Kesehatan

Bahaya Diet Yo-Yo: Mengapa Berat Badan Naik-Turun dan Cara Menghindarinya

thedesignweb.co.id, Jakarta – Apakah Anda pernah bisa menurunkan berat badan, tetapi kemudian memiliki lebih banyak berat badan? Ruang ini dikenal sebagai diet yo-yo, yang merupakan penambahan berat badan yang dramatis dan penurunan berat badan dalam waktu singkat. Siklus ini terjadi karena tubuh merespons diet ketat sambil mempertahankan lebih banyak lemak sebagai cadangan energi. Akibatnya, setelah kembali ke diet normal, berat badan biasanya meningkat. Diet Yo-Yon tidak hanya mempengaruhi penampilan, tetapi juga memiliki efek serius pada metabolisme dan kesehatan mental. Apa diet Anda yo-yo?

Kata Mulianah Daya, M.Gizi, SP.GK, Diet Yo-Yo terjadi ketika kenaikan berat badan hingga 5 kg, kemudian 5 kg dalam waktu kurang dari tiga bulan dan ulangi dua atau tiga kali setahun. Proses ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diet yang tidak seimbang, stres dan diet ekstrem. Misalnya, jika seseorang memiliki berat 60 kg hingga 80 kg, maka jatuh 60 kg lagi, jumlah lemak yang tersisa lebih dari sebelumnya.

“Siklus ini akan membuat penurunan berat badan sulit di masa depan,” kata Mulianah dalam percakapan dengan media, “diet harus nyaman pada hari Kamis, 27 Februari 2025.

Diet yo-yo memiliki berbagai efek samping pada tubuh, termasuk: 1. Tambahkan risiko penyakit kardiovaskular

Perubahan berat badan akibat diet yo-yo dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 1,5 kali. Ini karena perubahan dramatis dalam berat badan memiliki efek pada tekanan darah, kolesterol dan metabolisme tubuh. 2. Akumulasi lemak visceral

Diet yo-yo menyebabkan lemak visceral, yang merupakan lemak di sekitar Viscera. Lemak ini sulit untuk menghilangkan dan meningkatkan risiko penyakit metabolisme seperti diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak dan sindrom metabolik. 3. Gangguan Gangguan Metabolik

Ketika seseorang sering pergi ke diet sempit, tubuh memperlambat metabolisme dan mencuri lemak lebih efisien. Akibatnya, setiap kali diet Anda berakhir, berat badan Anda cenderung meningkat lebih cepat dan lebih banyak lagi. 4 Efek Psikologis

Diet yo-yon tidak hanya memiliki efek fisik tetapi juga kesehatan mental. Siklus ini dapat menyebabkan stres, kecemasan dalam gangguan citra tubuh, yang menyebabkan seseorang kehilangan motivasi untuk mempertahankan gaya hidup sehat.

Diet yo-yo sering terjadi karena: Diet yang tidak realistis: Pembatasan kalori ekstrem membuat tubuh hilang dari makanan dan menyebabkan keinginan untuk melindungi sesudahnya. Kurangnya daya tahan: Setelah menurunkan berat badan, banyak orang berubah menjadi kebiasaan makan yang panjang, menyebabkan penambahan berat badan. Stres Dining: Garis dalam menanggapi stres juga merupakan faktor penting dalam diet yo-yo.

Untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan menghindari siklus diet yo-yo di sini, ada beberapa tahap yang dapat digunakan: menyebarkan diet seimbang: dengan protein yang cukup, karbohidrat kompleks, lemak sehat dan serat. Hindari diet ekstrem yang membatasi kelompok makanan tertentu. Gaya Hidup Sehat: Olahraga teratur dan pola makanan sehat harus menjadi bagian dari kehidupan sehari -hari, kecuali jika Anda ingin menurunkan berat badan. Kelola stres dengan baik: Stres dapat menyebabkan kebiasaan makan berlebih. Cari tahu cara mengendalikan stres, seperti meditasi, yoga atau olahraga, sehingga model makan tetap terkontrol. Fokus pada kesehatan, bukan hanya berat badan: jangan hanya diperbaiki dengan angka skala. Prioritaskan kesehatan secara keseluruhan dengan membangun gaya hidup sehat yang stabil. Mendengarkan ahli gizi: hubungi ahli gizi atau dokter untuk mengembangkan rencana diet yang aman dan efektif sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.

Diet yo-yo adalah siklus berbahaya yang memiliki efek buruk pada kesehatan fisik dan mental. Untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal, fokuslah pada perubahan gaya hidup yang sehat dan konsisten, bukan diet ekstrem yang hanya memberikan hasil sementara. Ingatlah bahwa kesehatan yang baik adalah tujuan utama, bukan hanya sejumlah skala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *