Waspada Mpox Varian Clade 1b yang Merebak di Afrika, Apa Langkah Strategis Kemenkes?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Agustus 2024 menyatakan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
WHO mengumumkan status tersebut setelah melihat peningkatan kasus MPX yang mengkhawatirkan di beberapa negara Afrika. Selain itu, pasca ditemukannya virus cacar monyet clade 1b di Republik Demokratik Kongo pada September 2023, terjadi peningkatan kasus di negara tersebut. Negara tetangga seperti Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda kemudian melaporkan kasus MPX pertama mereka.
“Beberapa kasus di negara ini terkait dengan perjalanan ke bagian timur Republik Demokratik Kongo dengan virus yang diidentifikasi sebagai clade 1b,” tulis WHO di situs resminya pada 22 Agustus 2024.
Tidak hanya di Afrika, clade 1b menjangkau hingga melampaui benua. Pada tanggal 15 Agustus 2024, Swedia melaporkan kasus Mpox clade 1b. Pasien tersebut tinggal di wilayah Afrika yang pernah mengalami wabah virus.
“Kasus ini adalah kasus pertama yang ditemukan di luar benua Afrika,” kata direktur jenderal Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia, Olivia Vigzel, kepada media lokal SVT Nyheter.
Setelah Swedia, Asia dihebohkan dengan ditemukannya kasus pertama Clade 1B. Thailand mengumumkan kepada publik pada Kamis, 22 Agustus bahwa ada pasien MPX dengan clade 1b.
Pria berusia 66 tahun itu tiba di Bangkok pada 14 Agustus 2024 dan langsung dibawa ke rumah sakit karena menunjukkan gejala khas MPX. Orang mungkin berpikir bahwa hasil tes seluruh rangkaian genom menunjukkan bahwa seorang pria Eropa terinfeksi virus cacar monyet kelas 1b.
Menurut WHO, case fatality rate (CFR) clade 1b mencapai 11%. Kehadiran clade ini juga menyebabkan peningkatan kasus di Afrika.
Ahli epidemiologi Dickie Budiman menjelaskan, kasus Mpox clade 1b mungkin meningkat di Afrika karena berpotensi lebih efektif menginfeksi dan menekan sistem kekebalan tubuh.
“Iya, karena mempunyai kemampuan menular yang lebih efisien yang berasal dari mutasi clade 1b. Juga berpotensi menurunkan atau melemahkan imunitas (daya tahan tubuh) sehingga orang yang tertular lebih besar kemungkinannya mengalami komplikasi,” Dickey menjelaskan.
Misalnya, lanjutnya, pada pasien HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, jika pasien terinfeksi Mpox, dampaknya akan berakibat fatal.
Kabar baiknya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan MPX clade 1b belum ditemukan di Indonesia.
“Belum ditemukan kasus clade 1b di Indonesia,” kata Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Dr. Yudhi Pramono kepada Sante thedesignweb.co.id, Kamis (29/8/2024).
Sejauh ini, 88 kasus Mpox di Indonesia masih disebabkan oleh clade 2b – clade ini akan menjadi darurat kesehatan global pada tahun 2022 hingga 2023.
Meski belum ada kasus di Indonesia, Dickey Budiman mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak lengah.
“Karena clade 1b, MPX belum terdeteksi, belum dilaporkan oleh Indonesia, namun bukan berarti Indonesia aman. Kita tetap harus menjaga dan memastikan tidak masuk ke Indonesia,” kata Dickey melalui pesan suara. pada hari Kamis 29 Agustus 2024.
Untuk memastikan hal ini, diperlukan deteksi aktif dan peningkatan pemantauan. Diagnosis dan pengobatan Mpox penting karena jika tidak diobati, kemungkinan terjadinya mutasi akan tinggi.
“Kalau tidak dicek, pasti lebih potensial, meski virus DNA cenderung bermutasi lebih lambat dibandingkan virus RNA seperti virus corona.” “Tentu saja hal itu tidak bisa dibiarkan karena mutasi MPX berpotensi menimbulkan virus yang lebih ganas atau virulen, hal ini yang kita khawatirkan,” jelas Dickey.
Terima kasih Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. Udi Pramono mengatakan Indonesia terus meningkatkan kesadaran dan persiapan MPEX. Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu surveilans, pengobatan, dan vaksinasi.
Pengawasan
“Tingkatkan pengawasan di titik-titik masuk dalam negeri dan daerah, persiapkan dan tingkatkan kapasitas laboratorium untuk deteksi dan pengujian Whole Genome Sequencing (WGS),” jelas Udi kepada Health merdeka6.com, Kamis (29/8/2024).
Salah satu upaya surveilans adalah penemuan kasus aktif atau active casefinding yang salah satunya melalui screening di pintu masuk negara.
“Salah satunya adalah aplikasi SatuSehat Health Pass bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia. Surveilans MPX di wilayah tersebut juga akan kami tingkatkan dan contact tracing jika ditemukan kasus konfirmasi,” jelas Yudi.
Di antara gerbang kedatangan internasional yang diperketat adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Pengumuman tersebut disampaikan menjelang Indonesia-Africa Forum pada 1-3 September 2024 yang mengundang 51 negara, 28 di antaranya berasal dari Afrika.
Alur screening Mpox di Bandara I Gusti Ngurah Rai dimulai dari jalur kedatangan internasional. Semua penumpang terlebih dahulu akan melewati pemindai termal. Jika suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 derajat Celcius, akan dilakukan tes ulang dengan menggunakan heat gun.
Jika suhu tubuh masih tinggi, penumpang akan diarahkan ke ruang pemeriksaan untuk diambil sampel usap. Jika hasil tes menunjukkan positif Mpox, penumpang akan segera dilarikan ke rumah sakit.
“Jika muncul kasus positif, kami akan segera memindahkannya ke rumah sakit setempat,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saxono Harbuono yang meninjau langsung persiapan screening MPX di Bandara Bali pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Selain persiapan screening Mpox, Pusat Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI juga telah memasang informasi kewaspadaan dan pencegahan Mpox di layar digital pada jalur kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sehingga wisatawan dari luar negeri lebih waspada terhadap wabah yang disebabkan oleh virus ini.
Pada aspek pengobatan, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan obat antivirus dalam bentuk tablet atau suntikan untuk pasien terkonfirmasi positif MPX. Penanganan pasien, kata Yodi, tergantung tingkat keparahannya. Jika ringan, pasien hanya perlu diisolasi di rumah dengan pengawasan Puskesmas setempat. Namun jika parah, pasien Mpox akan dirawat di rumah sakit.
Vaksin MPX
Upaya lain untuk memerangi epidemi tersebut adalah melalui program vaksinasi Mpox. Secara umum, seperti halnya vaksinasi, ini merupakan upaya untuk mencegah munculnya gejala atau mengurangi keparahan penyakit.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadkin menegaskan, program vaksinasi MPX di Indonesia bukan untuk semua orang, melainkan hanya menyasar kelompok berisiko tinggi sesuai rekomendasi WHO.
Sebenarnya vaksin ini bukan untuk masyarakat umum, kata Bodi.
Kelompok berisiko tinggi yang menjadi sasaran program vaksin Mpox antara lain: Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki; Homoseksual, homoseksual dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain. Orang yang melakukan kontak dengan korban Mpox dalam dua minggu terakhir. Staf laboratorium yang melakukan tes sampel virologi, khususnya di daerah Mpox. Tenaga kesehatan yang menangani kasus MPX.
Kabar baiknya, minggu ini 1.600 vaksin Mpox akan tiba untuk penangkal penyakit cacar monyet atau cacar monyet.
“Dari 1.000 dosis vaksin yang kami terima, saat ini hanya tersisa 40 dosis. “Kami menunggu kedatangan tambahan 1.600 dosis vaksin yang diharapkan tiba pada minggu ini,” kata Budi pada Selasa, 27 Agustus 2024 di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Setiap dosis vaksin Mpox membutuhkan anggaran yang tidak murah. Dosis vaksin Mpox sekitar Rp 3,5 juta.
Mpox dapat ditularkan melalui droplet, kontak tidak langsung, tetapi juga melalui benda pasien yang terkontaminasi dan kontak seksual. Namun sebagian besar penularan penyakit ini terjadi melalui hubungan seksual.
“Penularannya memang 95 persen melalui hubungan seksual, sama seperti HIV,” kata Budi, dilansir Antara.
Mengingat sebagian besar kasus terjadi melalui hubungan seksual, Budi mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan penularan MPX. Yang terpenting, kata dia, menerapkan pola hidup yang baik dapat mencegah penularan Mpox.
“Penyakit ini tidak meluas, vaksin tidak tersedia dalam jumlah banyak. Namun, jika berperilaku baik dan mengikuti pedoman kesehatan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir,” kata Bodi.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngbela Salama mengingatkan, cara utama mencegah tertular Mpox adalah dengan menghindari hubungan seks berisiko.
“Hindari berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom. Karena seluruh kasus positif yang ditemukan di Indonesia sampai saat ini, mekanisme penularannya adalah dari hubungan seksual berisiko, juga dengan kondisi immunocompromised,” kata Ngabila melalui pesan singkat kepada thedesignweb.co.id yang dilansir dari Antara.
Jika Anda melihat gejala yang menandakan Mpox, seperti gusi berair, segera bawa ke pusat kesehatan. Selain itu, gejala MPX lainnya mirip dengan penyakit menular, seperti demam, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, lemas, lelah, lesu, dan kehilangan nafsu makan.
“Jika ada keluhan segera ke Puskesmas/RSUD untuk dilakukan PCR pada tenggorokan, hidung, dan anus,” kata Ngbela.