Mengenal Financial Independence dan Financial Freedom, Apa Sih Tujuannya?
thedesignweb.co.id, Jakarta Kebanyakan orang bekerja untuk mendapatkan uang, namun ada juga yang bekerja untuk mencapai keamanan finansial. Jadi apa sebenarnya tujuan akhirnya?
Dari laman Instagram @prakerja.go.id, Selasa (8/11/2022), Anda harus memahami apa itu kemandirian finansial dan kebebasan finansial. Kedua hal ini diartikan sebagai tingkat pencapaian keamanan finansial.
Namun, sebelum Anda dapat mencapai kemandirian finansial dan kebebasan finansial, Anda harus mencapai tingkat keamanan finansial, yaitu situasi dimana situasi keuangan Anda aman.
Apa yang Anda maksud dengan aman? Misalnya, Anda merasa aman tanpa bekerja. Ketika Anda tidak bekerja, Anda masih memiliki cukup uang untuk membiayai Anda selama beberapa bulan ke depan, tergantung pada berapa banyak uang yang Anda miliki.
Selain itu, Anda mempunyai penghasilan tambahan. Namun di sisi lain, Anda tetap memiliki pekerjaan utama dan Anda memiliki pekerjaan sampingan atau passive income (misalnya dari investasi).
Kondisi aman secara finansial ini terbatas dalam waktu. Ada jangka waktunya, 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan. Pada dasarnya, ini hanya aman untuk sementara.
Maka tahap selanjutnya adalah Anda sudah bisa memasuki tingkat kemandirian finansial dan kebebasan finansial. Ada perbedaan antara kedua hal ini:
Kemandirian finansial yaitu sudah mempunyai penghasilan sendiri, masih mempunyai hutang namun tidak kesulitan untuk melunasinya, bebas mengambil keputusan keuangan (sesuai keinginan), dapat memilih untuk melanjutkan. Apakah Anda aktif bekerja atau tidak dan memiliki investasi yang cukup (untuk menghasilkan pendapatan pasif) dan dapat membeli aset aktif.
Pada saat yang sama, kebebasan finansial, Anda tidak perlu bekerja aktif, pendapatan terus berdatangan. Maka Anda 100 persen bebas, selain itu Anda dapat membuat keputusan keuangan yang berbeda tidak hanya untuk Anda, tetapi juga untuk keluarga Anda, yang utama adalah hidup damai dan memiliki banyak waktu luang dan alat investasi. Bisa Menghasilkan pendapatan pasif
Pada dasarnya kemandirian finansial menekankan pada keadaan keuangan dari segi angka. Kebebasan finansial menekankan perasaan berkecukupan, bahagia dan tidak perlu khawatir tentang uang untuk bertahan hidup. Anda harus mencapai kemandirian finansial terlebih dahulu sebelum Anda dapat mencapai kebebasan finansial.
Untuk mencapai kemandirian finansial dan kebebasan finansial, Anda harus mempelajari keterampilan berikut:
– Bagaimana mengelola keuangan pribadi
– Keterampilan baru untuk memiliki sumber penghasilan sampingan
– Memahami berbagai instrumen keuangan
– Bagaimana cara berinvestasi
Otoritas Jasa Keuangan (FSA) memberikan nasihat keuangan mengenai perkiraan dampak inflasi dan stagflasi di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan inflasi dan stagflasi dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah menurunnya daya beli akibat kenaikan harga dan juga meningkatnya angka pengangguran.
Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) menyatakan kenaikan suku bunga yang terjadi secara bersamaan di seluruh dunia melawan inflasi berisiko menyebabkan resesi global dan krisis keuangan di berbagai belahan dunia, seperti Amerika Serikat (AS). ), Tiongkok, Uni Eropa, dan Jepang.
Mengutip dari Instagram resmi OJK @ojkindonesia, Minggu (2/10/2022), OJK menjelaskan inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan stagflasi adalah pertumbuhan ekonomi yang terus melambat disertai kenaikan harga (inflasi) yang terus-menerus.
Jadi bagaimana kita menghadapinya? Jangan khawatir, hal ini bisa kita prediksi melalui pengelolaan keuangan yang baik. Mulai dari mengelola pos keuangan, mencari penghasilan tambahan, menyiapkan dana darurat hingga berinvestasi sesuai profil risiko.
Berikut tips mengantisipasi dampak inflasi dan stagflasi ala OJK:
1. Kelola pos keuangan
Kenaikan harga diperkirakan terjadi karena restrukturisasi posisi keuangan. Pos kebutuhan dan keinginan khusus.
2. Kami sedang mencari penghasilan tambahan
Anda bisa mencoba berbisnis menggunakan platform online atau melakukan pekerjaan sampingan sesuai hobi Anda.
3. Siapkan dana darurat
Dana darurat untuk kebutuhan tak terduga. Dana darurat disimpan sebagai simpanan di bank agar aman dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dana darurat ini akan berguna untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang bisa terjadi saat stagflasi, seperti pemotongan gaji bahkan PHK.
4. Berinvestasilah sesuai dengan profil risiko Anda
Pilihlah instrumen investasi yang memberikan return di atas tingkat inflasi dan jangan lupa untuk melakukan diversifikasi produk investasi Anda.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menteri kabinetnya berulang kali mengingatkan masyarakat untuk selalu siap menghadapi tantangan perekonomian. termasuk ancaman resesi.
Sederhananya, resesi adalah perlambatan ekstrim dalam pertumbuhan ekonomi.
Katanya, ‘Presiden Jokowi, tahun ini kita akan kesulitan. dunia,” kata Jokowi pada Jumat (5/8) pada Rakernas Persatuan Pensiunan Tentara Nasional Indonesia (PPAD) di Sentul Bogor, Jawa Barat.
Melansir Forbes, Kamis (29/9/2022), resesi merupakan situasi yang penuh tekanan. Namun masyarakat diharapkan tidak panik atas ancaman resesi global, sembari mempersiapkan langkah-langkah yang dapat membantu tekanan kondisi krisis.
1. Bersiaplah jika Anda dipecat
Meski terkesan menyakitkan, gagasan ini patut menjadi pertimbangan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya resesi. Hal ini disebabkan ketika bank sentral menaikkan suku bunga untuk stabilitas moneter. Di satu sisi, kenaikan suku bunga mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan.
Mau tidak mau, PHK merupakan langkah terakhir perusahaan untuk bersama-sama bertahan dari ancaman resesi.
Jika ini terjadi, orang-orang perlu meninjau resume mereka sepanjang karier mereka, dan sekarang ada peluang untuk memperbarui profil LinkedIn Anda.
Sambungkan kembali ke jaringan Anda. Menambah atau memperbarui alokasi pendapatan dana darurat. Carilah karier di tempat lain.
2. Pelajari keterampilan baru
Masa perekonomian yang buruk justru menuntut Anda untuk terus mengembangkan diri dengan mempelajari keterampilan baru. Ada pepatah bijak yang mengatakan semakin banyak Anda belajar, semakin banyak penghasilan Anda.
3. Pertimbangkan pengeluaran yang tidak perlu
Jika kondisi perekonomian normal atau bahkan positif, masyarakat tidak merasa terbebani untuk mengeluarkan pendapatannya untuk kebutuhan hiburan seperti berbelanja, berlangganan layanan streaming, atau menonton konser. Namun karena ancaman resesi, kebiasaan ini sebaiknya ditunda untuk beberapa waktu.
4. Jangan takut untuk berinvestasi
Ketika masyarakat menjual portofolio investasinya secara massal karena membutuhkan dana baru, sebaiknya hindari tren ini. Karena pada awalnya ketika Anda menginvestasikan dana, Anda sudah mempelajari aktivitas perusahaan.
5. Cobalah mencari penghasilan tambahan
Ketika masyarakat hidup di era “gig economy”, ancaman resesi sebenarnya tidak begitu mengerikan. Anda yang masih bekerja bisa memanfaatkan platform penghasilan tambahan yang tersedia dan memanfaatkannya untuk penghasilan tambahan.