Polandia Tutup Konsulat Rusia atas Dugaan Sabotase
thedesignweb.co.id, WARSAW – Menteri Luar Negeri Polandia mengatakan pada Selasa (22/10/2024) bahwa ia telah memerintahkan penutupan kedutaan Rusia di negaranya sebagai tanggapan atas ancaman, termasuk pembakaran, yang menurutnya disponsori oleh Moskow
Ridik Sikorsky meminta Rusia untuk menghentikan apa yang disebutnya “perang satu orang” dengan Polandia dan sekutu Baratnya, serta memperingatkan bahwa Polandia berhak menghentikannya jika tidak dihentikan.
“Sebagai menteri luar negeri, saya tahu bahwa Federasi Rusia berada di balik kehancuran, baik di Polandia maupun di negara-negara sekutu,” kata Sikorski seperti dilansir AP, Jumat (25/10).
Dia mengatakan visanya ditolak oleh kedutaan Rusia di Poznan dan karyawannya tidak diterima di Polandia. Rusia juga memiliki konsulat di Gdansk dan Krakow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap tindakan agresi tersebut dalam pernyataannya kepada kantor berita negara RIA Novosti.
Dalam pidatonya, Sikorsky juga menyebutkan penangkapan seorang warga negara Ukraina pada bulan Januari yang mengaku bahwa agen Rusia telah memintanya untuk melakukan serangan di kota Vrklo. Serangan itu berhasil digagalkan dan pria berusia 51 tahun, yang diidentifikasi sebagai Sarhi S, sedang menunggu persidangan.
Sikorsky mengatakan sekitar 20 tersangka sedang diselidiki di Polandia dan mengetahui rencana pembakaran lainnya di negara-negara sekutu.
“(Vladimir) Putin harus dihindari,” kata Sikorsky di TVN, Senin (21/10).
“Kami telah mengalami serangan serupa lainnya di seluruh Eropa, dan kami mengetahui rencana Rusia untuk melakukan serangan lainnya.”
Pemerintah koalisi Uni Eropa di Warsawa mengatakan Rusia melancarkan perang dengan Polandia dan negara-negara Barat lainnya sebagai imbalan atas bantuan mereka dalam memerangi agresi Rusia di Ukraina.
Mengutip DW, perang hibrida menggambarkan strategi kompleks yang menggabungkan cara militer dan non-militer, mulai dari krisis ekonomi hingga propaganda.