Sudah Ada di Pipeline, 3 Perusahaan Mercusuar Siap Debut Tahun Ini
thedesignweb.co.id, General Manager Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta Iman Rachman mengungkapkan, tiga perusahaan aset besar yang dikenal sebagai perusahaan cemerlang siap tampil pertama kali pada tahun ini. Iman mengatakan, sudah ada tiga perusahaan yang siap melakukan penawaran umum perdana (IPO), salah satunya berasal dari sektor energi.
Iman menjelaskan, ketiga perusahaan besar tersebut termasuk dalam 28 emiten yang IPO pada 25 Oktober 2024. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 16 perusahaan yang memiliki aset berskala besar di atas Rp 250 miliar, termasuk 3 mercusuar. perusahaan. Kemudian 10 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Dua perusahaan lainnya memiliki aset skala kecil kurang dari Rp 50 miliar.
Insya Allah (sekitar) November-Desember tahun ini (target IPO) mampu mencapai 3 mercusuar dengan kapitalisasi pasar Rp 3 triliun dan modal saham bebas 20 persen, kata Iman dalam seminar permodalan. jurnalis pasar di Labuan. Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip Jumat (11/1/2024).
BEI berharap jumlah emiten kategori mercusuar dapat bertambah seiring meningkatnya minat perusahaan-perusahaan di berbagai sektor untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. BEI senantiasa memberikan dukungan yang diperlukan untuk mendorong pencatatan saham perusahaan-perusahaan yang berpotensi berkembang di pasar modal Indonesia
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, perusahaan yang termasuk dalam kategori beacon setidaknya memiliki aset di pasar terbuka atau sebagian sahamnya dimiliki publik sebesar 15 persen, kecuali Rp 3 triliun. Pertukaran itu sendiri terbuka untuk memenuhi kebutuhan pencatatan perusahaan mercusuar.
Pada dasarnya, sepanjang tahun, pada tahun 2024 (target) 200-250 rekor efek akan ditangkap. Setidaknya yang kita klasifikasikan sebagai mercusuar,” kata Nyoman.
Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menggelar peluncuran besar-besaran saham tunggal berjangka (SSF) dalam waktu dekat. Meski belum ada tanggal pastinya, Presiden Direktur BEI Iman Rachman mengatakan kemungkinan grand opening akan dilakukan pada pertengahan November 2024.
Iman mengungkapkan, ada 3 Anggota Bursa (FE) yang mengikuti grand launching tersebut. Ia berharap grand launching SSF juga mendatangkan kesepakatan.
“Nanti tanggal 11-14 November insya Allah akan ada launching besar-besaran SSF dengan 3 Anggota Bursa (AB). Kita harapkan ada transaksi saat peluncuran,” kata Iman dalam workshop jurnalis pasar modal di Labuan. Bajo. Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip Jumat (11/1/2024).
Bursa sebelumnya telah menggelar soft launching salah satu produk Equity Futures (SSF) pada 12 Agustus 2024. Bursa menargetkan bisa mencapai 1 juta transaksi SSF pada tahun depan.
Investor dapat menggunakan produk SSF untuk melindungi nilai dan keuntungan portofolio ketika harga saham naik atau turun.
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, mengatakan SSF adalah perjanjian atau kontrak antara dua pihak untuk menjual atau membeli saham dengan harga yang telah ditentukan di masa depan.
Berbeda dengan derivatif BEI lainnya yang berbasis indeks ekuitas dan surat utang pemerintah, efek yang mendasari SSF adalah ekuitas. Selain itu, SSF juga memiliki unit kontraktual yang paling rendah dibandingkan derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk mulai berinvestasi di SSF juga lebih sedikit.
“Jadi Underlying Stock adalah salah satu produk atau instrumen yang bisa digunakan investor untuk mendapatkan keuntungan di pasar bull dan bear,” kata Jeffrey dalam laporan sebelumnya.
Saat ini, kontrak yang diterbitkan di SSF mencakup 15 seri surat berharga dengan aset dasar sebanyak 5 saham. Saham-saham tersebut adalah ASII, BBCA, BBRI, MDKA dan TLKM.
Beberapa keuntungan dari produk berjangka saham individu adalah investor dapat membeli (long) atau menjual (short) suatu posisi suatu saham untuk mendapatkan potensi keuntungan jika harga saham naik atau turun.