Barisan Rakyat Takalar Sorot Netralitas ASN dan Intervensi Oknum Polisi Jelang Pilkada Serentak
thedesignweb.co.id, Front Rakyat Takalar (Barata) Takalar menggelar aksi unjuk rasa di Polsek Bawaslu Takalar, Polsek Takalar, dan Kantor Bupati pada Kamis (19/9/2024). Pengunjuk rasa Barata dituduh melanggar netralitas oleh beberapa aparatur pemerintah (ASN), beberapa kepala desa dan intervensi polisi menjelang pemilihan walikota serentak di Kabupaten Takalar (Pilkada Takalar).
Koordinator Aksi Aditya Shokas mengatakan pihaknya telah menerima sejumlah bukti keterlibatan tokoh ASN, kepala desa, dan aparat kepolisian yang terang-terangan mendukung pasangan calon di Takala.
“Ada ASN dan kepala desa yang terlibat aktif dalam mobilisasi masyarakat untuk mendukung calon tertentu,” kata Aditya.
Menurut dia, beredar sejumlah dokumen yang menunjukkan Ketua RW dan Kepala Desa ikut serta dalam sosialisasi calon Wali Kota Takala yang berlangsung pada Rabu, 11 September 2024, di rumah warga. walikota desa. Ia mengatakan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Takalar tidak boleh ketinggalan dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Bavaslu Takalar harus memeriksa pelanggaran netralitas ASN dan kepala desa, kata Aditya.
Sebelumnya, keikutsertaan lurah, kepala desa, dan perangkat desa dalam acara-acara publik calon raja diumumkan Bawaslu Takalar pada Senin, 12 September 2024. Wartawan tersebut ternyata warga negara bernama Muhammad Rusli.
Dalam pemberitaannya, wartawan melaporkan nama-nama lurah, kepala desa, dan beberapa perangkat desa yang ikut serta dalam masyarakat calon. Kehadiran ASN dan kepala desa beserta perangkatnya diduga melanggar surat edaran Bawaslu Takalar yang melarang ASN dan kepala desa terlibat dalam politik nyata.
Menurut Aditya, sebenarnya tindakan kebijakan ASN dan perangkat desa bertentangan dengan undang-undang netralitas berdasarkan UU 5 Tahun 20214 tentang Asesmen Keperdataan. Dia mengatakan, hal serupa bisa saja dilakukan oleh beberapa ASN untuk mendukung pasangan calon.
“Mereka mungkin juga menghadapi tekanan politik atau campur tangan pihak tertentu,” kata Aditya.
Selain ASN dan kepala desa, Aditya juga mencontohkan tudingan aparat kepolisian yang menggalang dukungan terhadap calon pasangan tersebut. Menurutnya, sejumlah anggota polisi di Takala diduga mendukung pasangan calon dan memberikan ancaman pidana kepada beberapa kepala desa.
Situasi politik di Takala kurang baik karena adanya dugaan salah satu calon menggunakan aparat kepolisian untuk mengumpulkan kepala desa dan perlengkapannya, kata Aditya.
Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut, Aditya Takalar mendesak Pj Bupati menindak tegas ASN yang diduga terlibat politik nyata dan melanggar netralitas ASN. Aditya juga mendesak kepolisian mengedepankan netralitas jelang Pilkada Takalar.
“Kami juga menentang keras segala upaya beberapa kandidat untuk menghukum siapa pun karena kepentingan politiknya,” kata Aditya.
Diketahui, ada dua calon yang maju di Pilkada Takalar 2024, keduanya Syamsari Kitta Natsir Ibrahim Haji Nojeng dan Muhammad Firdaus-Hengki Yasin.
Pada pilkada kali ini, Syamsari-Nozheng berstatus berkuasa. Ia akan bertemu Firdaus, saudara Jenderal Fadil Imran, Kepala Badan Keamanan Nasional (Kabaharkam).
Selain itu, Kapolda Sulsel Andi Rian Jajadi mengatakan, aparat kepolisian tidak boleh terjun ke dunia politik, apalagi untuk menguntungkan calon pada Pilkada 2024, kata Andi Rian dalam rapat koordinasi lintas sektoral Operasi Polisi Mandiri di Hotel Harper. Kawasan Mantap Praja Pallawa, Jalan Perintis Independen Makassar, Selasa 17 September 2024
Andy Rian menegaskan, Polri harus menjadi instrumen negara yang menjaga semangat demokrasi, keamanan, perdamaian, dan keadilan.
Presiden RI menyampaikan dalam pidato pengantar kepada pejabat TNI dan POLRI di Istana Negara IKN pada 12 September 2024 bahwa TNI-POLRI harus mendukung penuh pendudukan Pilkada, kata Andi Rian.
Oleh karena itu, Andi Rian kembali menegaskan agar anggota yang berada di bawah naungan Korps Bhayangkara harus bersinergi dengan pihak lain agar pilkada berjalan lancar.
“Kalau ada masalah kecil segera selesaikan, jangan sampai menjadi masalah besar,” tegas mantan Kapolda Kalsel itu.
Lihat video unggulan di bawah ini: