjadi orang yang kami kenal. Kedua, penjahat dapat menggunakan hak kami dan melakukan kejahatan atas nama kami. Ketiga, penjahat dapat meretas semua akun kami. sampai tabungan kita hilang,” kata Aulia.
Sementara itu, Bayu Sutjiatmo mengatakan media sosial adalah tempat kita belajar dan berkomunikasi, tempat anak kita tumbuh dan berkembang, serta tempat kita berekspresi secara bermartabat sebagai bangsa.
“Dan beliau selalu memberikan semangat kepada saudara-saudara kita untuk tetap menggunakan media sosial tanpa meninggalkan tradisinya karena budaya yang ada saat ini adalah cara kita mengenalkan kepada anak cucu kita betapa baiknya tradisi kita, apalagi jika dipadukan dengan kecanggihan media sosial. “Kita bisa cepat memperkenalkannya kepada teman-teman kita di luar kolom chat dan lain sebagainya, sehingga kita bisa memiliki prinsip yang baik dalam memanfaatkan dunia digital,” kata Bayu.
Aji Kresno menambahkan, tidak ada yang 100% aman di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resiko semaksimal mungkin, keselamatan adalah kebalikan dari kenyamanan, sedikit kegembiraan dan kehati-hatian akan membuat kita tetap aman di dunia digital, selalu berpikir hati-hati dan tidak mudah mempercayai semua yang kita temukan.
“Ada beberapa tantangan dalam keamanan digital, yaitu kita perlu menyadari betapa pentingnya menjaga keamanan informasi pribadi di media sosial. Ini adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh kita masing-masing sebagai pengguna Internet, termasuk media sosial. media. , harus diwaspadai, untuk menjamin keamanan data pribadi kita sebagai pengguna. “Kami menyadari pentingnya menyimpan atau melindungi data rahasia agar tidak mudah diakses oleh publik, yang berdampak pada berbagai aktivitas kriminal dan penyalahgunaan lainnya,” kata Aji.