Seleb

Jazz Gunung Burangrang Sukses Digelar Perdana dalam Format Multi Panggung

thedesignweb.co.id, Jakarta Jazz Gunung Indonesia (JGI) edisi keempat, Jazz Gunung Burangrang sukses digelar pada 19 Oktober 2024 di Dusun Bambu, kali ini digelar dalam empat panggung sekaligus. Jazz Gunung Burangrang 2024 hadir dengan mengusung tema “Sora-Sora Berjoy” yang terinspirasi dari semangat keceriaan dan kebahagiaan dalam menikmati bunyi.

Sora Sora yang dalam bahasa Sunda berarti suara atau suara, mengacu pada keselarasan antara alam, musik, dan manusia. Festival musik inklusif ini mengundang generasi muda yang menyukai kebebasan improvisasi jazz hingga generasi tua yang rindu dengan lagu-lagu zamannya.

Jazz Gunung Burangrang menghadirkan pengalaman antarusia dan lintas budaya untuk merayakan musik jazz dalam suasana yang menyenangkan, hangat dan semarak di tengah keindahan alam Gunung Burangrang di Dusun Bambu, Bandung, Jawa Barat.

“Jazz Gunung Indonesia selalu menyelenggarakan event-event musik di tempat-tempat yang menantang. Karena setiap tempat di rangkaian Jazz Gunung mempunyai tantangannya masing-masing. Kini setelah Dusun Bambu memiliki infrastruktur yang cukup, tantangan baru pun muncul. CEO JGI Bagas Indyatmono menjelaskan: “Tanpa persaingan, kami tidak bisa tumbuh.

 

 

Dikenal sebagai destinasi wisata ramah keluarga dengan keindahan alam pegunungan yang menyejukkan, Dusun Bambu ingin menciptakan pengalaman unik di mana pengunjung dapat menikmati pertunjukan musik di empat panggung outdoor yang dikelilingi keindahan alam.

Berkonsep festival outdoor, Jazz Gunung Burangrang juga menawarkan area interaktif bagi anak-anak dan keluarga untuk menikmati aktivitas lain sambil menonton Jazz Gunung Burangrang.

“Rencana ini kami mulai dari tahun 2019, namun terkendala pandemi. Kami memiliki kepedulian yang sama dengan Jazz Gunung Indonesia, yaitu mengedepankan keberlanjutan dan tradisi. CEO Dusun Bamboo Ari Hermanto mengatakan, “Dusun Bamboo merasa terhormat dapat bermitra dengan Jazz Gunung Indonesia, dan kami berharap hal ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.”

 

 

Festival ini tidak hanya untuk mendengarkan musik, tetapi juga menikmati penampilan musisi legendaris seperti Elvy Sukaesih feat. Orkes Jazz Bandung, Vina Panduwinata & F.I. [dari].

Selain itu, Arnando Putra dan Frank Pattinasarani, Sokhi, Arumthala, Kevin Joshua, Big 6 feat Mahanada dan AIB Show akan menciptakan medley suara dari generasi ke generasi untuk mengisi alam dengan kegembiraan.

“Kami memainkan musik jazz dan musik tradisional sejenisnya. Kami selalu menyuguhkan musik jazz yang bernuansa etnik dan sering berkolaborasi. Itu Elvy Sukaesih dan kami bekerja dengan Jang Orchestra di Dangut. Nilainya di Jawa Barat sangat tinggi. Elvy lahir di Jawa Barat dan pada tahun 60an berkarya dan berkarya di kalangan pemuda. Kami memiliki beberapa musisi dari daerah Sunda, Vina Panduwinata dan Sambasunda. Selain itu, ada Dul Jalan untuk melindungi generasi muda. Kami berharap akan ada kebangkitan tidak hanya di kalangan pemain tetapi juga di kalangan masyarakat. “Mudah-mudahan jazz akan terus berlanjut.” Dilanjutkan oleh Bagas Indyatmono.

BRImo pun turut mendukungnya dalam acara ini. “Kami sama-sama ingin mengembangkan audiens, khususnya pendengar musik. BRI sedang mencoba masuk ke sana. “Pemirsa yang membuka rekening di BRImo akan mendapatkan hadiah saldo Rp 100.000 dan hadiah lainnya, serta berkesempatan memenangkan koperasi kecil-kecilan,” ujar Noor Bani, Manajer Bisnis Investasi BRI Bandung Setiabudi.

 

 

 

Jazz Gunung Burangrang 2024 menjadi momen menyatukan kehidupan, musik dan alam dalam sebuah perayaan dalam semangat persatuan.

La Mon dan Ruang Putih Jazz Association menggebrak Festival Jazz Gunung Burangrang 2024 di Panggung Rongga Budaya Dusun Bambu.

Beragam lagu jazz dibawakan dalam sesi tersebut. Penonton juga dipersilakan. Konsepnya ya. Sebuah panggung di mana orang-orang berinteraksi dan berkontribusi pada bakat musik.

Penyanyi jazz kawakan Benny Carton juga menyumbangkan beberapa lagu. Usai La Ai dan Rongga Budaya menutup panggung.

Gunung Burangrang Jazz Festival 2024 terus tampil di Jinding Ning Amphitheater bersama Sokhi. Mereka berhasil menciptakan suasana bahagia.

Terletak di dataran tinggi di bagian barat kota bandung dan berhawa sejuk. Penonton terlihat bergoyang di tempat duduknya.

Sokhi juga mengajak musisi jazz bandung Mahavaditra untuk menyanyikan lagu “Skinny”. Tampilannya lebih leluasa dan tingkat ketertarikan di atas panggung semakin meningkat dalam kolaborasi ini.

16 musisi dan 1 penyanyi di atas panggung menampilkan samba yang sangat energik. Penataan setiap nomor yang mereka bawakan terlihat sangat meriah. Mereka membuka panggung “Rindang Berdendang” Jazz Gunung Burangrang 2024.

Musisinya mengenakan pakaian berwarna merah putih dan vokalisnya mengenakan kebaya yang lucu. Nuansa Sunda tampak pada setiap unsur musiknya. Artinya mereka senang mengikuti acara ini.

 

 

 

Di akhir pertunjukan, penonton berdiri dan melambai-lambaikan jaipong seiring alunan musik yang dibunyikan maju namun diisi dengan gendang dan vokal anlong dari lagu “Bamboong Hideng”. Mereka juga mengundang salah satu penonton untuk naik ke panggung untuk menari riang.

Dibuka dengan gendang dan gendang penuh ritme serta nuansa pelagis tradisional, Tokhpati Ethnomie “menyerang” dari awal hingga akhir. Permainan gitarnya lebih kuat karena penuh distorsi dibandingkan genre rock lainnya.

Kehadiran mereka di Jazz Gunung Burangrang semakin memperkuat nuansa tradisional yang masih ada. Dari kepiawaian permainan mereka, terlihat jelas bahwa bahan-bahan yang biasa tidak ditemukan. Sangat dinamis dan penuh kejutan!

Sebelum jeda Jazz Gunung Burangrang 2024, penampilan “Jingsing Ning” Waduk Dusun Bambu diiringi penyanyi pria Rabbi Mohammad Irsan yang juga seorang pengusaha dan pendidik.

“Camar!” Sang nenek yang akrab disapa Vina Panduwinata pun tak lama kemudian menanyakan kepada penonton lagu apa yang diinginkan bersama sang nenek dan seorang bocah lelaki. Beberapa saat kemudian lagu itu dinyanyikan. Meskipun tidak ada dalam daftar yang kami dapatkan sebelumnya. Namun, F • I • [e] • R • Y berkinerja sangat baik.

– Terima kasih! seru anak laki-laki itu, dan sang ibu segera memanggilnya ke atas panggung dan menciumnya. – Pencipta Ivan Abdurrahman, Bandung! Begitulah yang harus kamu ketahui, kata sang nenek kepada anak laki-laki yang sangat ceria dan antusias bernama Bara.

Gaun berpayet hitam putih menjadi penampilan Vina Panduwinata untuk Jazz Gunung Burangrang 2024 yang menampilkan lagu-lagu hits seperti ‘You’re In My Breast’, ‘Diya’, ‘Sinta’, ‘Sinta Photo’ dan ‘Aku Love’. ‘.

Menariknya, Mama Ina selalu membicarakan siapa komposernya di akhir setiap lagu atau di awal lagu yang dibawakannya. Ini layak untuk ditiru siapa pun. Peringkat tinggi!

Nuansa lain terasa saat tampil bersama Arumthala di Jinsing Ning. Saat yang kritis untuk kelaparan dan cuaca dingin. Selanjutnya rintik hujan mulai turun. 

Masakan khas Bandung yang jelas, misalnya, Anda bisa menyantap makanan seperti batur dan kuanki sambil menikmati alunan musik Arumthala. “Mendaki Gunung” dinyanyikan bersama para hadirin dan bagian refrainnya pun dibentuk! Arumthala memberikan humor manis untuk mengikat pergantian waktu usai rehat di sesi pertama Jazz Gunung Burangrang 2024. 

Nadine mengenakan gaun hitam dengan manik-manik kecil yang berkilauan, persis seperti permainannya. Keterampilan bermainnya patut dipertimbangkan sebagai pianis jazz berikutnya yang sedang naik daun di negara ini. 

Permainan pianonya meliputi bass, saksofon, dan drum. Apalagi menikmatinya dalam bentuk “konser senyap” adalah hal lain. Suara yang masuk ke telinga sangat dekat, fokus dan detail.

Ben Yapari juga tampil di panggung Senyap Berrama. Seorang multi-instrumentalis dan musisi jazz, Ben menggunakan double bass dan flute untuk setnya. Total ada delapan lagu yang dinyanyikan.  “Somewhere Over the Rainbow” kurang kentara sebagai lagu pembuka. Ben menutup penampilannya dengan “bass”.

Penyanyi Mahanada Putra Yapari bersama Kevin Joshua Big 6 membawakan malam penuh musik jazz yang nyaring dengan nuansa santai namun tetap maskulin. Kali ini Kevin telah menyiapkan sederet karya “Buku Nyanyian Indonesia”. “Kita punya komposer Indonesia seperti Ismail Marzuki dan Sam Saimun,” jelas Kevin usai memperkenalkan stafnya.

Band yang beranggotakan Kevin dan Mahanada (trombone), Indra Dawna (kano), James Rainer (saksofon), Rio Manuel (piano), dan Hansen Arif (drum) meramaikan malam itu dengan musik jazz yang mewarnai kesejukan panggung Gunung Burangrang. Rindang Berdendang ‘2024.

Dul Jaelani Dul Jaelani Dewa telah mencurahkan energi luar biasa ke dalam 19 proyek percobaan. Sejak didirikan pada tahun 2019, proyek ini akan dihadirkan pertama kali pada tahun 2024 di Jazz Gunung Burangrang. Amphitheatre Dusun Bambu, panggung Gending Ngibing malam itu, berkobar karena energi Dul dan bandnya, serta kontribusi Deva 19, membuat penonton ikut bernyanyi. Dul juga membawakan komposisi berjudul Jazz Grunge!

“Saya mengikuti Jazz Day dimanapun mereka berada. Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan bermain di sini, ini acara yang saya sukai dan akhirnya saya bisa bermain di sini. Untuk acara Burangrang Hill Jazz kami sudah menyiapkan aransemen semi jazz, namun kami tidak akan mengecewakan musik jazznya. grunge jazz kembali. “.ucap Dul.

Sementara gitaris berbakat Arnando Putra dan Frank Pattinasaran tampil. Permainan gitar mereka terdengar lebih detail pada pengalaman “Silent Concert” yang dibawakan Jazz Gunung Burangrang tahun 2024. “Mustard Rhythm” di atas panggung.

 

Beruntungnya Anda datang ke Jazz Gunung Burangrang tahun 2024 untuk melihat Daniela tampil di panggung Rindang Berdedang. Selain string figure yang dihadirkan, ia juga mengenakan gaun cantik berwarna biru. Dalam setlistnya, Daniela sengaja membawakan lagu Dan Bandung untuk pertama kalinya sejak rekaman pada 2019.

Penampilan anggunnya tadi malam terasa sangat dekat. Selain itu, lagu-lagu dari album Telesik yang direkam ulang dan dihidupkan kembali dalam sepuluh tahun sejak album dirilis pada tahun 2014 juga pernah dibawakan, antara lain “Buaian” dan “Senja di Ambang”. pil’.

Ade Avery, YoIqball dan Bani dari AIB Show menutup penampilan panggung Jazz Gunung Burangrang 2024 dengan ‘Jingsing Ning’.

Penuh alur dan performa, irama ini dibawakan dengan sangat mudah. Tingkah laku ketiganya di panggung dan saling olok-olok membuat penampilan tadi malam begitu interaktif.

 

 

Dibuka dengan ‘Gula-Gula’ di panggung ‘Rindang Berdendang’, Umi Elvi menjadi puncak rangkaian aksi yang dihadirkan tadi malam di Jazz Gunung Burangrang 2024. Umi Elvi mengenakan dress berwarna hitam dengan motif kulit macan emas dan sangat cerah. gaunnya.

Diiringi Bandung Jazz Orchestra (BJO), lagu-lagu populer yang dibawakan Umi Elvi punya nuansa berbeda namun tak menghilangkan esensi lagu Dangutnya. Apalagi pada lagu “Sweetest Dream” komposisi gelombang yang dihasilkan BJO sangat harmonis. Ini bukan hanya kosmetik. “Neighbor Whisper” dan “Pinch-Pinch” juga dibawakan.

Umi Elvi pun mengajak putrinya Davia Zaida untuk bernyanyi bersamanya di lagu “Pekah Seribu”. Penonton tampak heboh bisa bergoyang dan ikut bernyanyi di tempat duduknya.

Seperti Vina Panduwinata, Umi Elvy juga gemar memperkenalkan pencipta lagunya. Nama Fazal Dutt menjadi nama yang berulang sepanjang pertunjukan. Umi tampak luar biasa tadi malam.

Pertunjukan tersebut juga menjadi salah satu jangkar dalam misi kerjasama antara musik dan tradisi yang bertujuan untuk menyajikan setiap perhelatan Jazz Gunung di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *