Saham

Barito Renewables Catat Laba USD 86 Juta hingga Kuartal III 2024

Liputan6.com, Jakarta – PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatatkan penurunan pendapatan, namun laba bersih pemilik induk sedikit meningkat hingga kuartal III 2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Barito Renewables Energy Tbk meraup pendapatan sebesar US$441,3 juta pada kuartal III 2024. Angka tersebut menunjukkan sedikit penurunan sebesar 0,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 445,3 juta. .

Perusahaan mengatakan pendapatan sedikit turun karena berkurangnya produksi dari bisnis panas bumi akibat matinya 2 unit Darajat. Perusahaan menyelesaikan masalah ini pada awal September 2024 dan operasionalnya telah kembali normal.

Beban pendanaan perusahaan meningkat dari $100,54 juta menjadi $102,65 juta pada September 2024. Pendapatan bunga meningkat dari $7,21 juta menjadi $11,84 juta. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs sekitar US$ 2,43 juta dari sebelumnya laba US$ 944 ribu.

Perseroan mencatat laba sebelum pajak penghasilan turun 2,67 persen menjadi 217,71 juta dolar AS pada September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 223,70 juta dolar AS.

Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 1,8 persen menjadi US$ 86,05 juta per September 2024 dibandingkan US$ 84,47 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perseroan mengatakan peningkatan laba tersebut ditopang oleh dampak positif akuisisi Sidrap 1 dan peningkatan kepemilikan di Salak-Darajat.

Sejalan dengan kinerja ini, laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk awal dan dilusian tercatat sebesar $0,00064 untuk tahun berjalan hingga September 2024, turun dari $0,00063 untuk periode yang sama tahun sebelumnya.

Total modal ekuitas perseroan meningkat dari Desember 2023 menjadi 736,52 juta dollar AS pada kuartal III 2024, dan liabilitas meningkat dari 650,33 juta dollar AS menjadi 2,85 miliar dollar AS pada Desember 2023 menjadi 3,04 miliar dollar AS pada kuartal III 2024.

Aset perusahaan tumbuh dari $3,50 miliar pada Desember 2023 menjadi $3,78 miliar pada September 2024. Perusahaan memiliki kas sebesar $247,78 juta dan setara kas $293,16 juta dari Desember 2023 hingga September 2024.

Perseroan menyebutkan total aset meningkat 7,9 persen pada akhir tahun 2023 dibandingkan September 2024. Di sisi lain, rasio utang/ekuitas bersih diperkirakan meningkat menjadi 2,1 kali lipat dalam sembilan bulan tahun 2024.

Sebelumnya, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjelaskan alasan dikeluarkannya saham perseroan dari indeks FTSE Russell. Direktur PT Barito Renewable Energy Tbk Merly menjelaskan, jumlah saham beredar BREN tidak banyak berubah sejak penawaran umum perdana (IPO).

Saham BREN disebut-sebut tercoret dari indeks FTSE karena empat pemegang saham menguasai 97 persen total saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy. Situasi ini tidak memenuhi ketentuan mengenai pembatasan free float karena tingginya konsentrasi pemegang saham.

“Pembatalan masuknya BREN ke dalam indeks FTSE Russell bukan karena tidak dipenuhinya ketentuan free float, melainkan karena terkonsentrasinya saham BREN pada kepemilikan empat pemegang saham atau 97% dari seluruh saham BREN,” kata Merly. . Presentasi publik BREN, Kamis (24/10/2024).

Empat pemegang saham pemilik 97% saham BREN resmi menyerahkannya ke Bursa dan OJK saat penerbitan saham perdana (penawaran umum) tahun 2023. Di antaranya PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Green Era Energy Pte., Jupiter Tiger. Kepemilikan dan Dana Prime Hill. Saat IPO, empat pemegang saham menguasai 97,00 persen saham. Pasca penawaran umum, terjadi perubahan 95,97 persen hingga 19 September 2024.

Sebelum IPO, PT Barito Pacific Tbk memiliki 64,666% saham BREN. Kemudian Green Era Energy Pte. 23,603%, Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds masing-masing 4,365%.

Pasca penawaran umum, PT Barito Pacific Tbk dan Green Era Energy Pte. tidak ada perubahan yang terjadi. Sementara kepemilikan saham Jupiter Tiger Holdings turun menjadi 3,941%, sedangkan kepemilikan Prime Hill Funds bertahan di 3,761%.

 

Berdasarkan data harian per 19 September 2024 yang diberikan KSEI kepada emiten, jumlah saham yang memenuhi syarat free float berdasarkan ketentuan Bursa adalah sebanyak 15.601.235.234 saham atau 11,66%.

Angka tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan persentase mengambang dalam prospektus IPO yang menyebutkan jumlah saham beredar sebanyak 15.694.413.334 lembar saham atau 11,73%.

“Jadi kalau dilihat memang tidak ada perubahan signifikan dari IPO sampai saat itu,” kata Merly.

Sebagai perusahaan publik, Merly mengatakan BREN akan selalu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan juga akan selalu mematuhi ketentuan atau kewajiban penawaran umum yang saat ini dijalankan secara berkala, termasuk free float dan pelaporan pemegang saham.

“Ini harus kita laporkan secara berkala, termasuk pembelian yang dilakukan oleh pemilik manfaat kita, Pak Prajogo Pangestu,” kata Merly.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mewanti-wanti pembelian yang dilakukan regulator secara terus-menerus dapat menurunkan saham masyarakat atau free float. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, secara umum regulator berhak membeli saham perseroan sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam hal ini, sekretaris perusahaan disebut mempunyai tugas untuk mencatat dan mengingat jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham.

“Sebagai liaison officer, sekretaris perusahaan juga bertugas mendata dan melihat komposisi struktur kepemilikan saham. Jadi ke depan bursa akan memantau kepatuhan terhadap persyaratan tersebut. mengambil tindakan untuk memastikan perusahaan mematuhi kebijakan publik,” kata Nyoman kepada wartawan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *