Saham

Aksi Beli Saham oleh Investor Asing Sentuh Rp 9,6 Triliun

thedesignweb.co.id, JAKARTA – Investor asing mencatatkan aktivitas pembelian saham sepanjang tahun 2024. Kegiatan pembelian saham oleh investor asing pada Kamis 22 Agustus 2024 22 Agustus

Pada perdagangan kemarin saja, investor asing memborong saham senilai Rp 1,2 triliun. Kamis, 22 Agustus 2024 22 Agustus Kamis Kamis, 2024 Aksi beli saham investor asing terjadi seiring naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 7.488,67. 8/2024).

Menurut analis, pembelian saham investor asing didorong oleh tren global dan eksternal. Kelompok investasi dan riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen global, terutama prospek penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed), mendorong investor melakukan aksi beli pada September dan Desember. Bagikan. Namun, ia mendesak agar berhati-hati dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Namun terkait mood di dalam negeri, Nico menyebut mood politik sudah anjlok pasca dibatalkannya pengujian Undang-Undang (UU) Pilkada. Di sisi lain, Nico menilai pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) menjadi dorongan positif bagi pasar saham Indonesia.

“Ibarat pemilu, Pilkada menjadi daya tarik pertumbuhan ekonomi. Asalkan pemilukada berlangsung jujur, aman dan adil. “Tensi politik stabil (berdampak pada pasar modal),” ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id.

Ia menambahkan, pelantikan presiden pada Oktober 2024 merupakan sentimen pasar. Selain itu, fundamental perekonomian Indonesia yang kuat menjadi salah satu pertimbangan investor asing dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.

“Jajaran kabinet akan menjadi perhatian. The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September untuk menarik investasi pada aset-aset yang lebih berisiko. Indonesia merupakan negara emerging market dengan fundamental ekonomi yang kuat dan menjadi pilihan utama bagi investor asing,” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta. Dia mengatakan pelaku pasar optimis bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan September dan memperkirakan akan ada pengetatan lebih lanjut. Perkiraannya pada September akan dilakukan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin, kata Nafan.

 

Pada saat yang sama, Analis pasar Lanjar Nafi mengatakan aksi beli terbesar investor asing terjadi pada saham BBCA dan BMRI.

“BBCA dan BMRI merupakan dua bank terbesar di Indonesia dengan kinerja keuangan yang kuat dan konsisten. Mereka memiliki portofolio pinjaman yang kuat, rasio non-performing loan (NPL) yang rendah, dan return on equity (ROE) yang tinggi,” kata Lanjar.

Selain itu, Investor asing melihat potensi permintaan kredit demografis yang terus tumbuh, kata Lanjar. Hal ini terlihat dari peningkatan LDR bank yang masih tinggi.

Karena investor asing cenderung membeli saham, Lanjar lebih berhati-hati terhadap sentimen global karena perlahan-lahan menutup keuntungan dan tetap berpegang pada sektor bisnis yang baik, dengan sedikit sentimen negatif yang menjadi alasan investor menjualnya.

Meski demikian, Nico mengatakan pemilihan saham yang dilakukan investor asing kemungkinan besar akan menjadi pertimbangan bagi investor lokal. Namun, Beliau mengingatkan kita untuk melanjutkan penelitian kita sendiri dengan fokus pada valuasi saham. “Juga fokus pada tujuan investasi, jangka waktu investasi, dan profil risiko,” kata Nico.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di angka 6,25%. Pada saat yang sama, fasilitas simpanan dan pinjaman dipertahankan masing-masing pada tingkat 5,5% dan 7%.

Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi konsensus. BI menegaskan, langkah tersebut sejalan dengan strateginya untuk semakin memperkuat stabilitas nilai tukar rupee pada 3Q24. Perry juga mengatakan pihaknya terbuka terhadap penurunan BI rate pada kuartal IV 2024.

Edi Chandren, kepala analis investasi di Stockbit, yakin penguatan tajam dolar AS dan rupiah baru-baru ini telah memberi Bank Indonesia lebih banyak ruang untuk mulai memangkas suku bunga, meskipun penurunan suku bunga bank sentral mungkin harus menunggu terlebih dahulu.

“Prospek penurunan suku bunga dan penguatan rupee akan memberikan sentimen positif bagi sektor real estate dan konsumen,” ujarnya dalam survei Stockbit Sekuritas yang dikutip Kamis (22/8/2024).

Edi mencatat, beberapa saham real estate dan konsumer dalam sebulan terakhir menguat signifikan, antara lain PWON naik 11,9%, SMRA naik 14,29%, ICBP naik 6,02%, dan INDF naik 9,05%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia memperkirakan The Fed AS akan memangkas Fed Fund Rate (FFR) AS sebanyak dua kali pada akhir tahun 2024 dengan total 50 bps.

 

Sebagai perbandingan, konsensus ekonom yang dikumpulkan Bloomberg memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir tahun 2024.

Pasar obligasi dan saham di Indonesia mengalami arus masuk masing-masing sebesar IDR 23,7 miliar dan IDR 6,6 miliar, karena dana asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia mulai Agustus 2024, seiring dengan perkiraan pelonggaran kenaikan suku bunga The Fed. Nilai tukar rupiah juga terdongkrak sebesar 4,8% MTD menjadi 15.485 pada 21 Agustus 2024 terhadap dolar AS.

“Sebenarnya kita masih melihat adanya penurunan BI Rate pada triwulan IV. Saya ulangi, masih konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, masih ada ruang untuk penurunan BI Rate pada triwulan IV 2024,” kata Perry dalam siaran persnya. konferensi hasil rapat Dewan Gubernur BI pada Agustus 2024.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *