Saham

Bank Mandiri Revisi Target Pertumbuhan Kredit, Mengapa?

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) merevisi target pertumbuhan penyaluran kredit tahun 2024, seiring dengan tren pertumbuhan penyaluran kredit yang positif pada semester pertama tahun ini.

Per Juni 2024, total pinjaman Bank Mandiri tumbuh pesat sebesar 20,5% year-on-year. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri yang berkisar 12%, pertumbuhan tersebut didorong oleh segmen grosir yang tumbuh sebesar 27% year-on-year. Di antara permintaan yang baik dari pelanggan di grup ini

Sementara itu, kredit segmen ritel Bank Mandiri tumbuh 10,8% year-on-year. Angka ini lebih tinggi dibandingkan industri ritel yang sebesar 8,6% dibandingkan tahun lalu. Strategi pertumbuhan kami di sektor ritel didorong oleh pendekatan ekosistem serta melalui saluran distribusi cabang dan platform digital oleh sektor-sektor unggulan di setiap wilayah.

“Mengingat tren yang menguntungkan ini, kami telah menaikkan panduan pertumbuhan pinjaman menjadi 16%-18% yoy dari 13%-15% yoy berdasarkan laporan keuangan konsolidasi. “Sementara untuk pedoman NIM dan biaya kredit akan kami pertahankan pada level masing-masing 5-5,3% dan 1-1,2%,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparan kinerja Bank Mandiri, Rabu (31/7/2024). )

Darmawan sendiri mencatat beberapa kondisi makroekonomi belakangan ini yang menyebabkan nilai tukar rupee terhadap dolar AS terdepresiasi. Penguatan ini disebabkan oleh fenomena dolar. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian waktu penurunan suku bunga The Fed, serta dinamika politik dan pemilu di AS. Hal ini berisiko mengganggu stabilitas pasar keuangan global. Dari dalam negeri, BI rate tetap dipertahankan pada level 6,25% untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupee. Dan menarik aliran modal dari luar negeri

“Ke depan, Office of the Chief Economist Bank Mandiri memperkirakan baik Fed Funds Rate maupun BI Rate akan mengalami penurunan minimal 25 basis poin pada kuartal keempat tahun ini,” kata Darmawan.

 

Selain suku bunga acuan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja bank adalah likuiditas di pasar yang mempengaruhi biaya modal. Dengan rata-rata biaya dana industri perbankan saat ini sebesar 2,83% atau naik 50 bps, Bank Mandiri berhasil menjaga biaya modalnya tetap di bawah industri. Dengan biaya modal 2,08%

Untuk menjaga profitabilitas di tengah tantangan tersebut, Bank Mandiri akan menjaga biaya modal dengan mendorong pertumbuhan CASA melalui Livin dan Copra agar NIM Bank Mandiri tetap pada level paling tepat hingga semester I 2024.

“Selanjutnya untuk memperkirakan standar suku bunga akan turun. Kami juga mengoptimalkan komposisi portofolio untuk menjaga profitabilitas. “Hal ini termasuk mendorong pertumbuhan di daerah dengan hasil tinggi,” tambah Darmawan.

 

Dari sisi strategi pertumbuhan, Bank Mandiri terus menerapkan strategi yang telah ditempuh. Fokusnya adalah meningkatkan dominasinya di bisnis inti atau grosir. Dan pertumbuhan didasarkan pada pertumbuhan yang didorong oleh ekosistem dan sektor-sektor utama di kawasan ini agar sektor ritel dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi.

Sementara di sisi DPK, Bank Mandiri fokus menjadi mitra keuangan bagi nasabahnya dengan menawarkan solusi keuangan yang komprehensif. Termasuk memanfaatkan jaringan Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia dengan konektivitas teknologi dengan mengoptimalkan platform digital yang ada. Untuk dapat mengakses seluruh layanan Bank Mandiri di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *