WEB NEWS Arab Saudi Catat Rekor Eksekusi Tertinggi dalam Lebih dari 30 Tahun
thedesignweb.co.id, Riyadh – Arab Saudi telah mengeksekusi tiga orang dalam lebih dari 30 tahun, negara itu mengumumkan pada Sabtu (28/9). Menurut perkiraan AFP, jumlah total eksekusi mati di Arab Saudi akan mencapai 198 pada tahun 2024.
Menurut Amnesty International, Kerajaan Teluk mengeksekusi tahanan terbanyak ketiga pada tahun 2023, setelah China dan Iran, demikian laman Voice of America Indonesia pada Selasa (10/1/2024).
Angka tersebut melampaui rekor sebelumnya yaitu 196 eksekusi pada tahun 2022 dan 192 pada tahun 1995, menurut Human Rights Watch yang berbasis di London, yang telah mencatat data tahunan sejak tahun 1990.
Kantor Berita Resmi Arab Saudi (SPA), kantor berita negara Arab Saudi, melaporkan kematian tiga tahanan, mengutip pernyataan Kementerian Dalam Negeri.
Menurut data AFP yang diperoleh dari laporan media resmi, 198 orang telah dieksekusi tahun ini, dibandingkan 170 orang pada tahun 2023.
Kerajaan kaya minyak ini sering dikritik karena penerapan hukuman mati. Organisasi hak asasi manusia menilai kebijakan tersebut berlebihan dan bertentangan dengan upaya Arab Saudi dalam memoles citra modernnya di kancah internasional.
Menurut informasi yang dihimpun kantor berita AFP, 32 orang yang terlibat terorisme dan 52 orang dinyatakan bersalah atas kejahatan narkoba dijatuhi hukuman mati tahun ini.
Rekor sebelumnya terjadi pada tahun 2022, ketika Amnesty International mencatat 196 eksekusi. Jumlah eksekusi terungkap dalam surat Komisi Hak Asasi Manusia Saudi. AFP menghitung ada 147 eksekusi pada tahun itu.
Meski data sebelum tahun 1990 tidak sepenuhnya jelas, Washington Post menulis bahwa pada tahun 1980, setelah perebutan Masjidil Haram di Mekkah, 63 orang dipenggal.
Eksekusi massal terbesar di Arab Saudi terjadi pada Maret 2022, ketika 81 orang dieksekusi dalam satu hari.
Riyaz sebelumnya menyatakan hukuman mati diperlukan untuk menjaga ketertiban umum dan hanya akan dilakukan jika terdakwa tidak mengajukan banding di semua tingkat persidangan.
Tingginya jumlah eksekusi ini konsisten dengan pernyataan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, yang mengatakan kepada The Atlantic pada tahun 2022 bahwa kerajaan tersebut menerapkan hukuman mati hanya untuk pembunuhan atau ketika banyak nyawa yang dipertaruhkan.
Rekor baru ini terjadi di tengah peningkatan tajam jumlah hukuman mati yang dijatuhkan kepada pelaku kejahatan narkoba tahun ini.
Pada akhir tahun 2022, Kerajaan Arab Saudi mengakhiri moratorium eksekusi selama tiga tahun bagi pelanggar narkoba, yang mengeksekusi 19 orang setiap bulannya.
Pada tahun 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa penggunaan hukuman mati untuk kejahatan narkoba bertentangan dengan norma dan standar internasional. PBB telah meminta pemerintah Arab Saudi untuk berhenti menerapkan hukuman mati untuk kejahatan narkoba.
Pada bulan September, 31 organisasi hak asasi manusia Arab dan internasional mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam peningkatan tajam angka eksekusi di Arab Saudi, khususnya terhadap pelaku narkoba.