WEB NEWS Wisata Malam Mencari Hantu dan Alasan Psikologis Mengapa Sebagian Orang Menyukainya
thedesignweb.co.id, Jakarta – Sebagian masyarakat Indonesia menyukai hal-hal mistis dalam novel, podcast, vlog, film, wisata horor.
Alih-alih menjauhi tempat-tempat yang diyakini angker, sebagian orang rela mengeluarkan uang untuk berwisata atau bermalam untuk mencari hantu. Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta dan Yogyakarta, masyarakat sudah familiar dengan rumah hantu.
Di atraksi ini, pengunjung dapat membeli tiket lalu memasuki gedung yang dirancang untuk menakut-nakuti. Suara-suara menyeramkan, cahaya gelap, dan petugas berpakaian Cantilanx bahkan Pokong menambah rasa takut.
Selain rumah berhantu, kini masyarakat juga melakukan wisata horor. Seperti yang dibagikan di Instagram @bandrosbraga.bandung.
Layanan tur tamasya keliling kota Gul dengan Bandros atau bus wisata Bandung. Tak hanya wisata sehari yang menyenangkan, Bandros juga menyediakan wisata malam ke gedung-gedung angker seperti Rumah Canting, SMAN 5 Bandung, Taman Ganesha ITB.
Pada tur ini wisatawan diajak untuk mempelajari sejarah tempat yang dikunjunginya dan merasakan bahayanya. Pemandu wisata bahkan dapat membantu peserta wisata merasakan kehadiran makhluk astral, dimana roh yang menghuni bangunan berkomunikasi dengan pengunjung dengan mengambil tubuh manusia.
“Terkadang yang paling berbahaya bukanlah apa yang terlihat, tapi apa yang tersembunyi di balik kegelapan”, @bandrosbraga.bandung, Senin (26/8/2024).
Kengerian yang dicari sebagian orang menimbulkan pertanyaan, mengapa orang-orang ini menyukai atau peduli dengan horor?
Psikolog Rene Hipsari Santosa mengatakan ada beberapa alasan mengapa orang menyukai hal-hal mistis seperti film horor. Menurutnya, film horor memiliki sisi misterius dan misterius sehingga menarik bagi orang-orang spesial. Pasalnya tema horor terasa dekat dengan konteks masyarakat Indonesia dengan latar belakang budaya dan keyakinan yang berbeda-beda.
Kemudian, hal-hal mistis juga berbatasan dengan kenyataan atau mitos atau legenda. Selain daya tariknya, tasawuf juga mengundang minat dan diskusi.
“Jadi itu sesuatu yang berada di tengah-tengah kenyataan, makanya menjadi hal yang menarik. Karena di satu sisi ini tentang kehidupan sehari-hari, dan dalam masyarakat kita, kita sedikit banyak bisa terhubung dengan hal-hal mistis.” thedesignweb.co.id.
Rini menambahkan, menonton itu seperti membaca, memberikan pengalaman tersendiri bagi yang menikmatinya. Penonton pun merasa menjadi bagian dari alur film yang disuguhkan. Karena sebuah pertunjukan atau film dibuat untuk menggetarkan penontonnya dan seringkali dibuang begitu saja.
Saat merespons stimulus yang diberikan, tubuh merespons secara fisik dan psikologis. Ibarat menonton film horor yang biasanya memberikan perasaan yang sangat intens. Bermula dari keterkejutan dan ketegangan penonton saat melihat adegan yang dianggap seram atau menakutkan.
Renee mengapresiasi dinamika naik turun yang biasa disukai para penggemar film horor. Namun jawaban setiap orang akan berbeda-beda tergantung pengalaman dan minatnya.
Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan batasan usia penonton dan tingkat kenyamanan pribadi kita. Adegan atau rangsangan ekstrem mungkin terlalu mengganggu bagi sebagian orang, tegas Rainey.
Renee juga menjelaskan bahwa film horor biasanya didasarkan pada pengalaman hidup seseorang. Perasaan takut atau jantung berdebar-debar saat menyaksikan adrenalin seseorang terpacu.
Lapisan film padat memberikan rangsangan yang segera direspon oleh tubuh manusia atau sistem tubuh. Namun, menurut Renee, hal itu tergantung pengalaman pribadi seseorang.
“Jadi itu faktor kebiasaan, pengalaman, jadi kalau dilihat berkali-kali, setelah stres baru istirahat. Badan makin capek, dan setelah selesai, otot jadi keras, ada juga istirahat.