THE NEWS Penyebab Seseorang Meninggal Saat Tidur, Dokter: Kebanyakan Terkait Jantung
Liputan.com, konsultan spesialis jantung dan pembuluh darah yang berbasis di Jakarta, Sari Sri Mumpuni mengatakan, kebanyakan orang yang meninggal saat tidur biasanya terkait dengan serangan jantung.
Sari berkata: “Jika seseorang tidak menunjukkan gejala penyakit, tampak sehat, lalu meninggal saat tidur, kemungkinan besar itu adalah penyakit jantung.
Ada dua kemungkinan gangguan jantung yang bisa menyebabkan seseorang meninggal saat tidur, yaitu serangan jantung atau penyebab lainnya yaitu gangguan jantung kelistrikan yang berbahaya.
Dalam temu media pada Kamis, 3 Oktober 2024, perempuan yang sehari-hari berpraktik di RSP-Pandok Inda Jakarta ini mengatakan, serangan jantung merupakan kondisi tersumbatnya pembuluh darah secara tiba-tiba sehingga darah tidak dapat mencapai jantung. Jakarta Selatan
Kemungkinan kedua adalah adanya masalah pada impuls listrik jantung, seperti fibrilasi ventrikel. Ini adalah suatu kondisi di mana impuls listrik di jantung bergerak dengan cepat dan tidak teratur sehingga menyebabkan ventrikel bergetar (fibrilasi) alih-alih memompa darah melaluinya. tubuh korban dengan benar.
Memberikan penjelasan sederhana, katanya, “Itu adalah hati yang hanya berbunyi klik atau hanya bergetar.”
Ketika seseorang mengalami fibrilasi ventrikel, sirkulasi darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke tubuh akhirnya terhenti, sehingga mengakibatkan kematian pasien.
Masalah kelistrikan jantung atau fibrilasi ventrikel sebenarnya bisa dideteksi dengan tes jantung seperti EKG, kata Shari.
Jika ditemukan, dia akan disarankan untuk memasang alat pacu jantung agar dapat membantu detak jantung normal jika ada masalah, kata Shari.
Selain melalui pemeriksaan medis, dokter juga sering mendeteksi masalah kelistrikan jantung berdasarkan keluhan pasien.
Biasanya pasien mengeluh: ‘Betapa tiba-tiba saya pingsan atau pingsan.’ Dalam hal ini, ahli saraf akan merujuknya ke ahli jantung untuk menentukan apakah ia memiliki kelainan jantung.” Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mengingat masalah jantung jarang terjadi namun dapat mengancam jiwa, Sari menghimbau masyarakat yang berusia di atas 40 tahun untuk melakukan pemeriksaan jantung.
Namun, ia menyarankan orang tua yang memiliki anak dengan riwayat serangan jantung untuk ekstra hati-hati dan melakukan pemeriksaan terhadap serangan jantung sedini mungkin.
“Apa yang diperiksa? Hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan mencatat jantung dan kemudian melakukan triangulasi jantung. Lalu kalau berkaitan dengan penyumbatan atau penyakit jantung koroner, banyak paket pemeriksaan kesehatan yang kini menyertakan CT scan.” katanya.
Bila hasil pemeriksaan seperti ekokardiogram menunjukkan adanya dugaan irama jantung tidak teratur, maka pasien akan dirujuk ke dokter jantung spesialis elektrokardiografi.
Pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan, misalnya kerja jantung akan dipantau 24 jam sehari, 7 hari sehari. Tindakan juga dapat dilakukan untuk menentukan lokasi saraf yang mengalami korsleting atau memasang alat pacu jantung