Berita

Ground Checking DTSEN, Wamensos Agus Jabo Koordinasi Lintas Sektoral

LIPUTAN6.com, Jakarta telah memasuki tahap tes atau tinjauan lahan sebelum digunakan sebagai referensi untuk memandu bantuan sosial dan program pemberdayaan masyarakat.

Dalam fase Land Review, Kementerian Sosial mencakup lebih dari 33.000 asisten Hope Hope (PKH) di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, Kementerian Sosial bekerja dengan BPS untuk melatih dan memperbarui data.

Dilaporkan bahwa kemajuan proses bukti yang dipilih telah dilaporkan dan dikoordinasikan dengan para pemangku kepentingan, karena Wamensos Agus Jabo Priyono menghadiri pertemuan Menteri Tinggi (RTM) pada hari Kamis (27/2/2025) di Kantor Memberdayakan Masyarakat.

Perwakilan dari Menteri Sosial Seifullah Yousef, Agos Jabo, melaporkan pembaruan terbaru dari proses proses proses kerja DTSEN, Moghadam Iskandar, Kepala Badan Statistik Pusat, Taste, PPN/Bappenas Rachmat Pemahaman. BPJS Kesehatan Kesehatan Mukti, serta pejabat Kementerian Ekonomi, Perwakilan Kementerian Tanah Air, Kementerian Energi dan Mineral, Kementerian Keuangan, Pendidikan Tinggi Kempah, Sains dan Teknologi, PDT Desa, BPKP dan BPJ.

“Kontrol lahan adalah langkah penting untuk memastikan keandalan data,” kata Agos Jabo.

Augus mengatakan ukuran itu penting bahwa penggunaan dan penggunaan data dapat mendukung efektivitas program kepunahan kemiskinan. Karena alasan ini, sinergi dari berbagai partai, termasuk pemerintah pusat dan daerah, diperlukan.

Pembaruan DTSEN dilakukan melalui dua mekanisme utama. Pertama, melalui sistem birokrasi reguler, dari pemerintah daerah ke pusat, untuk memastikan konfirmasi data dalam bentuk administrasi.

Kedua, dengan partisipasi partisipasi masyarakat aktif, sehingga setiap perubahan dalam kondisi ekonomi -ekonomi dapat diidentifikasi lebih dan lebih akurat.

Untuk mendukung proses ini, Kementerian Sosial memiliki program pengendalian Banso. Program ini memungkinkan masyarakat umum untuk memeriksa status bantuan dan melaporkan perubahan dalam kondisi ekonomi mereka sehingga pengumpulan data lebih akurat dan bertanggung jawab.

Sebelumnya, Agos Jebu mengatakan bahwa presiden Presbowo Subanto merasa tidak menyenangkan di banyak daerah yang tidak menjadi sasaran. Oleh karena itu, Presiden memesan satu data.

“Begitu Dtsen keluar, kami pergi dari sana. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemiskinan,” katanya.

Wamensos mengatakan presiden Presbowo ingin mengakhiri masalah kemiskinan yang serius pada tahun 2026. Rencana untuk mengurangi kemiskinan yang serius adalah salah satu prioritas kepresidenan.

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *