Saham

Analis Sebut Sektor Semen di Indonesia Masih Perlu Banyak Stimulus

thedesignweb.co.id, Jakarta – Analis ekuitas senior Sinarmas Securitas Yosua Zisohi mengatakan sektor semen Indonesia masih memiliki banyak motivasi untuk mendorong pertumbuhan di tengah kelebihan pasokan. 

“Evolusi semen sebelum tahun 2014 dan 2015 memperlihatkan penggunaan semen yang sangat tinggi dibandingkan dengan permintaan, yaitu lebih dari 80 persen. Saat ini kebutuhan pasokan semen masih rendah, di bawah 60 persen,” kata Yosua dalam webinar riset institusi Sinarmas Sekuritas. , Selasa 24 September 2024

Yosua menambahkan, hal ini bisa memicu perang harga, terutama dari produsen baru yang berusaha merebut pangsa pasar. Oleh karena itu, menurut Joshua, produsen semen seperti Semen Indonesia dan Indocement perlu berbenah. 

Memasuki rezim suku bunga rendah, Yosua berharap permintaan di sektor real estate akan meningkat sehingga dapat memberikan prospek positif bagi industri semen Indonesia. 

“Penurunan suku bunga seharusnya meningkatkan permintaan dari sektor real estat, namun dampaknya akan memakan waktu. Jadi sebelum itu terjadi, industri semen masih sulit tumbuh,” ujarnya. 

Selain itu, pengurangan anggaran infrastruktur tahun depan juga akan menjadi tantangan bagi sektor semen Indonesia. Jadi, sektor real estate masih menunggu sesuatu yang bisa membuat sektor semen kembali tumbuh. 

Sementara pada pertengahan tahun 2024, Yosua mengatakan kebutuhan semen Indonesia akan terkonsentrasi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Hal ini terinspirasi dari letak ibu kota yang berpindah ke kawasan ini.

 

Sebelumnya, beberapa emiten semen mengumumkan kinerjanya untuk periode enam bulan yang berakhir 30/06/2024. Pada periode tersebut, kinerja emiten semen kompak dari sisi laba mengalami penurunan.

PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) membukukan rugi genap pada semester I 2024. CMNT membukukan pendapatan Rp 4,16 triliun pada semester I 2024, turun 3,68 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp4332. triliun.

Meski pendapatan turun, namun belanja pendapatan pada semester I 2024 meningkat menjadi Rp3,3 triliun dari Rp3,2 triliun pada semester I 2024. Sementara itu, selisih nilai tukar mempengaruhi kinerja perseroan sehingga menimbulkan kerugian sebesar Rp277,56 miliar.

Termasuk pajak dan beban lainnya, perseroan mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 428,3 miliar pada semester I 2024. Sedangkan pada semester I tahun lalu, perseroan mencatatkan laba sebesar Rp 223,25 miliar tetap.

Kemudian PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2024 sebesar Rp 7,32 miliar. Laba tersebut turun 56 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat Rp 16,63 miliar.

Penurunan laba pada semester I 2024 seiring dengan pendapatan yang turun 1,41 persen menjadi Rp 835,18 miliar dari semester I 2023 Rp 847,09 miliar. 17 miliar pada semester I 2023.

Alhasil, laba kotor perseroan pada semester I 2024 turun menjadi Rp 219,49 miliar. Sedangkan pada semester I 2023, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp 277,92 miliar.

 

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 501,48 miliar. Laba tersebut berkurang 42,11 persen dibandingkan laba semester I 2023 sebesar Rp 866,24 miliar.

Penurunan laba tersebut seiring dengan pendapatan perseroan yang anjlok 3,64 persen menjadi Rp 16,41 triliun pada semester I 2024. Pada semester I 2023, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 17,03 triliun.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp434,7 miliar atau turun 37,76 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat Rp698,43 miliar. .

Penurunan laba terjadi meski perusahaan melihat pertumbuhan pendapatan. Pendapatan perseroan pada semester I 2024 meningkat 1,94 persen menjadi Rp8,12 triliun dibandingkan Rp7,97 triliun pada semester I 2023.

Namun pada saat yang sama, belanja pendapatan meningkat menjadi Rp5,83 triliun pada semester I 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,54 triliun. Dampaknya, laba kotor perseroan pada semester I 2024 anjlok menjadi Rp2,3 triliun dari Rp2,43 triliun pada semester I 2024.

 

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) melaporkan laba periode berjalan pada semester I-2024 sebesar Rp 163,52 miliar. Laba tersebut turun 35,62 persen dibandingkan laba periode berjalan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 253,99 miliar.

Penurunan laba tersebut seiring dengan pendapatan semester I 2023 yang turun 2,74 persen menjadi Rp5,42 triliun dibandingkan semester I 2023 sebesar Rp5,57 triliun. naik menjadi Rp4,86 triliun dari semester I Rp4,44 triliun. semester 2024.

Alhasil, laba kotor semester I 2024 turun menjadi Rp 961,89 miliar. Sedangkan pada semester I tahun lalu, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp 1,23 triliun.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *