Sederet Sentimen Global Bayangi IHSG Pekan Ini, Simak Rekomendasi Saham 4-8 November 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – Banyak sentimen dunia yang membayangi pasar keuangan pekan ini. Periode 4-8 November 2024, Analisa saham PT Indo Securitas (IPOT) Imam Gunadi menyebutkan, indeks harga saham (IHSG) akan dipengaruhi sentimen dari data layanan PMI AS bulan Oktober 2024, dimana pada minggu ini AS Publikasikan data PMI sektor jasa dari ISM dan S&P Global.
Jika berbicara tentang S&P Global, PMI Jasa AS diperkirakan meningkat menjadi 55,3 dari periode sebelumnya sebesar 55,2. Sementara itu, PMI AS bulan Oktober 2024 diperkirakan turun menjadi 53,3 dari 54,9 pada periode sebelumnya, menurut ISM.
Kedua, kesetaraan Tiongkok. Minggu ini Tiongkok akan merilis angka perdagangan untuk Oktober 2024. Informasi ini merupakan informasi yang sangat penting karena Tiongkok merupakan mitra dagang Indonesia. Jika ekspor dan impor meningkat maka akan menjadi tren positif bagi perekonomian Indonesia.
Ketiga, angka PDB triwulan III, dimana pada minggu ini Indonesia akan merilis data terpenting yaitu pertumbuhan ekonomi atau PDB triwulan III tahun 2024.
“Pertumbuhan Indonesia diperkirakan melambat hingga 5%. Jika data yang dipublikasikan sesuai atau melebihi ekspektasi pasar maka akan menjadi sentimen positif bagi pasar. Namun sebaliknya jika angka PDB berada di bawah konsensus. atau ekspektasi pasar, bisa jadi itu ide yang buruk,” kata Imam dalam keterangannya, Senin (4/11/2024).
Keempat, suku bunga FFR. Pekan ini, The Fed akan mengumumkan kebijakan moneternya dengan menetapkan suku bunga FFR. Sesuai konsensus, suku bunga Federal Reserve atau FFR akan diturunkan sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Penurunan suku bunga ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar, terutama di dalam negeri karena rupee kembali tertekan dan perekonomian melambat.
Kelima, antisipasi pemilu AS. Pemilu AS antara Donald Trump dan Kamala Harris menjadi salah satu tren yang paling ditunggu para pelaku pasar. Imam meyakini pasar, terutama domestik atau internasional, akan lebih cocok dengan Kamala Harris. Harris kemungkinan akan mengambil pendekatan berbeda terhadap urusan luar negeri, termasuk lebih banyak kesepakatan dagang. Hal ini dapat membantu mengurangi konflik global dan memperkuat hubungan dagang dengan negara lain.
Sementara itu, Trump dikenal dengan tindakan anti-perdagangannya, terutama melalui tarif tinggi terhadap barang-barang Tiongkok. Hal ini dapat memicu perang dagang jangka panjang dan pada akhirnya memperlambat perekonomian, jelas Imam.
Penafian: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. Ketahui dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mencermati sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham berikut yang patut diwaspadai pada perdagangan hingga Jumat, 8 November 2024.
Beli ITMG (Entri 25.500, TP 26275, SL <24950).
PMI manufaktur Tiongkok baru-baru ini kembali ke kisaran yang luas, menunjukkan bahwa aktivitas industri di negara tersebut meningkat. Kembalinya PMI ke atas level 50 yang mengindikasikan ekspansi disebabkan oleh langkah stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah Tiongkok dan harapan adanya kebijakan lain yang dapat mendukung sektor industri. Situasi ini berdampak positif bagi perusahaan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang mayoritas penjualannya didorong oleh pasar Tiongkok.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas manufaktur, permintaan energi juga meningkat, sehingga permintaan batu bara, produk utama ITMG, di pasar Tiongkok diperkirakan akan tetap kuat.
“Hal ini memberikan pandangan positif terhadap kinerja penjualan dan potensi pertumbuhan pendapatan ITMG dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan berlanjutnya perekonomian industri Tiongkok,” kata Imam.
Beli BBCA (Entri 10,425, TP 10750, SL < 10225).
Bank Sentral (Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pekan ini, yang berdampak positif pada saham PT Bank of Central Asia Tbk (BBCA). Pemotongan suku bunga AS dapat mendorong masuknya modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor mencari imbal hasil yang menarik di luar pasar AS. Dengan adanya tambahan pendapatan, nilai tukar rupiah kemungkinan akan menguat sehingga dapat memperkuat stabilitas perbankan di Indonesia.
Beli ADRO (Masuk 3790, TP 4180, SL < 3570).
Operasional Adaro meliputi program dividen khusus untuk menyokong saham Adaro Andalan Indonesia (AAI) secara publik yang berpotensi meningkatkan minat investor terhadap saham ADRO.
Dalam sepekan terakhir indeks harga saham (IHSG) bergerak -2.46% (-189) ke 7,505 karena sentimen yang lebih tinggi. Imam mengatakan ada 4 tren kinerja IHSG pada pekan lalu, seperti pertumbuhan ekonomi AS di Amerika, kembalinya ekspansi industri China, PCE AS pada September 2024, dan melambatnya perekonomian dalam negeri.
Pertama, terkait lambatnya pertumbuhan ekonomi AS, jelas Imam, Amerika Serikat telah merilis data perekonomian (PDB) triwulan III tahun 2024 yang menghasilkan pertumbuhan PDB sebesar 2,8% (year-on-year). (perbandingan awal) rata-rata kuartal kedua kurang dari 3% (tahun).
Imam mengatakan: “Pertumbuhan ekonomi AS juga tercermin dari rilisnya kinerja banyak perusahaan yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang lambat ini dapat meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. . ‘Lebih banyak keuntungan’.”
Kedua, ekspansi manufaktur Tiongkok kembali terjadi, seiring NBS merilis data PMI manufaktur Oktober 2024 pada Kamis lalu, sehingga PMI manufaktur Tiongkok kembali ke level ekspansif sebesar 50,1 poin dari periode sebelumnya pada September 2024. % pada 49,8.
Menurut Imam, ekspansi industri manufaktur Tiongkok menunjukkan bahwa industri manufaktur Tiongkok merespons dengan baik stimulus yang diberikan pemerintah dan PBoC.
Ketiga, PCE AS bulan September 2024, dimana AS juga merilis data PCE-nya kemarin, dimana PCE AS bulan September 2024 turun menjadi 2,1% (y/y), turun dibandingkan 2,3% (yoy) pada periode sebelumnya di Agustus 2024. Tingkat kontraksi semakin mendekati target The Fed sebesar 2%.
Keempat, perekonomian dalam negeri yang melambat, dimana pada Jumat kemarin S&P Global merilis data PMI manufaktur Indonesia bulan Oktober 2024, dimana PMI manufaktur Indonesia bulan Oktober 2024 masih berada pada level tertekan yaitu sebesar 49,2, tidak berubah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 49,2. .
“Selanjutnya, data inflasi tahunan bulan Oktober juga turun menjadi 1,71% (yoy), lebih rendah dibandingkan September 2024 yang sebesar 1,84% (yoy),” imbuh Imam.