Berita

Prabowo-Gibran Diharapkan Benahi Persoalan Tambang Ilegal

thedesignweb.co.id, Jakarta – Melihat kesuksesan dunia pertambangan Indonesia, khususnya di masa transisi pemerintahan dari Jokowi Widodo-Ma’ruf Amin hingga Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Indonesia (ATBI) Wisnu Salman merasa optimistis. masa depan dunia pertambangan Indonesia akan terus cerah.

Menurut Wisnu, Indonesia yang memiliki sumber daya pertambangan melimpah, merupakan saat yang tepat untuk melakukan end-product manufacturing atau pengelolaan produk end-to-end.

“Untuk menjadi negara maju, sudah saatnya kita harus menundukkan sektor pertambangan. Indonesia akan menjadi negara maju jika hasil tambang seperti bauksit, nikel, dan tembaga tidak diekspor dalam bentuk mentah, melainkan harus diolah di industri manufaktur agar bisa menjadi negara maju. menjadi produk jadi,” ujar Wisnu, materi seminar nasional Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Sudah saatnya pemerintah Indonesia mengelola dengan baik produk jadi seperti baterai padat nikel. Dengan menjadikannya produk akhir, Wisnu yakin Indonesia akan menjadi negara yang lebih cepat maju.

“Kita tahu Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia dan negara-negara lain juga turut memperhatikan. Jika Indonesia bisa memproduksi produk jadi yang banyak, maka tentunya Indonesia bisa menjadi penentu harga nikel di pasar dunia,” jelas Visnu. . lagi.

Saat ini pengunduhan mineral dan batubara (minerba) baru mencapai 30% dari hasil pengolahannya, kemudian produk akhirnya berada di negara investor. Wisnu melanjutkan, tujuan ekspor terbesar ekstraksi bahan mentah saat ini adalah Tiongkok sebagai investor terbesar.

Wisnu berharap Prabowo-Gibran bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang mentah, menjadi lebih bernilai ketika bisa diolah menjadi produk siap pakai.

Saat disebut masih maraknya penambangan liar, Visnu mengatakan perlu komitmen tegas dari pemerintah. Proses perizinan yang panjang saat ini perlu dipersingkat agar lebih cepat dan hemat biaya.

“Proses perizinan pertambangan yang panjang dan berbelit-belit membuat perizinan menjadi mahal. Saya berharap kedepannya perizinan secara online menjadi prioritas agar lebih mudah dan cepat,” lanjut Wisnu Salman.

Menurut Wisnu, ia berharap Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) akan terus bertambah ketika Prabowo-Gibran berkuasa. Ketika WPR banyak, otomatis masyarakat yang mengajukan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) lebih banyak, sehingga potensi mobilitas ekonomi lebih besar.

HKI perseorangan, lanjut Wisnu, mendapat izin pertambangan seluas 5 hektare, sedangkan izin pertambangan koperasi maksimal 10 hektare. Untuk memberantas penambangan liar, Visnu menegaskan pemerintah harus menambah jumlah WPR di DPRD Kabupaten.

Jika pemerintahan Prabowo-Gibrani serius memberantas penambangan liar, Visnu mengaku optimis permasalahan penambangan liar akan teratasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *