Aktivis HAM Amerika yang Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat Palestina Dimakamkan di Turkiye, Keluarga Tuntut Keadilan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Jenazah aktivis hak asasi manusia Aysenur Ezgi Eygi akhirnya dimakamkan di Didim, Aegean, Turki. Peti mati aktivis Amerika berbendera Turki diserahkan kepada ribuan pelayat Bersama di barat daya Turki pada Sabtu, 14 September 2024.
Sebelumnya diberitakan AFP, Senin (16/9/2024), foto Eygi dipajang di dekat peti mati saat upacara pemakaman di masjid setempat. Para pelayat, termasuk keluarga Eygi, anggota partai PKP pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, dan aktivis pro-Palestina, berdoa sebelum membawa peti mati ke liang kubur.
Presiden Erdogan tidak muncul di Didim, tapi dia mengirimkan wakil presiden untuk urusan luar negeri dan keadilan. Pemimpin oposisi CHP Ozgur Ozel juga menghadiri pemakaman tersebut.
Para tamu meneriakkan slogan-slogan di dekat masjid untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Kematian Eygi menuai kecaman internasional dan membuat marah Turki atas Israel.
Eygi adalah sukarelawan Gerakan Solidaritas Internasional. Dia ditembak di kepala oleh tentara Israel saat mengikuti demonstrasi damai menentang pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat Palestina pada 6 September 2024. Insiden itu terjadi di dekat Nablus.
Eygi juga meninggal pada usia 26 tahun. Keluarganya meminta agar jenazah Eygi dimakamkan di Didim, tempat tinggal kakeknya dan makam neneknya. Semasa hidupnya, Eygi mengunjungi kota tepi pantai.
Pemerintah Turki mengatakan sedang menyelidiki kematian tersebut dan mendesak PBB untuk menyelidiki pembunuhan tersebut secara independen. Turkiye juga berencana mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Eygi, tergantung pada hasil penyelidikan.
Militer Israel membela diri. Mereka menyatakan bahwa Eygi bisa saja “secara tidak sengaja” diserang oleh tentara ketika mereka menanggapi “gangguan yang disertai kekerasan”. Israel juga mengatakan sedang menyelidiki kasus ini.
Klaim Israel bertentangan dengan pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Eygi berpartisipasi dalam “protes damai anti-pendudukan” di Beita, tempat demonstrasi diadakan setiap minggu. Pemukiman Israel di Tepi Barat yang berpenduduk 490.000 jiwa telah dinyatakan ilegal berdasarkan hukum internasional.
Mengutip Anadolu Ajansı pada Sabtu 7 September 2024, sejumlah saksi juga menyebut Eygi sedang berdiri jauh dari lokasi aksi utama saat ditembak. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit Palestina, upaya medis untuk menyelamatkannya tidak berhasil.
Jenazah remaja putri tersebut tiba di Istanbul pada Jumat, 13 September 2024 dari Tel Aviv sebelum dipindahkan ke kota terbesar ketiga Turki, Izmir, untuk dilakukan otopsi. Temuan awal dari otopsi mengungkapkan bahwa sebuah peluru mengenai kepala dan penyebab kematian Eygi diidentifikasi sebagai “tengkorak yang retak, pendarahan otak, dan kerusakan jaringan otak.”
Laporan tersebut tumpang tindih dengan otopsi awal yang dilakukan oleh tiga dokter Palestina yang menyimpulkan bahwa peluru langsung menembus tengkorak korban. Ibunya, Rabia Birden, pada Jumat pekan lalu mendesak pejabat Turki untuk menegakkan keadilan.
“Satu-satunya hal yang saya minta dari negara kami adalah mencari keadilan bagi putri saya,” katanya seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Ayahnya, Mehmet Suat Eygi, memberikan penghormatan kepada putrinya di Didim, mengatakan kepada AFP bahwa dia adalah “orang yang spesial”. “Dia sensitif terhadap hak asasi manusia, alam dan segalanya,” katanya.
Setelah mendapat protes dan tekanan terbanyak pada Selasa 10 September 2024, ia menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Namun, seperti dilansir CNN pada Rabu, 11 September 2024, Biden menyebut penembakan di kepala seorang aktivis Turki-Amerika di Tepi Barat yang diduduki Israel “berbahaya”.
Sepertinya kecelakaan, benda itu melompat ke tanah dan dia tidak sengaja tertabrak. Saya sedang belajar sekarang, kata Biden kepada wartawan, Selasa, 10 September 2024. . Eygi kemungkinan besar tertembak secara tidak langsung dan tidak langsung.
Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan pandangan berbeda. Dia menyebut penembakan itu tidak beralasan, tidak masuk akal, dan tidak dapat diterima.
Sehari kemudian pada hari Rabu, Biden berbicara lagi, kali ini mengkritik tindakan tentara Israel dan menyebutnya sebagai “tragedi yang tidak dapat diterima.” Ia mengatakan pemerintah AS akan segera menyelidiki kasus ini.
“Israel harus mengambil tanggung jawab penuh. Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan insiden seperti itu tidak terjadi lagi,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.