Kesehatan

Apakah HMPV Mengancam Nyawa? Ini Alasan Komorbid Diabetes dan Asma Wajib Waspada

thedesignweb.co.id, Jakarta – Human metapneumovirus (HMPV) merupakan virus yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia. Meskipun gejalanya sering kali ringan, seperti pilek, kondisi ini bisa menjadi parah pada orang yang memiliki penyakit penyerta atau penyakit penyerta.

Raden Rara Dayh Handaini, dokter spesialis paru dan kedokteran pernafasan RS Persahbatan menjelaskan, penderita penyakit penyerta seperti asma, diabetes, dan kelainan paru lebih rentan terkena infeksi HMPV.

“Yang jelas kita harus mewaspadai orang-orang dengan penyakit penyerta, terutama penyakit penyerta yang berarti sudah ada gangguan pada paru-paru. Dan sebaiknya pantau orang yang memiliki penyakit penyerta, karena (penyakit penyerta seperti) diabetes tentunya akan meningkatkan risikonya. Penyakit menular lainnya lagi,” kata Daya menjawab pertanyaan Healththedesignweb.co.id pada webinar RS Persahabatan, Jumat, 10 Januari 2025. dikatakan

Dai menekankan pentingnya mengendalikan penyakit penyerta untuk mencegah risiko infeksi lebih lanjut. Ia juga menambahkan, pasien HPV yang hanya mengalami gejala ringan seperti batuk tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

“Kalau menurut saya gejalanya hanya batuk saja, maka tidak perlu dibawa kemana-mana, obati di rumah dengan obat gejala, kalaupun tidak ada, cukup datang ke DPtS, tidak ada Go to. rumah sakit, kita tidak perlu melakukan rujukan apalagi ke IGD,” ujarnya. Apakah HMPV serius?

Namun lain halnya jika gejala HMPV lebih parah, seperti kesulitan bernapas. Dokter paru, prof. Erlina Burhan menekankan, gejala parah, terutama pada anak-anak, memerlukan rujukan segera ke unit gawat darurat (UGD).

“Jika seorang anak mengalami konstipasi, itu darurat dan mereka bisa dibawa ke unit gawat darurat. Kasus seperti ini bisa ditangani di unit gawat darurat dan bisa digunakan BPJS. Karena kalau anak mampet harus segera diobati, diberi oksigen, kalau ada mengi juga perlu steroid inhalasi, “Kalau pendek sekali sebaiknya dibawa (ke RS), tapi kalau ringan ya. tidak perlu pastinya,” kata Erlina.

Sebagian besar kasus HMPV dapat diobati di rumah dengan istirahat dan pengobatan simtomatik. Airlina merekomendasikan obat batuk dan pilek atau penurun demam jika diperlukan. Ia juga mengatakan minuman hangat, termasuk teh herbal, bisa membantu meringankan gejala jika aman dan terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Minum jamu bagus, air hangat juga bagus. Beberapa demam menyebabkan keluarnya cairan dalam jumlah besar di dalam tubuh, sehingga perlu diganti dengan banyak minum air putih. Bisa minum air putih, bisa minum yang herbal, ada yang tidak masalah, kata Erlina.

Ia menambahkan, pasien HMPV dapat meningkatkan sistem imun tubuhnya dengan mengonsumsi buah dan sayur yang kaya vitamin.

“Kalau kita makan buah dan sayur karena butuh vitamin, itu bagus, karena dirancang untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” imbuhnya.

Erlina yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyarankan berbagai cara untuk memperkuat sistem imun tubuh agar mampu melawan infeksi virus. Di antaranya tidur teratur, menghindari stres, dan mengonsumsi vitamin, probiotik, dan prebiotik.

“Jadi dilakukan semua yang bisa meningkatkan imunitas tubuh, misalnya harus tidur teratur, tidak begadang. Lalu jangan stres juga, minum vitamin, probiotik, prebiotik juga bisa. Tapi karena penyebabnya virus, kecuali terbukti ada koinfeksi dengan mikroba, jangan minum antibiotik,” kata Erlina.

Dengan menjaga kesehatan tubuh dan mengendalikan penyakit penyerta seperti diabetes atau kolesterol tinggi, risiko komplikasi HMPV dapat dikurangi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *