Audit BPK Sebut Bantuan Kuota Internet Siswa di Era Nadiem Bocor Rp 1,5 Triliun
Semarang LIPTS6. – Bencana Domain (KPK) melaporkan akuisisi ITR 1.5 karena pusat pusat dan Nandor Makarim -Madem Kustom Laporan ini didasarkan pada temuan melalui pos pemeriksaan bisnis (BPK) tentang kelemahan dalam distribusi bantuan. Asisten Partier di Internet yang disediakan oleh Pusat Pendidikan dan Kebiasaan pada tahun 2021 Keuangan Keuangan Harapan, menurut Ujian BPK.
Ini akan mempengaruhi limbah anggaran, menyebabkan kerugian bagi negara. BPK juga memperhatikan bahwa rekonstruksi data penerima dalam sistem Dapodik dan PDDikti tidak baik dan manfaat sistem belum sepenuhnya dinilai. Dr. Abdul Fikri Faqih, anggota tempat sosial Indonesia, mencerminkan distribusi internasional bantuan internet dari Pusat Pendidikan, Budaya dan Teknologi (Kegmentikandbandk) atau sekarang Perusahaan Pendidikan Dasar.
Dia berkata: “Pada pertemuan 2021, saya mengingatkan semua orang bahwa 3T, perbatasan, dan dari jarak jauh sumber daya guru kami belum siap. Kami harus menyelesaikan pekerjaan rumah ini.” , Senin (11/11/2024).
Bagian dari partisi ini adalah proses oleh Pusat Pusat dan Program Rahasia Sosial. agbegbe akọkọ marun ti awọn oniṣẹ seluler: pt telkomsel tbk., pt xl axiata tbk., pt indosat tbk., pt hutchison 3 indonesia ati pt smartfren telecom tbk.
Pada saat itu, Fenci adalah wakil presiden Dewan DPR menemukan X. Pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa program tersebut belum tumbuh dan diikat dalam sistem. “Pemerintah memperburuk situasi dengan tidak 100 persen dari akses internet terbaik di 3T,” katamu.
Selain itu, melibatkan penerbitan partisi umum dan partisi pelatihan kecil, dengan nilai total yang mencapai puluhan GB. Siswa Paud mendapatkan porsi total 7GB, siswa sekolah dasar dan sekolah menengah 10GB, dan siswa dan pelatih 15GB. “Temuan pada saat itu adalah bahwa 60 persen guru tidak dalam teknologi data. Apa yang jelas merupakan situs survei jika Anda hanya akan jatuh dan kehilangan anggaran,” kata Fikri.