Masuk Musim Hujan, Bagaimana Prospek Saham Sido Muncul?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Hujan deras terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan buletin iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agustus 2024, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
BMKG juga memperkirakan musim hujan akan dimulai pada bulan September, dengan curah hujan mencapai tingkat sedang hingga tinggi antara bulan September dan November. Hanya sekitar 21,75% wilayah Indonesia yang akan mengalami curah hujan rendah (0-100 mm/bulan) pada bulan September, dan persentase ini diperkirakan akan turun menjadi 7,64% pada bulan Oktober dan 0,65% pada bulan November.
Mengacu pada kondisi tersebut, masyarakat biasanya menawarkan produk suplemen sistem imun. Salah satu yang cukup populer adalah Tolak Angin produksi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
“Dari sisi finansial, musim hujan kemungkinan akan mendongkrak kinerja SIDO pada paruh kedua tahun 2024, karena penjualan Tolak Angina secara historis mencapai puncaknya pada periode ini,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih dalam catatan risetnya, Kamis. 12/9/2024).
Tolak Angin yang termasuk dalam segmen obat herbal dan suplemen memberikan kontribusi sekitar 50% terhadap pendapatan konsolidasi. Segmen ini juga paling menguntungkan bagi SIDO dengan mencatatkan margin kotor tertinggi dibandingkan segmen lainnya.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan iklim Q4 2024 yang menguntungkan, peningkatan profitabilitas yang berkelanjutan didorong oleh rendahnya biaya bahan baku, dan pembayaran dividen interim akan menjadi katalis jangka pendek untuk saham SIDO.
“Ke depannya, kami memperkirakan perluasan saluran distribusi komersial modern dan pertumbuhan pasar ekspor yang berkelanjutan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja pada FY25 dan seterusnya,” kata Andreas.
Dalam P&L terbaru, manajemen mengumumkan inovasinya pada aspek distribusi dengan mendistribusikan produk langsung ke Alfamart (mulai 1 Mei) dan Indomaret (mulai 1 Juli). Sebelumnya, distribusi melalui jalur tersebut dilakukan oleh sub-distributor pihak terkait.
Harga saham SIDO turun sekitar 9% sejak pengumuman hasil keuangan semester I 2024. Pada periode yang sama, target harga (TP) 12 bulan meningkat 3,3% menjadi Rp 834.
Andreas berpendapat harga saham SIDO saat ini menarik dan menawarkan risiko penurunan yang terbatas, terutama karena IDXHealth dan IHSG masing-masing menguat +3.7% dan +6.8% pada periode yang sama. Juga, sahamnya diperdagangkan pada sekitar 0.9 S.D. di bawah rasio P/E rata-rata lima tahun.
“Mengingat koreksi harga saham baru-baru ini yang memberikan potensi kenaikan lebih besar, kami meningkatkan rating menjadi Beli dari perdagangan Beli, namun mempertahankan TP kami di Rp 830,” komentar Andreas,
TP berasal dari metodologi penilaian berganda P/E, dengan rata-rata P/E lima tahun sebagai kelipatan targetnya. Risiko negatif terhadap perkiraan kami mencakup harga komoditas yang lebih tinggi dari perkiraan, dampak dari pasar MT dan ekspor yang lebih rendah dari perkiraan. SIDO saat ini diperdagangkan dengan P/E 14,7x 24F.