Saham

THE NEWS Bursa Karbon RI Masih Banyak Tantangan, Apa Itu?

thedesignweb.co.id, Pengendali Eksekutif Pertukaran Karbon Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Jasa Keuangan (OJK) Jakarta, Inarno Jajadi, mengatakan kinerja pertukaran karbon Indonesia pada tahun lalu sangat baik. 

“Saat ini kami telah menjual Rp 37 miliar yang setara dengan 614.000 ton CO2, sebuah pencapaian kecil namun signifikan. “Diperlukan waktu 10-20 tahun untuk menciptakan pertukaran karbon yang efektif hanya untuk ETF,” jelas Inarno, Kamis (3/10/2024).

Inarno membandingkan perdagangan karbon di Indonesia dan Malaysia yang transaksinya memakan waktu dua tahun. Menurut Inarno, pertumbuhan pasar karbon Indonesia ke depan masih penuh tantangan. 

Namun kami tetap harus puas karena berhasil mencapai level tersebut, lanjut Inarno.  Terus tingkatkan

Inarno menambahkan, pertukaran karbon akan terus ditingkatkan, salah satunya dengan rencana bisnis persetujuan teknis batas produksi tinggi bagi pelaku usaha (PTBAE-PU) melalui IDXCarbon. 

Saat ini, terdapat lebih dari 100 perusahaan di sektor energi yang dapat dicatatkan di Bursa Efek Indonesia untuk diperdagangkan di PTBAE-PU. 

“Selanjutnya untuk mendukung hal tersebut, sistem APPLE Gatrik di Kementerian ESDM akan diintegrasikan dengan sistem Carbon Exchange dan SRN PPI di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tutupnya. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perkembangan aktivitas perdagangan karbon di Indonesia. Setahun setelah diluncurkan, manajer pengembangan BEI melaporkan volume transaksi sebesar 613.740 tCO2e. Memiliki 3 proyek sektor energi (total SPE-GRK 1,3 juta ton Co2e).

Carbon Exchange sendiri diumumkan pada 26 September 2024. Saat ini pengguna layanan tersebut berjumlah 79 orang. Dengan pensiun sebesar 420.018 tCO2e dari 322 penerima manfaat.

“Dibandingkan bursa regional, perdagangan kredit karbon di IDXCarbon lebih besar. Bursa Malaysia 190.351 tCO2e dan bursa Jepang 502.811 tCO2e,” kata Jeffrey kepada wartawan, Jumat (27/9/2024).

Menurut Jeffrey, IDXCarbon juga terus mengembangkan pasar karbon. Ini mencakup serangkaian pekerjaan konsultasi dan pemberian layanan, dengan 185 pekerjaan offline dan online hingga saat ini. Kemajuan juga ditandai dengan diterimanya Fatwa Kepatuhan Syariah dari DSN-MUI.

Selain itu, IDXCarbon juga sedang mengintegrasikan sistemnya dengan Kementerian ESDM untuk melakukan perdagangan dengan PTBAE-PU dalam waktu dekat. Juga memperluas insentif untuk mendaftar sebagai pengguna Layanan dibebaskan biaya pendaftaran hingga September 2025.

“BEI juga terus mendorong dekarbonisasi bagi emiten, termasuk keberlanjutan,” tambah Geoffrey.

Menurut Jeffrey, ⁠IDX ​​Net Zero Incubator kini sudah berada pada modul 3 dan memiliki 110 emiten peserta. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pelatihan tentang cara menghitung emisi karbon, termasuk menyediakan alat untuk membantu penghitungan.

BEi juga sedang mengembangkan sistem pelaporan ESG yang mencakup pelaporan emisi karbon. ⁠Perkembangan Carbon Linked Index (IDX – LQ45 Low Carbon Leaders). Lakukan juga riset terhadap brand IDX Green Equity.

“BEI terus mempengaruhi aktivitas perdagangan karbon, namun yang jelas ada banyak faktor di luar bisnis bagian kedua yang dapat mempengaruhi perdagangan karbon,” tutup Jeffrey.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *