Bisnis

Rupiah Masih Anjlok, Intip Prediksinya Hari Ini

thedesignweb.co.id, Jakarta Perdagangan Selasa diawali dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.​ Rupee melemah karena pasar sering fokus pada perkembangan ketegangan di Timur Tengah.

Pada awal perdagangan Selasa, rupiah melemah 19 poin menjadi Rp 15.743 terhadap dolar.

“Pasar masih menunggu kelanjutan situasi di Timur Tengah pasca Israel menyerang Iran dan negara lain,” kata pengamat pasar keuangan Ariston Jendra dikutip Antara, Selasa (29 Oktober 2024). “

Selain itu, pasar masih menantikan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS minggu depan, karena Trump dapat kembali memulai perang dagang dan menciptakan sentimen negatif bagi perekonomian global. .

“Indeks dolar masih berada di atas level 104 pada pagi ini, artinya dolar masih relatif kuat terhadap mata uang lainnya,” kata Ariston.

Pasar masih menunggu data ketenagakerjaan AS minggu ini, yang akan memberikan indikasi mengenai keadaan perekonomian AS.

“Indikator yang lebih positif dapat menyebabkan dolar naik lagi karena kemungkinan penurunan suku bunga utama di AS menjadi lebih kecil,” katanya.

Ariston mengatakan, rupiah bisa melemah menuju Rp 15.760/AS, dengan potensi support hari ini di kisaran Rp 15.670/AS.

Sebelumnya pada perdagangan Senin pagi, rupee dibuka melemah terhadap dolar AS. Terdepresiasinya nilai tukar rupiah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya isu Timur Tengah.​

Pada Senin (28 Oktober 2024), rupee terdepresiasi sebesar 72 poin (0,46%) menjadi $15.719 dari $15.647.

Analis mata uang Lukman Leung menjelaskan ketegangan antara Israel dan Iran dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah dan berpotensi meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

“Rupiah diperkirakan akan terdepresiasi terhadap penguatan dolar AS setelah Israel melancarkan serangan balasan terhadap Iran sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap eskalasi situasi di Timur Tengah,” kata Lukman Leung dikutip Antara.

Lukman memperkirakan rupee akan berada di kisaran 15.600 hingga 15.700 terhadap dolar.

Meski belum ada indikator perekonomian dalam negeri, kami berharap Bank Indonesia bisa melakukan intervensi, ujarnya.

Untuk mendukung apresiasi rupiah di masa depan, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menerapkan tiga intervensi: pasar sekuritas valuta asing, rupiah, dan sukuk.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan menolak menerima rupiah sebagai mata uang Indonesia adalah tindakan yang dilarang. Respons ini bertepatan dengan menjamurnya sistem pembayaran non-tunai seperti remitansi dan QRIS.

Wakil Presiden Bank Indonesia (BI) Doni P. Jowono menegaskan, warung dan toko dilarang menolak pembayaran tunai dari konsumen. ​Ketentuan ini diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

“Sekali lagi dengan jelas disebutkan bahwa berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Mata Uang Nomor 7 Tahun 2011, setiap orang yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilarang menolak penerimaan Rupiah sebagai alat pembayaran,” kata Doni pada konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (16 Oktober 2024).

Dhoni mengatakan uang tunai dan rupee digital hanyalah alternatif metode pembayaran. Dengan demikian, uang tunai Rupee akan tetap menjadi alat pembayaran yang sah.

“Jadi prinsipnya cara pembayaran tunai dan nontunai sebenarnya tetap Rp,” ujarnya.

Faktanya, Bank Indonesia terus mencetak uang yang dimaksudkan sebagai fiat. Bank Indonesia kini melarang warung dan toko menolak pembayaran tunai.

“Sekali lagi kami berharap semua pedagang tetap menerima uang tunai karena pertanyaannya seringkali sama,” tegas Denis.

Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 209,61% year-on-year dengan menjangkau 53,3 juta pengguna dan 34,23 juta merchant.​

Di sisi lain, jumlah uang beredar (UYD) menurut pengelolaan uang rupiah meningkat sebesar 9,96% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1.057,4 triliun rupiah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *