Bisnis

Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 27 September 2024, Segini Kisarannya

thedesignweb.co.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 27 September 2024 jelang Jumat. Rupee ditutup menguat 40 poin terhadap dolar Amerika Serikat (USD), meski sebelumnya sempat menguat 45 poin. menjadi Rp 15.165 hingga ditutup pada Rp 15.125. 

“Rupiah berfluktuasi namun ditutup antara Rp15.030 – Rp15.140 untuk perdagangan hingga Senin pekan depan,” kata Direktur Profitabilitas PT Forexindo Berjangka Ibrahim Aswaibi di Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Ibrahim mengutip jajak pendapat Reuters yang menunjukkan dolar mulai mengurangi kerugian setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun 4.000 ke level terendah empat bulan di 218.000, di bawah perkiraan para ekonom sebesar 225.000.

Laporan lain menunjukkan laba perusahaan naik lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua, sementara produk domestik bruto naik 3 persen tanpa penyesuaian, katanya.

Beberapa pejabat bank sentral AS berbicara pada hari Kamis, meskipun beberapa pejabat, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, menolak berkomentar mengenai kebijakan moneter. 

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan data pasar tenaga kerja dan inflasi menunjukkan perekonomian AS sedang menuju pelemahan, namun langkah terakhir dalam mengendalikan inflasi adalah dengan memotong biaya perumahan.

Alat FedWatch dari CME Group menunjukkan pasar sepenuhnya memperhitungkan setidaknya 25 basis poin menjelang pertemuan The Fed pada 6-7 November, dengan kemungkinan penurunan setengah persentase poin. .

Pengurangan utang negara pada Agustus 2024

Sementara di pasar dalam negeri, pasar bereaksi positif terhadap laporan Kementerian Keuangan (Kemenkyo) mengenai keadaan utang pemerintah hingga akhir Agustus 2024 yang mencapai Rp 8.461,93 triliun. 

 

Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar Rp40,76 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp8.502,69 triliun pada akhir periode. Masih sebesar 38,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 38,49 persen.

Rasio utang yang mencapai 38,49% PDB pada akhir Agustus 2024 masih berada di bawah ambang batas aman sebesar 60% PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 

Dan pemerintah tidak khawatir karena diperkirakan akan ada arus kas masuk ke emerging market seperti Indonesia setelah Fed funds rate atau suku bunga The Fed dipangkas sebesar 50 basis poin pada bulan ini, tegas Ibrahim.

Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) untuk memperkuat nilai tukar rupee terhadap dolar AS. .

Hal ini diumumkan oleh Menteri Keuangan Shri Maliani. Berdasarkan data RTI, rupee berada di level 15.195 terhadap dolar AS pada Senin sore, 23 September 2024.

“Kita lihat rate kita di IDR 15.287 per USD, kita lihat rupiah sangat kuat, kalau kita lihat akhir Juli sampai awal September, stop loss berarti rupiah menguat.” kata Sri Maliani dalam konferensi pers APBN Indonesia di Jakarta, Senin (23/9/2024).

Rupee telah terapresiasi 0,54 persen pada tahun ini, mengimbangi penurunan sebelumnya sekitar 5 persen, kata Sri Mulani. 

“Untuk pergerakan nilai tukar tahun ini dalam hal ini kita mencatatkan apresiasi sebesar 0,54 persen sehingga mengkompensasi total depresiasi sekitar 5 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Shri Malliani mengatakan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah (SBN) tenor 10 tahun yang saat ini berada di level 6,42 persen akan menguntungkan APBN dan meringankan beban pembayaran utang. 

“Pergerakan imbal hasil obligasi 10 tahun kita sebesar 6,42 persen untuk mata uang lokal Indonesia 10 tahun menunjukkan bahwa stress sudah mereda, artinya cukup positif bagi APBN karena artinya “Stress pembayaran utang kita sudah diperkirakan”. menurun,” ujarnya.

Sementara itu, penurunan imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun menjadi 3,74% diperkirakan akan menurunkan biaya pinjaman. “Nah, mudah-mudahan juga bisa menurunkan biaya pinjaman, dan mudah-mudahan bisa merangsang kegiatan perekonomian yang positif juga,” jelasnya.

Sri Maliani juga mencatat adanya peningkatan arus masuk modal baik dari pembelian saham maupun SUN di Indonesia. 

“Melompat lagi di bulan Agustus dan pada tanggal 19 September terjadi aliran positif untuk SBN dan saham,” tutupnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *