Anak Usaha PGAS Catat Rekor All-Time High Penyaluran Gas
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT PGN LNG Indonesia berencana mengekspor gas sebanyak 29,8 juta MMBtu pada November 2024. Angka tersebut meningkat 75% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah anak usaha PT ini Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). ) dan Divisi Suberting Pertamina.
Di sisi penerima, PGN LNG menerima kargo LNG senilai 30,7 juta MMBtu dan 14 STS, menurut Nofrizal, Pimpinan PT PGN LNG Indonesia. Ini adalah bagian penting dari distribusi energi di berbagai sektor.
Dalam keterangannya, Sabtu (30/11), ia mengatakan, “Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung yang menjadi tulang punggung infrastruktur pasokan gas hasil LNG. meningkatkan. “. ) Adalah. ” / 2024).
Sebagai salah satu fasilitas penyulingan LNG pertama di Indonesia, FSRU Lampung berperan penting dalam menyalurkan gas alam secara efisien dan tepat waktu ke pelanggan sekaligus mendukung kebutuhan energi negara yang terus meningkat.
“Sebagai proyek infrastruktur LNG yang andal, kami siap menerima dan memasok gas hasil pemulihan LNG untuk mendukung energi negara,” kata Nofrizel.
Dengan adanya kebutuhan energi ramah lingkungan di Indonesia, PGN LNG Indonesia terus memperkuat perannya melalui pengelolaan infrastruktur modern yang sesuai standar internasional.
PGN LNG Indonesia berkomitmen untuk lebih mengembangkan pemanfaatan LNG sebagai energi transisi yang bersih dan ramah lingkungan.
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus menjaga kinerja dan keuangan perusahaan dengan meningkatkan penggunaan energi gas ramah lingkungan dalam mendukung Gas Pertamina. Hal ini tercermin dalam laporan bersama triwulan III tahun 2024.
Pada akhir September 2024, PGN melaporkan pendapatan sebesar USD 2,8 miliar atau Rp 44,26 juta (kurs Rp 15.714,50 ke USD), meningkat hampir 5% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Terakhir, laba usaha dan EBITDA sebesar diperoleh. Pendapatan sebesar 415,7 juta US$ dan 852,0 juta US$, sedangkan laba tercatat sebesar 263,4 juta US$.
Arief S. Handoco, Direktur Utama PGN, dalam keterangannya, Jumat (1/11) mengatakan: “Dalam situasi sulit di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan langkah untuk menjaga keamanan distribusi gas bumi dan mencapai kinerja yang baik. ‘keuangan.’ / 2024).
Dari peningkatan pendapatan tersebut, perseroan memperoleh pendapatan sebesar USD 263,39 juta pada periode yang ditentukan pemilik induk atau setara Rp 4,14 juta per September 2024. Laba tersebut meningkat 32,69 persen dibandingkan laba yang tercatat sebesar 198,5 juta US$ hingga September 2023.
Arif mengatakan: “Kendala kekurangan pasokan gas dapat diatasi secara efektif melalui pengelolaan gas alam yang tepat dan mengurangi beban keuangan setelah pembayaran kembali pinjaman untuk membiayai kegiatan tersebut.” “
Dari sisi kinerja operasi, PGN mencatatkan penjualan gas bumi sebesar 854 BBTUD, penjualan komersial LNG sebesar 57 BBTUD serta Terminal Use Agreement (TUA) dan konsumsi LNG sebesar 69 BBTUD. Bisnis LNG global merupakan bisnis baru yang dimulai tahun ini sehingga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan dibandingkan tahun lalu.
Produksi gas bumi kemudian tercatat sebesar 1.527 MMSCFD dan produksi minyak sebesar 150.716 boepd. Untuk usaha lain yang dikelola anak usaha atau afiliasi PGN, rekor pencapaiannya antara lain produksi migas sebesar 20.074 boepd, produksi LNG sebesar 144 bbtud, dan produksi LPG sebesar 105 ton per hari.
Upaya peningkatan pelanggan industri dicapai dengan peningkatan sebesar 3,8% dibandingkan akhir tahun 2023 atau sebanyak 3.222 pelanggan industri dan komersial serta 2.608 pelanggan kecil atau meningkat sebesar 32%. Sedangkan di dalam negeri, jumlahnya mencapai 808.334 pelanggan pada akhir September 2024.
Dengan meningkatkan penggunaan gas bumi di dalam negeri, PGN yakin pertumbuhan pelanggan di seluruh wilayah dapat terus melihat peningkatan gas bumi guna mencapai swasembada dalam negeri. Perusahaan berupaya menjaga sumber-sumber dari berbagai sumber, baik gas bumi maupun CNG dan LNG, melalui berbagai metode pengangkutan gas bumi, baik melalui pipa maupun pipa.
Arif menyimpulkan: “Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, regulator, dan pemerintah, kami berharap layanan dan konsumsi gas dalam negeri akan terus tumbuh dan menjadi solusi utama dalam transisi energi negara.”