Cuaca Hari Ini Minggu 6 Oktober 2024: Jakarta Berawan Tebal, Kota Penyangga Potensi Hujan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Langit pagi hampir seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Minggu (10/6/2024) diperkirakan berawan hingga berawan tebal. Ini adalah ramalan cuaca hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca berawan diperkirakan terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat pada pagi ini. Sementara itu, awan tebal terjadi di tiga wilayah lain di Jakarta pagi ini.
Namun pada sore hingga malam hari, awan tebal akan terjadi hampir di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta, kecuali Kabupaten Kepulauan Seribu. Kepulauan Jakarta akan berawan malam ini.
Sementara cuaca di Kabupaten Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang seragam. Hampir seluruh wilayah penyangga Kota Jakarta akan berawan pada pagi hari, kecuali Bekasi yang berawan tebal.
Pada sore hari, Bekas, Depok, dan Tangerang berawan tebal, sedangkan Bogor masih berawan. Namun hujan ringan diperkirakan terjadi di seluruh wilayah penyangga Jakarta pada malam hari. Selain itu, hujan diperkirakan akan turun di beberapa wilayah mulai paruh kedua hari ini.
Berikut informasi prakiraan cuaca selengkapnya untuk Jabodetabek yang dikutip thedesignweb.co.id dari situs resmi BMKG www.bmkg.go.id: Kota Pagi Sore Jakarta Barat Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Jakarta. Jakarta Timur Padat Berawan Padat Berawan Padat Berawan Jakarta Utara Berawan Padat Berawan Padat Berawan Kepulauan Seribu Padat Berawan Padat Berawan Bekasi Berawan Padat Berawan Padat Berawan Hujan Ringan Curah Hujan Berawan Padat Berawan Hujan Ringan Kota Bogor Berawan Hujan Ringan Tangerang Berawan Hujan Lebat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan isu perubahan iklim menjadi perhatian pemerintah di seluruh dunia dan tidak terbatas pada negara maju saja.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition atau IIGCE di JCC Senayan pada Rabu, 18 September 2024.
“Perubahan iklim merupakan permasalahan seluruh dunia, termasuk pemerintah negara maju, pemerintah negara berkembang, serta para pelaku penelitian dan masyarakat kecil di seluruh belahan dunia,” kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian penting dari langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri ramah lingkungan, dan transisi menuju energi ramah lingkungan.
“Saya sudah sering mengatakan hal ini di mana-mana, namun kita semua tahu bahwa dalam transisi hijau, semua pemerintahan di negara-negara berkembang, hampir semua di negara-negara berkembang, dihadapkan pada dilema keterjangkauan, lalu pemerataan akses publik, dan kemudian. Juga menggunakan teknologi yang tidak terbuka,” jelas Jokowi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk membuat perhitungan dan pertimbangan sendiri.
Ia juga berharap Forum IIGCE dapat menghasilkan terobosan-terobosan signifikan yang dapat menjadi jalan tengah untuk membagi risiko, beban, dan keuntungan secara setara.
“Saya paham dunia usaha punya perhitungannya sendiri, punya perhitungannya sendiri, punya pertimbangan berantai soal keuntungan, dan sebagainya. Jadi ini yang harus kita pikirkan bersama-sama,” ujarnya.
FYI, pada acara IIGCE, Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam hal energi panas bumi. Menurut perkiraannya, energi panas bumi mencapai 40% potensi dunia.
“Indonesia mempunyai banyak peluang untuk berkembang, namun saat ini potensi yang dimiliki baru 11% yang dimanfaatkan,” kata Jokowi.
Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim.
Sejak tahun 1981 hingga tahun 2018 terjadi kenaikan suhu sebesar 0,03 derajat Celcius per tahun. Hal ini diiringi dengan kenaikan permukaan air laut sebesar 0,8-1,2 cm per tahun. Catatan ini merupakan ancaman yang cukup besar mengingat 65% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir.
Hendra Gunavani, Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan data tersebut menegaskan bahwa perubahan iklim tidak lagi menjadi ancaman di masa depan. Tantangan-tantangan tersebut sudah mulai muncul dan akan semakin buruk jika tidak ada langkah-langkah mitigasi yang memadai.
“Jika kita melihat Global Climate Risk Index yang merupakan indikator kerentanan suatu negara terhadap perubahan iklim, Indonesia berada pada peringkat ke-14 sehingga negara kita cukup rentan terhadap perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan. risiko dan dampak perubahan iklim,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (14/09/2024).
Hendra juga mengutip catatan Dewan Energi Dunia yang menyebutkan Indonesia memiliki lima pilihan sumber energi. Untuk menghadapi tantangan ini, Indonesia harus menyeimbangkan ketahanan energi, keadilan energi, dan kelestarian lingkungan.
“Saat ini kita berada di peringkat 58 dari 126 negara. Hal ini menunjukkan kita masih berada di papan tengah, sehingga diupayakan untuk memperbaiki posisi tersebut agar indeks kita semakin baik,” lanjut Hendra.