Aliran Dana Investor Asing Mulai Masuk Pasar Modal Indonesia, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Pilihan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Investor asing nampaknya mulai kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Menurut Isfhan Helmi, peneliti institusional di Sinarmas Sekuritas, asing mencatat penjualan bersih pada semester pertama tahun ini, namun pada bulan Juli terjadi pembelian bersih.
Berdasarkan catatannya, aliran dana asing yang masuk atau keluar ke IHSG tercatat sekitar Rp 3 triliun per Juli 2024. Sedangkan Rp 1,7 triliun untuk enam saham big caps atau 6 saham unggulan dan penurunan yang tidak terlalu besar sebesar 6, Rp 1,3 triliun.
Saham-saham yang masuk dalam Fab 6 antara lain BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, BBNI dan ASII. Namun terpantau CSEC masih mengalirkan dana Rp 1 triliun, namun tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya yaitu Rp 2 triliun hingga Rp 3.000 miliar. Sementara itu, BBCA mencatat aliran yang jauh lebih besar yakni Rp 3.000 miliar. triliun,” kata Isfhan, Jumat (/8/2024).
Menurut Isfhan, investor asing masih cukup selektif. Sebagai perbandingan, BMRI mencatatkan arus masuk sebesar Rp400 miliar dan TLKM hanya Rp600 miliar. Sedangkan BBNI dan ASII mencatatkan arus keluar masing-masing sebesar Rp900 miliar dan Rp400 miliar.
Jadi asing masuk lagi ke pasar Indonesia, tapi lebih selektif. Mereka melihat BCA sebagai permainan defensif, mereka masuk di bulan Juli yang sangat terkonsentrasi Rp 3.000 miliar. Meski valuasinya masih mahal, asing lebih memilih masuk karena main defensif, jadi kalau pasar sedang volatil, turunnya tidak terlalu besar,” ujar Isfhan.
Sementara itu, beberapa saham non-Fab 6 tidak mengalami pergerakan signifikan. Misalnya, ICBP dan ANTM masing-masing kembali mencatatkan arus masuk sebesar Rp 100 miliar.
Sedangkan AMRT dan BRIS masing-masing memiliki aliran Rp 100 miliar. UNTR kembali mencatatkan inflow sebesar Rp 200 miliar. Sebaliknya, BFIN dan CTRA memiliki arus masuk masing-masing kurang dari Rp 100 miliar.
“Saat ini investor asing masih menunggu dan mengawasi. Meski situasi makroekonomi Indonesia baik, namun faktor eksternal masih memaksa mereka untuk menilai kembali saham,” kata Isfhan.
Beberapa sentimen eksternal yang dimaksud antara lain ketidakpastian perekonomian AS menunggu data pengangguran akhir Agustus atau awal September. Dalam kondisi seperti ini, Sinarmas Sekuritas akan melindungi saham BBRI dan BBNI sebagai pilihan utama.
Meski kinerja BBNI masih berada di bawah tekanan dibandingkan bank besar lainnya, Isfhan mengatakan ada metrik keuangan lain yang perlu diperhatikan selain profitabilitas.
“Meski BBRI dan BBNI mengalami capital outflow yang signifikan, NIM BNI memang sedang turun, namun di sisi lain, kami menilai kemungkinan akan terjadi kenaikan jika mampu menjaga kualitas aset dan biaya usaha. BNI seharusnya tetap bisa melihat pertumbuhan positif pada tahun ini,” ujarnya.
“Dan BRI, kami melihat tindakan yang dilakukan manajemen di awal tahun dimana pertumbuhan biaya kredit masih stabil di kuartal II,” tambah Isfhan. “Selain itu, pilihan utama lainnya adalah TLKM, ICBP dan AMRT,” imbuhnya.
Penafian: Segala keputusan investasi ada di tangan pembaca. Teliti dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sejauh ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan pada 29 Juli hingga 2 Agustus 2024. Pergerakan IHSG dibayangi data perekonomian AS dan nilai tukar rupee terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun pada Sabtu (8/3/2024), IHSG menguat 0,27 persen menjadi 7.308,12 dari posisi pekan lalu di 7.288,16. Kapitalisasi pasar meningkat 0,39 persen dari Rp12,362 miliar menjadi Rp12,41 triliun. Peningkatan terbesar terjadi pada rata-rata nilai harian transaksi saham yang naik 21,25 persen menjadi Rp10,31 triliun dari pekan lalu Rp8,50 triliun.
Namun rata-rata volume perdagangan harian mengalami penurunan sebesar 14,07 persen dari 17,97 miliar lembar saham menjadi 15,44 miliar lembar saham. Frekuensi perdagangan harian turun 5,13% menjadi 942.000 transaksi dari minggu lalu sebanyak 993.000 transaksi.
Pada Jumat 2 Agustus 2024, investor asing memborong saham senilai Rp 474,43 miliar. Investor asing memborong saham senilai Rp 2,78 triliun sepanjang sepekan. Pada tahun 2024, investor asing akan menjual saham senilai Rp 323,70 miliar.
Sektor pasar saham berubah selama seminggu. Sektor teknologi memimpin koreksi pada minggu ini. Sektor teknologi turun 2,19 persen. Selain itu, sektor dana infrastruktur mengalami penurunan sebesar 1,74 persen, sektor dana non-siklus konsumen sebesar 1,06 persen, dan sektor dana pengangkutan dan logistik sebesar 0,07 persen.
Sementara sektor real estate dan saham-saham real estate memimpin penguatan, naik 2,95 persen. Sektor saham diskresi konsumen tumbuh sebesar 2,47 persen, sektor saham keuangan sebesar 1,2 persen. Di dalamnya, sektor stok bahan pokok meningkat 1,03 persen, sektor stok industri sebesar 0,88 persen, sektor stok energi sebesar 0,74 persen, dan sektor Kesehatan sebesar 0,67 persen.
Menurut Analis PT MNC Sekuritas Herditya Vichaksana, IHSG dipengaruhi oleh beragam emosi. Pertama, merilis data ketenagakerjaan dan sektor manufaktur di Amerika Serikat. Kedua, pertemuan FOMC. Bank Sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,5 persen.
Ketiga, rilis data manufaktur Tiongkok yang melambat. Keempat, pengumuman rendahnya inflasi di Indonesia. Kelima adalah pergerakan nilai tukar rupee dan harga komoditas global, ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id, Sabtu pekan ini.
Pada perdagangan Senin 5 Agustus 2024, dia mengatakan IHSG kemungkinan akan mengalami koreksi dengan level support dan resistance berkisar antara 7.255 hingga 7.337.
“Kami yakin IHSG akan dipengaruhi oleh data non-farm payrolls AS malam ini, yang disusul data produk domestik bruto (PDB) Indonesia,” ujarnya.
Herditya mengatakan PDB Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 5 persen pada kuartal II-2024 dibandingkan kuartal I-2024, sesuai konsensus. – katanya. dikatakan.