Lifestyle

Sejarah Pintu Masuk Penumpang Pesawat Ada di Sisi Kiri, Ternyata Berkaitan dengan Kebiasaan Naik Perahu

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa kita naik pesawat dari kiri? Seorang TikToker bernama Dougie Sharp berbagi alasan historis mengapa kami mengemudi dengan cara ini.

“Kami selalu bongkar muat kapal dari sisi kiri kapal, warisan zaman orang bepergian dengan perahu,” ujarnya dalam video TikTok pada Senin, 23 September 2024 seperti dilansir NY Post.

Sharp mengatakan, sejak zaman dahulu sisi kiri perahu merupakan sisi tempat bongkar muat penumpang. “Ini menyederhanakan logistik dan memungkinkan kapal melakukan perjalanan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di seluruh dunia dan selalu menyiapkan peralatan yang tepat ke mana pun mereka pergi,” jelasnya.

Muncul kesepakatan tidak tertulis bahwa sisi kiri digunakan untuk bongkar muat kapal. Konsistensi ini memudahkan banyak orang dalam membuat port. Hal ini juga menjelaskan mengapa dalam bahasa Inggris sisi kiri kapal disebut ‘port side’, sedangkan sisi kanan disebut ‘starboard’.

“Ketika umat manusia bertransisi dari perahu ke pesawat terbang, para insinyur tetap berpegang pada gagasan tersebut dan merancang setiap bandara dan pesawat agar penumpang selalu dapat bongkar muat di sisi kiri,” katanya.

Penjelasan Sharpe serupa dengan penjelasan Michael Oakley, pemimpin redaksi The Aviation Historian. “Ini adalah salah satu dari banyak praktik penerbangan yang melampaui tradisi penerbangan dalam pengiriman pesawat,” kata Oakley kepada AFAR Media pada Januari 2024.

Oakley juga menjelaskan hubungan historis antara kapal dan perkembangan industri pesawat terbang. Salah satunya adalah sebagian besar pengertian penerbangan berasal dari ilmu bahari (kemudi, kokpit, kabin, sekat, hub, dan lain-lain). Demikian pula cara penerbangan beroperasi sangat dipengaruhi oleh pelayaran.

“Sama seperti perahu dan kapal yang mempunyai sisi kiri—sisi kapal yang biasanya paling dekat dengan dermaga saat berada di pelabuhan—kapal juga sama. Tentu saja, orang-orang di sisi pelabuhan (atau pelabuhan) memutuskan untuk melanjutkan pendakian, katanya.

Terlepas dari sejarah, ada banyak alasan mengapa pintu penumpang pesawat selalu berada di sebelah kiri. Seperti dilansir akun Instagram @pesawatr80, 24 Juli 2020, penempatan pintu pesawat di sisi kiri dilakukan untuk memisahkan aktivitas penumpang dan awak di luar pesawat.

Selain mengangkut penumpang, pesawat juga memuat barang bawaan penumpang yang tidak muat di dalam kabin. Agar tidak mengganggu pekerjaan awak pesawat, pintu pesawat dibuat di sisi kiri, sedangkan bagasi di sisi kanan.

Tak hanya di Indonesia, maskapai internasional lainnya juga menggunakan sisi kiri sebagai pintu masuk dan keluar. Bahkan pabrik pembuatan pesawat terbang menggunakan standar ini saat merancang pesawat terbang.

“Bandara ini dirancang agar pesawat dapat melakukan taxi (proses pergerakan menuruni landasan pacu di darat) di depan terminal dan berhenti untuk menurunkan penumpang. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga pilot tetap berada dalam jarak sayap. Ruang dari konstruksi terminal dan pemasangan pintu pesawat di depan pintu terminal,” kata mantan pilot Angkatan Udara Amerika Serikat kepada Quora, seperti dilansir Travel and Leisure.

Penjelasan lainnya adalah mengapa pilot duduk di sebelah kiri, sedangkan co-pilot duduk di sebelah kanan. Tujuannya untuk memudahkan pilot memeriksa kedekatan sayap pesawat dengan terminal bandara.

Alasan lain penggunaan sisi kiri pesawat sebagai pintu masuk dan keluar adalah karena di sisi kanan terdapat tangki bahan bakar. “Memisahkan penumpang dari aktivitas ground handling mengurangi risiko cedera akibat kendaraan yang bergerak,” kata akun Instagram @pesawatr80 dalam unggahannya pada 14 Juli 2020.

Hal serupa juga dijelaskan oleh Otoritas Penerbangan Sipil Inggris. Menurut dia, pendekatan pesawat selalu dari sisi kiri, sedangkan lalu lintas kendaraan dari sisi kanan. Selain itu, ada pengisian bahan bakar maskapai komersial, meski tidak semua pengisian bahan bakar dilakukan dengan benar.

Bepergian dengan pesawat menjadi pilihan banyak orang karena relatif sederhana dan tidak memakan banyak waktu, apalagi jika jaraknya jauh. Namun, tidak semua orang bisa menaikinya, misalnya ibu hamil. Menurut Kristen Eckman MD, dokter spesialis kandungan di Amerika, mengutip saluran Health thedesignweb.co.id, ada beberapa ciri ibu hamil yang tidak dianjurkan melakukan perjalanan jauh melalui udara, antara lain:

1. Usia kehamilan terlalu tua

Menurut Ekman, mendekati tanggal kadaluarsa, Bumi seharusnya “tidak” terbang dan tetap berada di rumah. “Sebagian besar maskapai penerbangan melarang penumpang hamil untuk menaiki pesawat di bulan terakhir kehamilannya,” ujarnya Rabu, 11 September 2024, seperti dilansir Cleveland Clinic.

2. Usia kehamilan terlalu muda

Menurut Ekman, pada trimester pertama kehamilan, ibu biasanya mengalami mual di pagi hari dan rasa tidak nyaman saat tubuh menyesuaikan diri dengan kehamilan.

“Bagi banyak orang, trimester pertama didominasi oleh mual di pagi hari dan ketidaknyamanan saat tubuh Anda menyesuaikan diri dengan kehamilan. Trimester ketiga biasanya lebih cemas, jadi menjelang tanggal jatuh tempo, ada baiknya Anda dekat dengan penyedia layanan kesehatan.” kata Ekman.

3. Memiliki kondisi medis tertentu

Wanita hamil dengan kondisi medis tertentu seperti anemia, diabetes gestasional, dan tekanan darah tinggi tidak disarankan melakukan perjalanan melalui udara. Jika terpaksa harus melakukan perjalanan jarak jauh, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan untuk mengetahui risikonya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *