AI Semakin Pesat dan Tinggalkan PR untuk Pelaku Kripto
thedesignweb.co.id, Jakarta Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor ekonomi dan bisnis tidak bisa dipungkiri. Terutama dalam pengelolaan aset digital seperti industri kripto.
Penggunaan kecerdasan buatan sendiri juga diprediksi akan semakin meluas, seperti terlihat pada survei PricewaterhouseCoopers (PwC) terhadap 4.702 CEO global, termasuk di Indonesia. Ditemukan bahwa 50 persen CEO berbagai perusahaan di Indonesia akan terus memperluas penggunaan kecerdasan buatan.
Iskandar Muhammad, Head of Product Marketing, Pinto mengatakan teknologi AI kini telah menjadi teman yang dapat mempercepat berbagai tugas teknis rutin.
“Kita juga melihat AI tools seperti ChatGPT misalnya, berkembang sangat baik. Mungkin 2 tahun yang lalu pembangkitan informasinya masih kurang akurat, tapi sekarang sudah lebih baik dan logis,” kata Iskandar dalam tulisannya penyataan. Senin (11/04/2024). Pengaruh terhadap perkembangan kriptografi
Iskandar tidak memungkiri bahwa perkembangan kecerdasan buatan telah mempengaruhi perkembangan aset kripto dan teknologi blockchain. Mengutip data Coinmarketcap, ada lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI. Dengan kapitalisasi pasar sebesar $34 miliar atau sekitar Rp 527 triliun.
“Banyak infrastruktur AI yang digunakan dalam industri kripto, seperti Web3, Chatbot, generator NFT, perdagangan, dan game. Namun, masih terdapat tantangan dalam pengembangan kecerdasan buatan, kripto, dan blockchain.”
Tantangan dan masa depan kecerdasan buatan dalam kriptografi dan blockchain juga dibahas oleh salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin dalam artikelnya yang berjudul Prospek dan Tantangan Kecerdasan Buatan Crypto +. Menyoroti meningkatnya kompleksitas teknologi blockchain dan AI dengan meningkatnya kasus penggunaan.
Namun Vitalik juga meyakini terdapat tantangan antara AI dan kripto, yakni penggunaan AI terdesentralisasi yang terpercaya menggunakan blockchain dan kriptografi. Meski demikian, Vitalik optimis kita bisa melihat pemanfaatan kecerdasan buatan secara lebih konstruktif sehingga bisa digunakan dalam skala yang lebih besar.
“Seiring berkembangnya AI dan tumbuhnya proyek serta token terkait AI di dunia kripto, kami terlibat dalam mendidik investor dan pedagang kripto sehingga mereka bisa mendapatkan informasi dan pendidikan yang mereka perlukan untuk berinvestasi dengan bijak,” kata Iskandar.
“Kami juga yakin kedepannya Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam adopsi teknologi kecerdasan buatan yang diharapkan dapat melanjutkan penetrasi aset kripto di Indonesia,” tutupnya.