Perdoski Ingatkan Bahaya Komplikasi Mpox, Penting Jaga Kebersihan dan Kesehatan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Mpox atau cacar monyet bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Hanny Nilasari, Ketua Persatuan Profesi Dermatologi dan Kelamin (Perdoski), mengatakan salah satu contohnya adalah sepsis akibat panas yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Hani menjelaskan, komplikasi lokal dapat menyebabkan nyeri atau gatal pada area atau kulit yang terkena, serta kesulitan menelan.
“Terkadang pasien ditemukan adanya kelainan pada mukosa mata di area mata. Hal ini dapat menyebabkan infeksi jangka panjang, sehingga jika terdapat kelainan pada kulit atau mata dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Saat terjadi kebutaan, dilansir ANTARA, Senin, Hanny menjelaskan dalam agenda “Seberapa berbahayakah M-fox yang disebabkan oleh WHO?” Gejala awal berupa penyakit kulit dan gejala lainnya.
Menurut Hanny, Mpox merupakan penyakit menular yang menular dari hewan ke manusia dan dari satu orang ke orang lain. Hani mengatakan gejalanya antara lain kelainan kulit.
“Jadi gejala awalnya penyakit kulit, tapi didahului gejala lain. Gejala lainnya antara lain demam, rasa tidak nyaman pada tubuh, dan nyeri otot, ujarnya.
Setelah itu, sindrom tersebut mungkin tidak dapat dikenali atau dikenali karena penyakit kulit tampak hampir mirip dengan penyakit kulit lainnya.
Haney mengatakan pada kasus Mpox yang sangat parah, yang merupakan komplikasi dari syok septik, infeksinya bisa sangat serius dan menyerang seluruh tubuh, sampai ke otak, dan bisa berakibat fatal. Meski demikian, menurutnya angka kematiannya tidak terlalu tinggi.
“Namun angka kematiannya tidak terlalu tinggi, hanya tercatat kurang dari 0,1% pada epidemi tahun 2022,” ujarnya.
Menurut Hanny, jika orang yang tertular memiliki imunitas yang baik, maka tidak perlu khawatir karena tubuh mampu melawan Mpox. Namun Haney memperingatkan agar berhati-hati, karena infeksi bisa menjadi serius dalam keadaan tertentu, terutama pada orang dengan kekebalan yang sangat rendah.
Hanny berpendapat pencegahan lebih baik sehingga masyarakat harus mengetahui cara penularan penyakit.
Ia juga menyebutkan beberapa faktor risiko, antara lain kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, petugas kesehatan yang merawat pasien Mpox, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
Oleh karena itu, Pak Hani menekankan pentingnya hidup bersih dan sehat, menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, menerapkan pola hidup bersih, melakukan deteksi dini, membatasi jumlah pasangan seksual, dan menggunakan alat pelindung diri oleh tenaga medis.
“Saat ini Kementerian Kesehatan masih memiliki vaksin tersebut dan dapat menggunakan atau memberikannya kepada kelompok rentan untuk mencegah mereka menyebar atau tertular,” ujarnya.