Penelitian UI: Yoga Modifikasi Solusi Alami Atasi Nyeri Kepala Servikogenik Tanpa Operasi
thedesignweb.co.id, Jakarta – Sakit kepala serviks (CGH) merupakan jenis sakit kepala yang berasal dari leher, seringkali disertai dengan terbatasnya pergerakan leher.
Perawatan, termasuk pembedahan, kerap dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, sejumlah besar pasien masih mengalami gejala setelah pengobatan.
Studi terbaru Robia Khairani Hasibuan, peserta program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), menyarankan alternatif yang disebut yoga modifikasi.
Ahli saraf mengatakan yoga yang dimodifikasi dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi nyeri pada pasien CGH.
“Yoga merupakan alternatif pengobatan CGH yang lebih alami dan holistik dengan berbagai gerakan yang membantu mengendurkan otot dan memperbaiki postur tubuh. Terdapat 13 jenis yoga dengan ratusan gerakan berbeda, sehingga penting untuk memilih gerakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. kondisinya,” demikian bunyi surat kabar AS, Rabu (21/8/2024).
Dalam studi ini, Robia menguji efek yoga yang dimodifikasi terhadap daya tahan kardiovaskular, fleksibilitas tubuh, nyeri, korteks ludah, dan tingkat depresi pada pasien CGH. Penelitian dilakukan dengan metode uji klinis acak, dan 66 subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yoga dan kelompok kontrol.
Pada kelompok yoga, mereka berlatih yoga modifikasi dua kali seminggu selama 12 minggu, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapat terapi konvensional dan terapi fisik.
Parameter yang diukur meliputi intensitas nyeri, frekuensi dan durasi nyeri, tingkat depresi, kelenturan tubuh, dan kadar kortisol ludah.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa latihan yoga yang dimodifikasi memiliki efek yang signifikan terhadap pereda nyeri dan fleksibilitas tubuh pada pasien CGH,” kata Robia dalam program Ph.D. Gedung IMERI FKUI Kampus UI Salemba, Jumat (12/7).
Latihan yoga yang dimodifikasi menurunkan kadar kortisol air liur terkait stres dan meningkatkan daya tahan kardiovaskular, tambah Robia.
Setelah 12 minggu, kelompok yoga menunjukkan peningkatan lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Intensitas, frekuensi dan durasi nyeri berkurang secara signifikan.
“Temuan penelitian menunjukkan bahwa latihan yoga yang dimodifikasi dapat menjadi bagian penting dari pengobatan CGH. Latihan ini tidak hanya mengurangi rasa sakit tetapi juga meningkatkan keseimbangan fisik dan mental pasien.”
“Fasilitas layanan kesehatan merekomendasikan untuk menawarkan program yoga yang dimodifikasi kepada pasien CGH sebagai bagian dari perawatan komprehensif mereka,” jelas Robia.
Kajian disertasi yang dipimpin oleh Robia Khairani Hasibuan ini bertajuk “Pengaruh Modifikasi Yoga terhadap Daya Tahan Kardiovaskular, Fleksibilitas Tubuh, Nyeri, Kortikosteroid Saliva dan Depresi pada Penderita Nyeri Serviks Dibandingkan dengan Pengobatan Biasa.”
Promotor Disertasi Guru Besar Ilmu Syaraf FKUI, Prof. Dr. Dr. Salim Harris, FICA, Sp.N(K), Rekan Dr. Dr. Fitri Octaviana, Sp.N (K) dan Dr. Dr. Riwanti Estiasari, Sp.N (K).
Temuan Robia menawarkan harapan baru untuk manajemen pengobatan yang lebih efektif dan alami bagi pasien CGH.
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi fakultas kedokteran tempat pria tersebut bekerja.” “Penelitian yang dilakukan ini sangat menarik karena yoga tidak memerlukan (peralatan) apa pun dan bisa diberikan kepada seluruh masyarakat (yang mengalami CGH),” kata Salim.