Saham

DESIGN WEB Meraba Prospek Saham BREN dan BRIS Usai Masuk Large Cap Index FTSE

thedesignweb.co.id, Jakarta – Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell Index kembali mengumumkan penyeimbangan kembali FTSE Global Equity Series 2024.

Namun, FTSE dapat mengubah perubahan komponen indeks hingga penutupan pasar saham pada 6 September 2024. Dua saham Indonesia berhasil masuk dalam FTSE Large Cap Index (FTSE): PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Pengamat Pasar Modal Lancer Nafi menjelaskan BREN bergerak di sektor energi terbarukan. Sektor ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena meningkatnya transisi global ke sumber energi berkelanjutan.

“Sepertinya hal inilah yang membuat FTSE Global tertarik untuk memasukkan saham BREN ke dalam indeksnya. Biasanya, saham-saham yang masuk dalam FTSE Global Stock Index meningkatkan minat calon investor global. Akan menaikkan harga saham, lapor Lanjar investor. Dikutip sebelum Sabtu (31/8/2024).

Namun dibandingkan perusahaan sejenis di industri energi terbarukan, Lanchar mengatakan valuasi saham BREN tidak murah. Berdasarkan data saham BREN, saham tersebut merupakan emiten terbesar kedua di BEI. Kapitalisasi pasar BREN tercatat sebesar Rp 1.157,25 triliun. Kapitalisasi pasar BREN lebih rendah dibandingkan Asian Central Bank Tbk (BBCA) yang sebesar Rp 1.253,98 triliun.

Sementara untuk saham BRIS, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfarooqi dalam pandangan risetnya mengatakan saham BRIS berpotensi menarik minat asing. Di sisi lain, semua negara akan merespons positif penerapan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini. Di Indonesia, sentimen tersebut menjadi angin segar bagi perbankan, teknologi, dan real estate.

“BRIS masuk dalam FTSE Large Cap Index yang diumumkan pekan lalu, sehingga inflow saham BRIS akan besar,” kata Abdul.

 

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul akibat keputusan investasi.

Sebelumnya telah diumumkan perubahan komposisi FTSE Global Equity Index, antara lain Asia-Pasifik edisi September 2024, eks Jepang dan China, serta pencatatan saham terbaru PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Syariah. . (BRIS) masuk dalam peringkat emiten bermodal besar atau besar.

Mengutip publikasi seri FTSE Global Equity Index yang ditulis Sabtu (24/8/2024), saham BRIS termasuk dalam kisaran emiten bermodal menengah hingga besar, sedangkan saham BREN termasuk emiten Besar.

Selain itu, FTSE juga mencoret beberapa emiten asal Indonesia dari daftar kapitalis besar, antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT GoTo Gojek Indonesia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT HM Sampoerna. Tbk (HMSP) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). 

FTSE telah memasukkan emiten asal Indonesia ini ke dalam semi-daftar emiten CPIN, GOTO, KLBF dan UNTR. FTSE juga melepas PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Syaria Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Smartfren Tbk (FREN).

Emiten mikro lainnya antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (ARTO) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (ADMR). FTSE juga memasukkan beberapa emiten dalam antrian. CMRY), PT Silom International Hospitals Tbk (SILO).

Selain itu, sejumlah saham yang masuk dalam kategori kapitalisasi mikro atau micro cap antara lain PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), dan PT Kardig. Aero Tbk Service (CASS), PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE).

 

Kemudian daftar emiten mikro adalah PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Surya Pertivi Tbk (SPTO), PT Temas Tbk (TMAS) dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL). Selain itu, 17 penerbit telah keluar dari grup modal ventura.

Emiten tersebut antara lain PT Adira Finance Tbk (ADMF), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR), dan PT Budi Starch and Sweetener Tbk (BUDI).

Berikutnya adalah PT Bundamedik Tbk (BMHS), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Indonesia Vehicle Terminal Tbk (IPCC) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Lalu ada saham PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Mahkota Group Tbk (MGRO), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) dan PT FKS Food Sejahtera.Tbk (AISA) dan PT Vijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 19-23 Agustus 2024. Analis mengaitkan penguatan IHSG dengan ekspektasi Bank Sentral AS atau Federal Reserve yang akan memangkas suku bunganya. Federasi).

IHSG naik 1,51 persen menjadi 7.544,29 dari 7.432,09 pada 19-23 Agustus 2024, mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (24/8/2024). IHSG mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan 19-21 Agustus 2024 selama tiga hari berturut-turut.

Kapitalisasi pasar saham naik 1,75 persen menjadi Rp12,779 triliun dari pekan lalu Rp12,560 triliun. Investor asing memborong 8,25 triliun saham senilai Rp pada pekan ini. Pekan lalu, investor asing mencatatkan aktivitas pembelian saham sebesar Rp 2,94 triliun. Sepanjang tahun 2024, investor asing mencatatkan 12,63 triliun saham senilai Rp.

Selama sepekan, penguatan terbesar terjadi pada rata-rata transaksi nilai tukar harian yang naik 106,10 persen menjadi Rp19,21 triliun dari pekan lalu Rp9,32 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 17,65 persen menjadi 19,68 miliar lembar saham dari 16,73 miliar lembar saham pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi bursa harian juga naik 6,91 persen menjadi 1,09 juta transaksi dari 1,02 juta transaksi pada minggu lalu.

Sebagian besar ekuitas berubah menjadi hijau pada minggu ini. Sedangkan sektor bahan baku atau bahan baku turun 0,21 persen, saham teknologi 0,88 persen, dan saham infrastruktur 0,55 persen.

Sementara penyimpanan energi naik 1,07 persen, penyimpanan industri naik 3,92 persen, dan penyimpanan konsumen non-siklus naik 0,94 persen. Sektor barang konsumsi harian naik 4,72 persen, kenaikan terbesar dalam sepekan. Saham-saham sektor kesehatan naik 1,1 persen, saham-saham keuangan naik 2,5 persen, saham-saham real estate dan real estate naik 1,56 persen, serta saham-saham transportasi dan logistik naik 1,73 persen.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *