Abdul Mu’iz, Perintis Pertama Gelar Pahlawan Nasional Indonesia
thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Dalam deretan panjang pahlawan nasional Indonesia, nama Abdul Muse mendapat tempat istimewa sebagai penerima pertama gelar tertinggi Tanah Air yang merupakan penghormatan terhadap bentuk perjuangan nasional.
Mengutip berbagai sumber, latar belakang Abdul Meweez sebagai putra Sultan Minangkabau membuka peluang pendidikan yang tidak biasa bagi masyarakat pribumi saat itu. Kesempatannya bersekolah di Hindia Belanda merupakan sebuah keistimewaan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang pribumi.
Namun, nasib membawanya ke jalan yang berbeda ketika kepekaan darahnya memaksanya untuk berhenti studi kedokteran. Perjalanan hidup Abdul Muiz mengambil titik balik ketika ia bergabung dengan organisasi politik pertama di Indonesia, Simikat Islam.
Keputusan tersebut merupakan titik balik yang mengubah arah perjuangannya dari dunia kedokteran ke bidang pergerakan nasional. Melalui organisasi inilah ia mulai meletakkan dasar-dasar pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Kontribusi Abdul Muiz terhadap gerakan Kemerdekaan semakin nyata melalui karya-karya jurnalistiknya. Kepiawaiannya dalam berbahasa menjadi senjata untuk membangkitkan kesadaran nasional.
Tulisan-tulisannya di berbagai media kolonial menjadi corong perjuangan yang menyederhanakan cita-cita kemerdekaan dengan lebih halus namun kuat. Pengalaman berbahasanya tidak hanya sebatas menulis artikel politik.
Abdul Muse juga turut andil dalam pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Muiz tidak terlepas dari rumitnya perjuangannya. Sebagai tokoh pergerakan nasional, ia memilih jalur spiritual dan budaya melawan kolonialisme.
Strategi ini terbukti efektif membangun kesadaran nasional tanpa menimbulkan konfrontasi fisik yang merugikan.
Penghargaan ini juga menandai pengakuan akan pentingnya perjuangan non fisik dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Dalam SYARIKAT ISLAM, kontribusinya terhadap perkembangan jurnalisme dan bahasa Indonesia menjadi landasan bagi pengembangan nasionalisme Indonesia.
Penulis Ade Yofi Faidzun