Petugas Damkar Depok Gugur saat Bertugas, Rekan Kerja: Keselamatan Kami Tak Terjamin
thedesignweb.co.id, Batavia – Anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Pemadaman (DPKP) Kota Depok, Martin Reja Panjaitan dimakamkan di TPU Pondok Rajeg, Bogor. Sejumlah rekannya pun ikut menghadiri pemakaman Martin yang tewas di pemadam kebakaran saat memadamkan api di supermarket Pasar Cisalak, Depok, Jumat malam (18/10/2024).
Herumansya, salah satu rekan kerja Martin, turut berduka atas meninggalnya Martin setelah berjuang memadamkan api. Kematian Martin mungkin bisa menjadi petunjuk bagi para pemimpin PPK Kota Depok.
“Kita tidak bicara soal keamanan atau apa pun, tapi kita bicara soal keselamatan anggota,” kata Herumansyah kepada thedesignweb.co.id, Minggu (20/10/2024).
Gerumansyah menjelaskan, selama menjabat di PPK Depok, prosedur operasional pemadaman kebakaran masih kurang memadai. Pegawai PPK Depok tidak dilengkapi masker (masker gas pernafasan) bahkan saat terjadi pemadaman kebakaran.
“Sampai sekarang belum ada, karena saya tidak masuk ke sana, umur saya hampir 11 tahun,” jelas Gerumansya.
Gerumansya mengaku sudah merekrut staf namun gagal mengantarkan anggotanya. Personil yang diberikan dapat digunakan dalam penanganan kebakaran bersama dengan anggota lainnya.
“Dahulu kala, tapi satu orang dipakai oleh dua orang, jadi kami tidak tahu bagaimana cara menggunakannya,” kata Gerumansya.
Kematian Martinus dapat didokumentasikan, yang memadamkan api dengan dugaan racun. Kerusakan yang ditimbulkan oleh KDPK Kota Depok dapat dijadikan sebagai peningkatan keamanan kerja pengawas di KDPK Kota Depok.
Oleh karena itu, tidak perlu saling mencari kekurangan, untuk memperbaiki pemadam kebakaran, kata Gerumansya.
DPKP Kota Depok dapat dimintai pertanggungjawaban atas dugaan kecelakaan anggota yang meninggal karena tidak memenuhi standar keselamatan kerja. Pimpinan KDPP Kota Depok bisa segera mengisi kekosongan yang ada untuk mencegah bencana yang dialaminya.
“Sampai ada teman yang dikorbankan, dia (Martin) akan menjadi yang terakhir karena keselamatan kami tidak terjamin,” jelas Gerumansya.
Gerumansya mengungkapkan petugas PPK Kota Depok mempunyai tugas berat dalam menyelamatkan api. Namun, kebijakan keamanan yang tepat mungkin disarankan kepada manajer untuk menjamin keselamatan karyawan yang bekerja.
“Tugas kita menyelamatkan masyarakat, tapi bagaimana kita bisa bekerja kalau keselamatan kita tidak terjamin,” kata Gerumansya.
Saat ditanya mengenai ambulans milik KDPK Kota Depok yang tidak bertugas saat pemadaman kebakaran, Gerumansya pun memuji layanan ambulans tersebut. Ia mengatakan, ambulans tersebut hanya ada di Stasiun DPP Kota Mako Depok, tidak membantu pemadaman api.
Soal SOP ambulans, kita punya ambulans, kalau dipakai untuk menyediakan ambulans, harus dipakai apa, harus dipakai apa, saya tanya, kata Gerumansyah.
Diketahui, setelah api padam, Martin dibawa ke rumah sakit dengan ambulans relawan. Sebenarnya jalan kaki milik Kota KDP Depok ini terletak di Mako KDP Depok.
“Apa perlunya ambulans, kalau dipakai untuk menunjukkan, apa saja yang ada di dalam ambulans, kita tidak butuh ambulans,” kata Gerumansyah.
Lepide Herumansyah tentang Layanan Ambulans DPKP Kota Depok yang tidak melakukan pemadaman kebakaran di wilayah tersebut. Bahkan, Gerumansyah menegaskan, demonstrasi di Depok tidak bisa dianggap sebagai DPKP.
“Ambulans apa yang dia pakai di Dinas Pemadam Kebakaran, kalau sekedar pamer, dia pajang di depan agar masyarakat tahu kalau ambulans itu Dinas Pemadam Kebakaran Depok,” keluh Gerumansya.
Herumansyah memuji ambulans relawan yang selalu standby saat menyelesaikan perawatannya di KDPP Kota Depok. Memang benar, ketika Martin diselamatkan, ambulans sukarelawan sedang membantu membawa Martin ke rumah sakit.
“Saya juga berterima kasih kepada para relawan yang mau membantu teman-teman saya. “Dan kepada pimpinan, jangan berdalih, saya mohon jangan berdalih, pulihkan, kita cinta PPK, kita semua begitu,” tegas Gerumansya.