DESIGN WEB Polemik Makanan Atlet PON 2024 Berlanjut, Kotak Snack Diisi Roti dan Santan Kemasan
thedesignweb.co.id, JAKARTA – Persoalan pangan menjadi salah satu dari berbagai kontroversi yang terjadi pada abad XXI. Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut atau PON 2024 akan segera digelar. Baru-baru ini, beberapa atlet judo yang bertanding di Syiah mengeluhkan isi kotak makanan yang disediakan Panitia Arena Universitas Kuala (USK) Banda Aceh.
Video yang diunggah Senin (16/9/2024) oleh akun Instagram @cepat.indo memperlihatkan sekotak snack berisi roti dan santan kemasan. Saya ingin minuman dengan roti dan menurut saya paket makanan yang disediakan tidak sesuai harapan karena seharusnya disajikan dengan santan.
Video tersebut kemudian dibagikan kembali ke beberapa akun media sosial seperti akun Instagram @cepat.jakarta dan akun TikTok @quirjyloop. Unggahan tersebut pun mendapat banyak komentar negatif dari warganet.
“Cuma Pon, apalagi Kliwon. Jajanan kebanyakan terdiri dari tujuh jenis bunga,” komentar salah satu warganet.
“Iya, Suryan Kara pengganti susu..enak dan bergizi,” sahut netizen lainnya.
“Sedikit ceroboh, aku disuruh minum santan,” sindir pengguna lain.
“Kenapa kamu tidak memberiku ayam mentah agar aku bisa membuat opp sendiri,” kata netizen lainnya.
“Permainannya dicurangi, makanannya jelek…fiksi ini menjadi salah satu fiksi terburuk…” imbuh netizen lainnya.
“Aku lihat berita di TV bilang kalau budget pon nasi kotak sampai 38 miliar rupiah, makanannya seperti makanan bekas,” sahut netizen lainnya.
Berdasarkan laporan situs LKPP, anggaran konsumsi atlet, pelatih, dan ofisial PON Aceh-Sumut tahun 2024 sebesar Rp 42,5 miliar dan tendernya dilakukan melalui e-purchasing. Makan besar untuk atlet dibanderol Rp50.000, sedangkan makan ringan mencapai Rp18.000.
Sebelumnya, nasi kotak para atlet PON menjadi sorotan publik. Salah satunya dibagikan pada Senin, 9 September 2024 oleh Hadi Praitno, @hadi_hfc, akun TikTok atlet Kurash asal Lampung. Dalam rekaman berdurasi 36 detik itu, ia terlihat membuka kotak nasi yang berisi nasi dan beberapa lauk pauknya. , buncis goreng, dua potong kecil tempe, sepotong ikan, dan sepotong ayam serundeng goreng.
Ada juga kerupuk, pisang goreng, dan makanan ringan. “Iya, itu dia,” ucapnya menutup video. Netizen pun sedih melihat hal tersebut.
“Ayam HAP sudah terjual habis 🥴,” kata salah satu dari mereka, sementara yang lain berkomentar: “Apa gunanya Mo*ogi (merek makanan ringan)?” Menyuruh atlet untuk makan Mo*ogi???”
Penemuan ini bukanlah yang terburuk. melansir merdeka.com pada Jumat, 13 September 2024. Tim PON Aceh-Sumut dan para atlet memprotes konsumsi yang kerap terlambat diantar, basi, dan porsi kecil tidak layak dikonsumsi.
Keluhan menyebar luas di media sosial. Diaz Furkhan, Kepala Bidang Konsumsi Pengurus Pon Daerah (PB) Aceh, mengakui keluhan konsumsi berasal dari kelompok Pon Aceh-Sumut dan atlet dari berbagai daerah.
“Kami mohon maaf atas banyaknya gangguan ini. Namun, kami melakukan perbaikan dan penilaian secara cepat,” kata Diaz kepada wartawan, Rabu, 11 September 2024.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotejo mengaku sudah mendengar keluhan para atlet terhadap makanan yang disediakan panitia. Itu akan menjadi catatan dan penilaian, kata Ditto saat jumpa pers, Minggu, 8 September 2024, di Media Center PON Hotel Hermes Banda Aceh.
Masyarakat Transparansi Aceh (MATA) menduga konsumsi atlet dan tim PON XXI sejak awal berbau korupsi. Koordinator MaTA Alfian mengatakan, berdasarkan dokumen yang diterima, harga satuan nasi kotak untuk atlet PON adalah Rp50.900 per porsi, sehingga total harganya mencapai Rp30,8 miliar.
Sedangkan untuk snack harga satuannya Rp 18.900 dan total harganya Rp 11,4 miliar. Dia mengatakan, dana penyediaan konsumsi berasal dari pemerintah pusat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Total anggarannya lebih dari Rp 42 miliar.
“Kalau dilihat dari sisi anggaran, ada kemungkinan terjadi markup dalam proses perencanaan pengadaan makanan dan jajanan. Standar Rp 30.000 (untuk makan) di Aceh sudah mewah sekali,” ujarnya kepada Merdeka. .com pada Kamis, 12 September 2024.
Namun fakta di lapangan mayoritas beras untuk atlet dan tim kuda poni sudah basi, cacingan, dan sering terlambat diantar. “Kalau begitu, biaya makannya tidak sampai Rp 20.000,” ujarnya.
Alfian juga membeberkan sistem tender PON yang aneh untuk pengadaan konsumsi. PT Usaha Suasana yang berbasis di Silandak, Jakarta Selatan, memenangkan tender tersebut.
“Skema yang kita lihat dalam proses tendernya dari e-katalog ya dengan mekanisme penunjukan langsung. Itu salah satu perusahaan yang beralamat di Jakarta, tapi pelakunya di Aceh,” ujarnya.
Dalam keterangan terpisah, Diaz mengatakan makanan yang disediakan oleh vendor perbekalan PT Suasana Kegiatan konsisten untuk atlet dan tim dan tidak berbeda dari satu tim ke tim lainnya. Diakuinya, makanan tersebut disiapkan di Aceh dan bukan Jakarta.