Tambah Kapasitas Energi Panas Bumi, BREN Investasi Rp 5,2 Triliun
thedesignweb.co.id, Jakarta PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berkomitmen mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dengan meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) melalui anak usahanya Star Energy Geothermal, dukungan tersebut membuat Pencapaian target emisi nol bersih pada tahun 2060.
Hendra Tan, CEO BREN, mengatakan inisiatif strategis ini bertujuan untuk memperluas kapasitas panas bumi Star Energy melalui peningkatan proyek dan penambahan kapasitas baru, yang tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit panas bumi yang dioperasikan oleh Star Energy, tetapi juga akan mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan kapasitas panas bumi. mendapatkan jaringan. Target nol.
“Ini merupakan momen penting bagi kita untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia. “Dengan melakukan retrofit dan meningkatkan kapasitas generator yang ada, kami memastikan masa depan energi bersih yang berkelanjutan dan efisien di negara ini,” kata Hendra, Rabu (25/9/2024).
Total kapasitas terpasang Star Energy Geothermal akan meningkat menjadi 102,6 MW, sehingga memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan energi panas bumi terkemuka di dunia. Total investasinya diperkirakan mencapai USD 346 juta atau Rp 5,3 triliun (kurs 15.118 ke USD).
Selain menambah kapasitas terpasang di Star Energy Geothermal, BREN juga mengumumkan kemitraan strategis dengan perusahaan energi publik Ayala Group, ACEN.
Kemitraan ini akan dilaksanakan oleh anak perusahaan ACEN, ACEN Indonesia Investment Holdings Pte. Ltd., dan anak perusahaan Barito Renewables, Pt. Energi angin Barrito.
Kemitraan ini melanjutkan akuisisi bersejarah pada tahun 2024 atas tiga aset pengembangan pembangkit listrik tenaga angin tahap akhir di Sulawesi Selatan, Sukabumi, dan Lombok.
Secara keseluruhan, aset-aset ini menawarkan potensi kapasitas tenaga angin sebesar 320 MW, dilengkapi dengan solusi penyimpanan energi baterai canggih yang siap meningkatkan stabilitas dan efisiensi jaringan listrik di seluruh wilayah.
Enia Listiani Devi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan saat ini baru 0,3 persen dari total kapasitas energi yang ada yang dimanfaatkan untuk EBT.
“Saat ini EBT kita baru terpakai 0,3 persen dari kapasitas 3,4 terawatt,” kata Enya, Selasa, 24 September 2024, saat berbicara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Pertama, PT PLN Indonesia Power akan melakukan pengembangan panas bumi di dalam negeri melalui kerja sama dengan PT Pertamina Geothermal Energy. Sinergi tersebut diwujudkan melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lehendong Unit Biner 15 MW dan Binary Unit Ulubelu 30 MW.
Kerjasama tersebut merupakan upaya percepatan EBT untuk mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060 yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian eksplorasi pengembangan bersama oleh BUMN antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal pada acara Indonesia International Geothermal Conference (IIGCE) ke-10 dan eksposisi. . , di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Provinsi DKI Jakarta.
Presiden Jokowi Widodo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan potensi panas bumi Indonesia sangat besar, diperkirakan potensinya mencapai 24.000 megawatt atau setara dengan 40 persen kapasitas dunia. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan agar sesuai untuk memenuhi kebutuhan listrik rendah emisi dan mewujudkan ekonomi hijau.
“Negara kita Indonesia juga berkomitmen untuk menjadi bagian penting dari langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri ramah lingkungan, dan transisi menuju energi ramah lingkungan. Ini komitmen yang sudah sering saya sampaikan di mana-mana,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Kapasitas listrik Indonesia saat ini setara dengan 93 gigawatt atau 93 ribu megawatt, lanjut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Dimana 13,7 GW atau 500 persennya berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam sumber daya energi nasional.
“Saat ini kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia telah mencapai 2,6 GW atau terbesar kedua di dunia yang beroperasi, dan tingkat pertumbuhannya meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir,” ujarnya.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, berdasarkan fakta tersebut, pembangkit listrik tenaga panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT, oleh karena itu PLN Indonesia Power menggandeng Pertamina Geothermal Energy untuk mengembangkan PLTU.
“Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia,” kata Edwin.
Menurut Edwin, kerja sama PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy antara lain melakukan kajian bersama pengembangan PLTP di lokasi potensial terkait Pertamina Geothermal Energy, usulan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) PLTP Lahendong Binary Unit dan U1Lu5. Unit biner 30 MW
“Proyek ini dalam rangka mendukung Kebijakan Energi Nasional untuk mencapai NDC dan Program Zero Net Emission.