Anomali Pasar Kripto Justru Bisa Jadi Potensi Buat Investor
thedesignweb.co.id, Jakarta – Volatilitas pasar mata uang kripto pasca rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) bisa menjadi peluang menarik untuk dimanfaatkan oleh investor mata uang kripto. Akibat perubahan kebijakan ekonomi AS, terdapat potensi peningkatan aliran dana baru ke pasar kripto.
“Kondisi ditambah dengan perkembangan positif yang nyata di berbagai bidang, yang belum sepenuhnya direspon dengan kenaikan harga aset kripto di pasar, bisa menjadi pemicu untuk mencari aset kripto,” analis kripto Reko Fahmi mengutip ucapan al-Mutoqi. Antara, Sabtu (13/7/2024).
Aset kripto dengan nilai adopsi yang kuat namun harga yang lebih rendah berpotensi menarik bagi investor untuk dieksplorasi lebih detail, yang biasanya sulit dilakukan ketika pasar bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat.
Data CPI AS yang dirilis Kamis 11 Juli 2024 menunjukkan penurunan 0,1 persen untuk pertama kalinya sejak Mei 2020. Secara tahunan (tahun ke tahun), CPI AS turun menjadi 3,0 persen, turun dari 3,3 persen di bulan Mei.
Perubahan terkini dalam dinamika inflasi AS telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga AS pada bulan September, kata Reko. Jika nilai tukar turun, hal ini berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan pada pasar mata uang kripto.
Kemudian, ekspektasi kenaikan suku bunga akan berkurang setengahnya atau lebih pada saat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu pada bulan November.
Fahmy mengatakan kenaikan inflasi sangat penting bagi prospeknya terhadap pasar kripto dalam beberapa bulan mendatang.
Fahmi mengatakan, Dengan membaiknya proses inflasi, kemungkinan peningkatan masuknya dana baru ke pasar mata uang digital semakin dekat seiring dengan perubahan kebijakan ekonomi Amerika.
Namun, pasar kripto yang mengalami depresi berat sejak awal Juni tidak dapat bereaksi secara signifikan terhadap perkembangan tersebut.
Menurut Fahmy, saham-saham AS yang menguat sejak Juni, bisa saja melihat membaiknya data CPI kemarin sebagai penopang antisipasi musim pelaporan.
Namun, situasinya sedikit berbeda dari pasar kripto, di mana Bitcoin, yang tadinya $70,000 pada tanggal 5 Juni, turun menjadi $54,000 pada tanggal 5 Juli.
Tekanan yang dihadapi pasar kripto dalam beberapa hari terakhir juga tercermin pada Fear and Greed Index yang mengukur sentimen pasar melalui beberapa sumber data, termasuk media sosial.
Indeks ketakutan dan keserakahan yang dikumpulkan oleh alternatif.me mencapai titik terendah 25 pada hari Jumat (7/12) dan bitcoin terakhir terlihat di $17,000 pada 9 Januari 2023, kata Fahmy. Harga merupakan yang terendah sejak siklus 2021.
Minimnya dampak perkembangan positif terkini terhadap aset kripto bukan hanya disebabkan oleh data CPI. Fahmy mengatakan, pengajuan Solana ETF oleh VanEck dan 21Shares tidak ada kaitannya dengan kenaikan harga token SOL yang signifikan.
“Meskipun ada hal-hal yang dapat menjelaskan situasi ini, seperti kurangnya optimisme di antara pelaku pasar terhadap kemungkinan persetujuan ETF, hal ini biasanya tidak terjadi di pasar mata uang kripto,” kata Fahmy.