Nilai Aset PLN Tembus Rp 1.691 Triliun di Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta PT PLN (Persero) terus meningkatkan nilai asetnya setelah melakukan transformasi proses bisnis perusahaan dalam empat tahun terakhir.
Pada tahun 2020, aset PLN senilai Rp1.588 triliun akan menjadi Rp1.691 triliun pada semester I-2024 atau meningkat Rp102 triliun.
Pertumbuhan aset ini menjadikan PLN sebagai BUMN terbesar di Indonesia yang terus menguasai aset perusahaan, kata Direktur Utama PLN Dharmwan Prasudju.
Hal ini berarti peningkatan jumlah pelanggan sebesar 15,3% dari 79 juta pelanggan pada tahun 2020 menjadi 91,1 juta pelanggan pada pertengahan tahun 2024.
“Ini adalah buah manis dari perubahan yang kami lakukan. Kami telah mengubah cara pandang kami melihat perkembangan bisnis yang tadinya stagnan dan terbelakang, kini kami berekspansi, fleksibel dan berwawasan ke depan. Kami berhasil meningkatkan pendapatan. Dharmavan menjelaskan pada Sabtu (28/9/2024): Meningkatkan produksi sekaligus memperbaiki fasilitas yang ada.
Selain itu, Dharmawan mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan pemanfaatan aset yang ada. termasuk melalui pendirian usaha di luar ketenagalistrikan atau di luar kilowatt hour, sumber pendapatan baru bagi PLN.
“Aset ketenagalistrikan yang tadinya hanya digunakan untuk layanan kelistrikan, didesain untuk layanan di luar kWh. Ada layanan Internet, ada pasar PLN, EV Charging, penggantian baterai, sistem pengisian daya, panel atap, dan ListriQu. Ada Super kami, jelasnya. sistem PLN yang baru adalah “ujung tombak”.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) dan PT PLN (Persero) saat ini sedang menyusun Rencana Induk Ketenagalistrikan (RUPTL) tahun 2025-2035 dan program publik. Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Dalam rancangan kebijakan yang tengah dibahas, Direktur Jenderal Konservasi Energi Baru Terbarukan (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengusulkan peningkatan kapasitas terpasang turbin angin (PLTB) sebesar 5 GW. target. Pada tahun 2030
Enya dalam wawancaranya mengatakan: “Saat ini sedang dibahas RUKN, maka akan dibuat RUPTL baru dan di dalamnya terdapat target 5 tahun ke depan. Kita sudah tahu bahwa levelnya adalah 5 GW, sehingga pada tahun 2030 kita membutuhkan 5 gigawatt tenaga angin. .” Pernyataan resmi Kementerian ESDM, Jumat (27/9/2024).
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sumber daya angin yang besar sehingga menjadikan angin sebagai sumber energi terbarukan (EBT) terbesar kedua setelah energi surya.
Selain sebagai sumber energi, PLTB juga dapat dijadikan sebagai objek wisata di Eropa, khususnya Belanda. Tenaga angin di Indonesia terdapat di kawasan wisata seperti Indonesia Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Jawa Selatan.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tenaga angin yang dimiliki Indonesia sebesar 154,6 GW, dengan rincian tenaga angin darat sebesar 60,4 GW dan tenaga angin lepas pantai sebesar 94,2 GW.
Sebagai informasi lebih lanjut, wilayah timur Indonesia (Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara) mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga angin mencapai 40% negara. Namun daya pembangkit listrik tenaga angin PLTB pada tahun 2024 masih sangat kecil, yakni hanya 152,3 MW.
Di sisi lain, pemerintah berencana meningkatkan kapasitas terpasang PLTB menjadi 37 GW pada tahun 2060.
Oleh karena itu, Enya menekankan kerja sama dan kolaborasi dengan dunia internasional sangat diperlukan. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi kunci dalam pengelolaan investasi penyediaan listrik berbasis energi terbarukan, khususnya listrik yang berasal dari tenaga angin.
Ia mengapresiasi kerja sama Kementerian ESDM dan Energy Transition Partnership serta United Nations Office for Project Services (ETP-UNOPS). Untuk memfasilitasi pengembangan serangkaian kajian pengembangan PLTB di Indonesia.
“Saya ingin menunjukkan dukungan yang kuat terhadap rekomendasi UNOPS sebagai upaya strategis percepatan pengembangan energi angin di Indonesia dan bersama-sama kita dapat memahami dan memajukan sektor energi terbarukan di Indonesia.” katanya