THE NEWS Bank Dunia Peringatkan Dampak Konflik Timur Tengah ke Ekonomi Indonesia
thedesignweb.co.id, Jakarta Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aditya Mattu mengingatkan, geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Rusia-Ukraina dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi negara-negara Asia Timur dan Pasifik (EAP). ) daerah.
Selain memakan korban jiwa, secara ekonomi, konflik dan ketegangan ini dapat menghambat impor dan ekspor di Timur Tengah dan mempengaruhi harga minyak mentah.
“Harga minyak mentah USD 70 hingga USD 80. Jika konflik ini semakin parah dan mencakup negara-negara penghasil minyak, maka akan menghasilkan guncangan yang tinggi,” kata Mattoo dalam webinar Media Update-Asia Pacific Economic Update-Oktober 2024. 8/10/2024).
Bank Dunia menambahkan, konflik di Timur Tengah juga menghambat pelayaran maritim. Hal ini berdampak pada biaya angkutan laut yang meningkat sebesar 40 persen dibandingkan sebelum konflik.
Guncangan ekonomi global ini mempengaruhi permintaan ekspor di kawasan Asia Pasifik dan akan mempengaruhi pertumbuhan, ujarnya. Proyek pertumbuhan ekonomi
Bank Dunia melihat negara-negara EAP yang baru muncul akan terus tumbuh lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di dunia pada tahun 2024, namun epidemi ini lebih lambat dibandingkan sebelumnya.
Bank Dunia memproyeksikan Asia Timur dan Pasifik akan tumbuh sebesar 4,8 persen pada tahun 2024, dan melambat menjadi 4,4 persen pada tahun 2025.
Pertumbuhan di Tiongkok, negara dengan perekonomian terbesar di kawasan ini, diperkirakan akan turun dari 4,8 persen pada tahun ini menjadi 4,3 persen pada tahun 2025 karena masih lemahnya pasar properti, rendahnya kepercayaan konsumen dan investor, serta tantangan struktural seperti penuaan dan ketegangan global.
Pertumbuhan di wilayah lain diperkirakan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2024 menjadi 4,9 persen pada tahun 2025, yang diuntungkan oleh peningkatan konsumsi domestik, pemulihan ekspor barang, dan pemulihan sektor pariwisata.
Di antara negara-negara besar, hanya Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sama dengan atau di atas tingkat pertumbuhan sebelum pandemi pada tahun 2024 dan 2025, sementara pertumbuhan di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan akan tetap berada di bawah tingkat tersebut.
Negara kepulauan Pasifik ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada tahun 2024 dan 3,4 persen pada tahun 2025, seiring dengan pulihnya pariwisata. Pertumbuhan investasi di sebagian besar wilayah ini lemah.