Hari Dokter Nasional: Momen Mengingat Tugas Tenaga Medis dalam Merawat Kemanusiaan
thedesignweb.co.id, Hari Dokter Nasional di Jakarta yang diperingati setiap tanggal 24 Oktober, bukan sekadar hari seremonial, kata dokter dan ahli epidemiologi Dicky Budiman.
“Sudah saatnya kita semua, khususnya para dokter, memikirkan makna hidup di masyarakat. “Pada hari ini, kami menegaskan kembali sumpah dan janji kami tidak hanya untuk mengobati penyakit, tetapi untuk merawat umat manusia itu sendiri,” kata Dickey dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10/2024).
Ia menambahkan, hari ini adalah hari dimana masyarakat mengenang perjuangan para mantan dokter, tidak hanya di bidang kedokteran, tetapi juga di garda depan kebebasan, dalam mewujudkan hak kesehatan masyarakat.
“Makna Hari Dokter Nasional adalah hari ini merupakan panggilan jiwa. “Sesaat untuk mengenang bahwa tugas seorang dokter bukan hanya sekedar menunaikan profesi dokter, namun juga menjadi penjaga moral negara.”
“Kita terpanggil untuk memastikan setiap individu di negeri ini mempunyai hak dasar atas kesehatan. Kami para dokter Indonesia adalah pilar utama yang menopang impian bangsa ini untuk tumbuh sehat, kuat, dan sejahtera,” kata Dickey.
Seorang peneliti kesehatan global percaya bahwa dokter Indonesia seringkali menjadi satu-satunya harapan bagi masyarakat yang terisolasi karena jarak dan pembatasan.
“Perjuangan kita adalah perjuangan rakyat kecil yang seringkali terpinggirkan dalam arus modernitas,” ujarnya.
Menjadi dokter di Indonesia, lanjut Dickey, berarti siap menghadapi kenyataan yang kompleks.
“Kita tidak hanya menghadapi penyakit, namun juga masalah sosial, budaya dan ekonomi. Dalam masyarakat yang beragam, kita menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Lalu apa yang membedakan dokter Indonesia dengan dokter asing?
“Kami tidak hanya bekerja di fasilitas yang sempurna atau lingkungan yang stabil, kami berjuang dalam kondisi tertentu. Mulai dari keterbatasan peralatan, ketersediaan obat, ketidakpastian. “Namun keunggulan kami sama – kami adalah dokter yang kuat, dokter yang berinovasi dengan keterbatasan dan menyentuh hati masyarakat dari semua lapisan masyarakat,” jelasnya.
Di negara lain, dokter mungkin lebih fokus pada teknologi dan inovasi medis. Di Indonesia, dokter adalah penjaga tradisi, jembatan budaya, dan penjaga perubahan.
“Kita berada di rumah-rumah penduduk, dalam satu atap puskesmas sederhana, dengan teknologi canggih hingga rumah sakit pusat. Sebagai pendidik, pemimpin masyarakat, dan agen perubahan, kami berupaya mewujudkan kesehatan untuk semua.
Dickey menilai perjuangan dokter Indonesia tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut: – Terbatasnya infrastruktur kesehatan
Di banyak daerah, dokter masih bekerja dengan sumber daya yang sangat terbatas. Rumah sakit dan pusat kesehatan kekurangan peralatan medis dasar, obat-obatan dan tenaga kesehatan yang memadai.
Hal ini bukan hanya tantangan teknis, namun juga tantangan moral yang menguji komitmen dokter terhadap pelayanan. Distribusi tenaga medis yang tidak merata
Banyak dokter harus memilih antara karier di kota besar yang lebih menjanjikan, atau karier yang lebih menantang di daerah terpencil. Namun bagaimana kita bisa berbicara tentang kesetaraan kesehatan jika dokter tidak menempati posisi yang paling penting.
Tantangan lain yang dihadapi dokter Indonesia adalah beban administrasi dan birokrasi.
Di tengah semangat pelayanan, dokter menghadapi beban administratif yang menyita waktu, tenaga, dan perhatian.
“Kita harus bisa lebih banyak bersama pasien, bukan di balik tumpukan kertas.” Kurangnya dukungan amal
Masalah keamanan seringkali tidak cukup bagi para profesional kesehatan, terutama mereka yang bekerja di daerah terpencil. Faktanya, mereka berada di garis depan dalam melindungi kesehatan masyarakat di wilayah yang paling membutuhkan.
“Namun terlepas dari semua tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh menyerah. “Hari ini adalah panggilan bagi kita semua untuk memperkuat komitmen dan visi besar kita,” kata Dickey.