Apa Diet Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol dan Tekanan Darah? Ini Panduan Ahli Gizi!
thedesignweb.co.id, Jakarta – Mengontrol kolesterol dan tekanan darah sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah berbagai penyakit. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami masalah ini, penting untuk mengetahui langkah apa yang dapat Anda ambil untuk mengendalikannya.
Ahli Gizi Klinis Dermis Skin & Slimming Center Kemang, dr Evania Astella, M.Gizi SpGK AIFO-K, memberikan panduan pola makan dan gaya hidup yang efektif untuk membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah, dalam perbincangannya dengan Health thedesignweb.co.id pada Selasa, 29 Oktober , 2024. Bagaimana pola makan penderita hipertensi?
Metode yang sangat dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).
Evania menjelaskan, diet ini berfokus pada konsumsi sayur dan buah yang kaya potasium. Kalium berperan penting dalam mengontrol kontraksi pembuluh darah sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Selain itu, diet DASH juga mengharuskan pembatasan asupan garam. Evania menganjurkan konsumsi garam harian tidak melebihi 1.500 miligram atau setara dengan satu sendok teh. Bagaimana cara diet untuk kolesterol?
Ketika berbicara tentang kolesterol tinggi, penting untuk memahami apa saja jenis kolesterol yang ada. Ada dua jenis utama, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida. Setiap orang mempunyai bentuk metabolisme yang berbeda-beda.
Trigliserida biasanya berasal dari asupan karbohidrat berlebih, sedangkan LDL berhubungan dengan metabolisme lemak.
Diet rendah lemak adalah tujuan utama memerangi kolesterol tinggi. Evania menyarankan untuk menghindari lemak trans dan lemak jenuh, serta memilih lemak baik seperti omega-3 dan minyak zaitun.
Saat memilih buah dan sayur, penting untuk mengetahui mana yang baik untuk hipertensi dan kolesterol tinggi.
Untuk hipertensi, sebagian besar buah-buahan aman dikonsumsi, kecuali buah-buahan yang memiliki kandungan lemak tinggi, seperti durian, atau yang memiliki indeks glikemik tinggi, seperti kelengkeng, leci, dan sawo. Buah-buahan ini dapat menyebabkan peradangan yang memperburuk kondisi pembuluh darah.
“Yah, indeks glikemiknya tinggi, jadi sebaiknya dihindari,” ujarnya.
Sedangkan untuk kolesterol tinggi, Evania merekomendasikan buah-buahan kaya serat dan indeks glikemik rendah, seperti apel, pir, kiwi, pitaya, pepaya, alpukat, dan jeruk.
“Serat pada buah-buahan ini membantu mencegah penyerapan kolesterol di usus sehingga sangat baik untuk kesehatan jantung,” tambahnya.
Mengubah pola makan memang tidak mudah. Setiap orang memiliki fase adaptasi, dan rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah tiga bulan.
Jika kita bisa menjaga pola makan sehat selama tiga bulan, tubuh akan mulai beradaptasi dan kemungkinan besar kita akan mempertahankan kebiasaan baik tersebut.
“Misalnya kita pantang gorengan atau makanan manis selama tiga bulan, kalau kita coba lagi, tubuh akan lebih sensitif terhadap rasa tersebut,” kata Evania.
Dr Evania menekankan, diet bukan sekedar program jangka pendek, tapi harus menjadi gaya hidup berkelanjutan.
Menetapkan pola makan yang baik akan berdampak besar pada kesehatan jangka panjang. Dengan komitmen dan ketekunan, Anda dapat mencapai dan menjaga kesehatan yang optimal.
Penting untuk dipahami bahwa kolesterol sebenarnya merupakan zat yang dibutuhkan tubuh kita. Kolesterol berperan penting dalam pembentukan sel-sel dalam tubuh, menghasilkan hormon penting seperti estrogen dan testosteron, serta membantu mencerna lemak. Menariknya, tubuh kita bahkan mampu memproduksi kolesterol sendiri!
Namun masalah muncul ketika kadar kolesterol darah meningkat. Kolesterol “jahat”, juga dikenal sebagai LDL (low-density lipoprotein), dapat menumpuk di dinding arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Itu sebabnya banyak orang mengasosiasikan makanan tinggi kolesterol dengan berbagai masalah kesehatan.
Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa mengambil langkah untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan jantung.
Apakah kolesterol darah kita hanya dipengaruhi oleh makanan yang kita makan? Ternyata jawabannya tidak sesederhana itu.
Fakta menariknya adalah tubuh kita hanya memperoleh sedikit kolesterol dari makanan. Sebagian besar kolesterol darah kita diproduksi oleh hati.
Menurut Heart UK, rata-rata orang mengonsumsi kurang dari 300 mg kolesterol per hari melalui makanan. Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan asupan lemak jenuh yang kita konsumsi.
Nah, di sinilah kesalahan biasanya terjadi. Lemak jenuh, bukan kolesterol makanan, adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya kadar kolesterol darah kita. Jadi, mari kita lebih berhati-hati dalam memilih jenis lemak yang kita makan.
Beberapa makanan yang sering dianggap tinggi kolesterol, seperti telur dan seafood, ternyata tidak seburuk yang Anda bayangkan. Telur, pendamping nutrisi
Telur mengandung kolesterol, namun penelitian menunjukkan bahwa konsumsinya tidak mempengaruhi kadar kolesterol darah secara signifikan pada kebanyakan orang. Dengan cara ini, Anda bisa terus menikmati tortilla favorit Anda, asalkan porsinya masuk akal. Makanan Laut Sehat
Kerang dan kerang lainnya juga sering dicap tinggi kolesterol. Namun, mereka rendah lemak jenuhnya, sehingga pengaruhnya terhadap kolesterol darah tidak terlalu besar. Faktanya, seperti dilansir Medical News Today, makanan laut kaya akan nutrisi penting seperti omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Kiat FDA
Menurut FDA, aman mengonsumsi ikan dan kerang rendah merkuri dua hingga tiga kali seminggu, dalam jumlah sekitar 8 hingga 12 ons. Namun, bagi anak kecil dan wanita yang sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui, sebaiknya hindari ikan yang mengandung merkuri tinggi.
Jadi jangan ragu untuk memasukkan telur dan seafood ke dalam menu Anda. Dengan porsi yang tepat, Anda tetap bisa menikmati kelezatannya dengan tetap menjaga kesehatan.